Mohon tunggu...
Luqman Aryowidi
Luqman Aryowidi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Just a passionate geek

Video Game, Comics, Movie, Football and Pro Wrestling Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Filosofi "Cantera" sebagai Strategi Athletic Bilbao di Era Modern Football

3 Maret 2020   18:23 Diperbarui: 3 Maret 2020   18:38 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan dalam dunia sepak bola sekarang ini tidak luput dari faktor komersial dan finansial. Sudah banyak klub elit Eropa yang mulai berkolaborasi dengan beberapa perusahaan swasta yang tidak ada kaitannya dengan sepak bola, melakukan transfer pemain dengan harga yang fantastis, atau transfer pemain berkelas demi menaikan brand suatu klub, tiket pertandingan yang mahal, beralih fungsi sebagai atraksi turis hingga aturan yang mengekang fans dalam kebebasan berekspresi, inilah era Modern Football. 

Meskipun begitu, masih ada  klub eropa lainnya yang mempertahankan kebijakan klub sesuai dengan tradisi yang sudah lama di praktek kan dan mampu beradaptasi di era Modern Football, diantaranya adalah Athletic Bilbao.

San Mames, nama Stadion Athletic Bilbao yang diambil dari tokoh Bilbao, San Mames | Sumber gambar: athletic-club.eus
San Mames, nama Stadion Athletic Bilbao yang diambil dari tokoh Bilbao, San Mames | Sumber gambar: athletic-club.eus
Athletic Bilbao atau Athletic Club de Bilbao adalah klub sepak bola yang berasa dari kota Bilbao, wilayah Basque, Spanyol. Klub ini dijuluki sebagai Los Leones atau Sang Singa dan San Mames Stadium sebagai kandang stadionnya. Dijuluki sebagai Sang Singa dan San Mames sebagai kandang stadionnya karena Stadion ini berdiri di lokasi bekas kapel yang didedikasikan untuk Saint Mammes. 

Atlhletic Bilao telah memenangkan 8 kali gelar La Liga, gelar Copa del Rey sebanyak 23 kali. Klub ini adalah satu dari tiga anggota pendiri Primera Division atau La Liga yang tidak pernah turun kasta dari divisi teratas sejak didirikan pada tahun 1929, dua lainnya adalah Real Madrid dan Barcelona. 

Pesaing utama Athletic adalah Real Sociedad, klub yang berasal dari kota besar lainnya di wilayah Basque yaitu Donotsia San-Sebastian sehingga pertandingan antar kedua klub tersebut dikenal sebagai Basque Derby, dan Real Madrid yang sama halnya seperti Barcelona karena dipengaruhi isu politik.  

Dibentuk pada tahun 1898, atau ada referensi tahun lain yaitu 1903,  Athletic Bilbao menjadi klub  "Invincibles" pertama di Spanyol  ketika mereka memenangkan La Liga tanpa terkalahkan pada 1929-30 dan tambahan 2 gelar lagi 1931 dan 1934. Saat era kepelatihan William Garbutt, klub ini menjadi klub besar di Spanyol dan dengan munculnya Telmo Zarra yang kemudian mencetak rekor klub dengan 294 gol di semua kompetisi. Pada tahun 1943, Athletic Bilbao memenangkan 2 piala  gelar lagi dan mempertahankan gelar Copa Del Rey pada tahun 1944 dan 1945.  

Iker Muniain (27 tahun), salah satu
Iker Muniain (27 tahun), salah satu
Sejak 1912  klub asal Basque tersebut mengembangkan filosofi "Con Cantera Y Aficion, No Hace Falta Importacion" - yang diterjemahkan sebagai "dengan bakat lokal dan dukungan lokal, Anda tidak perlu impor", filosofi yang akhirnya menjadi landasan kebijakan transfer dan pengembangan pemain klub tersebut yang hanya merekrut pemain yang lahir di wilayah Basque atau mempelajari keterampilan sepak bola di klub mana saja yang berasal dari Basque. 

Selain merawat dan melesteraikan regenerasi pemain, kebijakan ini membantu mempertahankan pendapatan klub. Kebijakan "Cantera" atau pemain lokal adalah kebijakan yang tidak tertulis, namun pada tahun 2008 situs resmi Athletic Bilbao memberikan kolom yang menjelaskan kebijakan klub tersebut secara spesifik.. Filosofi tersebut sangatlah ketat dan selalu muncul perdebatan saat musim bursa transfer dibuka. 

Diego Forlan, mantan penyerang Timnas Argentina yang juga pernah bermain untuk Atletico Madrid dan Manchester United, mempunyai keturunan Basque dari neneknya dan sempat menjadi incaran Athletic Bilbao namun tidak direalisasikan karena ada beberapa kriteria yang belum terpenuhi. Antoine Griezmann juga sempat menjadi target klub asal Basque tersebut. 

Meskipun tidak memiliki keturunan Basque sama sekali, Griezmann sudah menjadi pemain Real Sociedad sejak umur 14 tahun dan bisa disepakati sebagai kriteria "Cantera" karena bermain untuk salah satu klub asal Basque namun hasilnya seperti Forlan karena kriteria yang tidak terpenuhi dan Griezmann sendiri juga tidak tertarik untuk bergabung dengan Athletic Bilbao. 

Inaki Williams menjadi pemain terakhir yang sempat mengalami perdebatan. Pemain Spanyol yang lahir di Bilbao  dan lulusan "Cantera" Bilbao menjadi sorotan publik Basque karena dari segi fisik yang berbeda dengan masyarakat Basque karena memiliki keturunan Ghana, sehingga sempat terkena hinaan rasisme meskipun akhirnya diterima oleh supporter Los Leones karena kontribusinya yang memukau.

Kepa Arrizabalaga (25 tahun), kiper Chelsea hasil
Kepa Arrizabalaga (25 tahun), kiper Chelsea hasil
Ketatnya filosofi "Cantera" bukan berarti Athletic Bilbao tidak mampu bersaing di era modern football. Pemain "Cantera" yang diincar oleh klub top eropa lainnya, Athletic Bilbao mempunyai strategi khas yang sangat ampuh untuk membuat klub top lainnya merasa "putus asa", yaitu membanderol pemain "Cantera" dengan harga tinggi melalui "buy-out clause" yang tinggi dengan tujuan mencegah pemain terbaiknya lepas dan jika pemain tersebut dilepas, keuntungan besar bisa menjadi modal dalam perkembangan Athletic Bilbao. 

Klub elit eropa seperti Bayern Munchen, Manchester United, Manchester City dan Chelsea adalah beberapa klub eropa yang sudah jatuh terperangkap strategi Atheltic Bilbao saat melakukan negosiasi Javi Martinez (40 juta ke Bayern Munchen), Ander Herrera (36 juta Man United), Aymeric Laporte (65 juta ke Man City), dan Kepa Arizzabalaga (80 juta ke Chelsea) yang harus mengeluarkan dana lebih banyak, padahal  masing-masing klub yang bersangkutan sadar bahwa harga tersebut tidak sesuai dengan harga di bursa transfer permain. Hasil penjualan pemain yang sangat menguntungkan, digunakan kembali untuk simpanan revitalisasi San Mames, dan pengembangan fasilitas untuk menghasilkan generasi "Cantera" selanjutnya.

Filosofi "Cantera" ala Athletic Bilbao inilah yang menjadi aturan main klub asal Basque dan klub top eropa lainnya yang bersangkutan seakan tunduk terhadap aturan tersebut. Filosofi tersebut mampu menunjukan dengan talenta lokal pun bisa bersaing dengan klub elit lainnya dan menjadi suatu kebanggan untuk menghasilkan pemain berkelas dunia ketimbang membeli pemain dengan kualitas yang sama, yang dimana prinsip tersebut makin lama makin terkikis akibat sifat alami modern football. Membanderol "Cantera" terbaik dengan harga tinggi bertujuan untuk melindungi pemain terbaiknya dan jikalau pun terjadi pembelian, diharapkan pemain tersebut merasa bangga karena keuntungan hasil penjualan membanti projek klub yang akan datang, meskipun ada beberapa pemain yang kurang setuju akan hal ini.


Sumber dan Referensi:
wikipedia.org/wiki/Athletic_Bilbao#History
wikipedia.org/wiki/Bizcaya_(football_team)
wikipedia.org/wiki/Bilbao_Football_Club
insideathletic.com
bizkaiatalent.eus
elartedf.com
duke.edu
thesportsman.com
goal.com
youtube.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun