Dalam 10 tahun terakhir, olahraga bidang Professional Wrestling dikuasi oleh promotor World Wrestling Entertainment atau disingkat WWE.
Nama ini cukup dikenal bagi generasi 90an di Indonesia karena sempat tayang di teve lokal, hingga akhirnya tidak ditayangkan kembali karena banyak kontroversi bagi konsumen Indonesia.
Popularitas WWE memang tidak diragukan lagi, pasalnya promotor asal Amerika ini sudah berdiri dari tahun 1952 sampai sekarang. Performa atlet WWE pun juga mempengaruhi gaya hidup masyarkat di Amerika Serikat.
Meskipun stigma Professional Wrestling yang dipandang "palsu", olahraga ini masih populer di negara Paman Sam, bahkan pernah mendapatkan rekor bagus sebagai acara teve dengan durasi yang panjang.
Vince Mcmahon adalah salah satu tokoh yang sangat berpengaruh di balik berdirinya industri Professional Wrestling. Kesuksesan WWE akhirnya menghasilkan jenis industri baru, yaitu Sports Entertainment.
Sports Entertainment sendiri adalah jenis olahraga baru yang memang tujuannya adalah untuk memberikan hiburan fantastis dan megah untuk para audiens. Unsur dasar olahraga seperti kompetisi dalam sports entertainment masih melekat.Â
Namun, karena tujuannya adalah untuk hiburan penonton, beberapa jenis sports entertainment sudah menentukan bagaimana hasil akhirnya, bukan berarti ajang olahraga ini ada perilaku match fixing (misal, kompetisi Cheerleader adalah salah salah satu Sports Entertainment, dan unsur kompetisinya sangatlah "pure genuinly competitive", atau Harlem Globetrotters yang memberikan hiburan fantastis dalam olahraga bola basket dengan mengadakan pertandingan persahabatan dengan klub atau komunitas lokal), melainkan karena memang tujuan awalnya adalah seperti itu dan hal tersebut sudah menjadi "rahasia umum" dan alasan itulah mengapa Professional Wrestling masih dianggap "palsu".
Meskipun WWE menjadi promotor yang dominan, para penggemar olahraga ini sudah mulai bosan, alasan utamanya adalah kurangnya kreativitas yang megah dan atlet professional wrestling yang tidak memenuhi ekspetasi.
Di saat WWE mengalami kemunduran, mulai muncul promotor independen yang bahkan mampu menarik perhatian para penggemar olahraga ini, bahkan banyak yang menyatakan bahwa promotor independen ini justru lebih memiliki atlet yang lebih menarik ketimbang atlet di WWE.Â
Promotor seperti RoH, Impact, PWG, yang merupakan promotor yang tidak sebesar WWE masih bisa menarik para penggemar professional wrestling dan menyajikan hiburan yang tidak kalah dari WWE, meskipun para penggemar olahraga ini juga mengakui bahwa promotor independen akan susah untuk menyaingi WWE dalam waktu dekat.
Selain promotor indepeden yang sedang naik daun, promotor dari Jepang yaitu NJPW juga sedang merambah popularitasnya di tanah Paman Sam.
Salah satu faktor NJPW bisa diterima oleh penggemar professional wrestling di Amerika adalah karena masih mempertahankan kekhasan dalam olahraga ini, faksi.Â
Dalam professional wrestling, faksi digunakan sebagai "pendorong promo" untuk pertandingan utamanya atau menaikkan popularitas salah satu atletnya. WWE sempat menggunakan ini sebagai acuan utamannya dalam mempromosikan pertandingan.Â
Faksi seperti NWO, DX berpengaruh besar dalam sejarah popularitas professional wrestling. Hal serupa juga digunakan oleh NJPW dalam menaikan popularitas promotor asal Jepang. Faksi yang sekarang terkenal dalam NJPW ada 3, chaos, bullet club dan L.I.J.
Ketiga faksi ini mempunyai peran yang besar dalam menaikan popularitas NJPW, akibatnya ketiga faksi ini mampu menembus dunia pop culture melalui penjualan marchendise.
Faksi di NJPW juga mampu memberikan hiburan yang selama ini telah dilupakan oleh WWE, selain performa atlet yang memukau, setiap faksi memiliki ciri khas dan karakter yang berbeda namun haus akan kemenangan dan hal ini hampir hilang di WWE.
Selain NJPW, ada juga All Elite Wrestling (AEW). Promotor ini digadang sebagai pendatang baru sekaligus pesaing berat WWE.
AEW adalah promotor yang dibentuk oleh mantan anggota dari Bullet Club, yaitu The Young Bucks (Nick Jackson&Matt Jackson), Kenny Omega, dan Cody Rhodes.
AEW dinilai sebagai penantang WWE lantaran mampu memberikan format lebih segar dalam bidang olahraga ini, yaitu format "win-lose-draw record" yang sering digunakan di olahraga tinju dan MMA. Format ini sangat asing di olahraga ini, karena sports entertainment hanya mementingkan respons dari penggemarnya.
Menurut Cody, penggunaan format ini akan membantu para atlet professional wrestling untuk lebih kompetitif, memberikan kesempatan yang besar dan tentunya memudahkan untuk membuat promosi untuk pertandingan utamanya.
Penggunaan format ini menjadi "pukulan telak" bagi WWE karena hal semacam ini bisa saja menjadi kunci permasalahan yang terjadi di WWE, hiburan yang monoton dan membosankan karena hampir 5-10 tahun, atlet utama di WWE tidak ada perubahan atau generasi baru, sedangkan AEW menggunakan format ini sebagai upaya untuk mencari generasi baru.
Para promotor seperti NJPW dan AEW terlihat sudah atau sedang berupaya untuk menetapkan standar baru untuk menjadi promotor professional wrestling. Ini akan menjadi ancaman WWE jika tidak diatasi dengan serius.
Namun dalam waktu yang dekat ini, WWE masih menjadi promotor dominan karena faktor sejarah yang sangat berpengaruh dalam industri Sports Entertainment.
Ke depan, menarik untuk dinantikan warna-warna baru dalam olahraga ini.
Sumber dan Referensi: forbes.com | dailyddt.com | whatculture.com | sescoops.com | vice.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H