Mohon tunggu...
Ida Lumangge S
Ida Lumangge S Mohon Tunggu... Buruh - IRT

Pemain!, Karena tak seorangpun dalam hidup ini yang jadi penonton.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perempuan yang Benci Kopi, Hujan, dan Senja

17 Januari 2019   17:29 Diperbarui: 17 Januari 2019   17:32 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya heran dengan mereka, yang memuja kopi

padahal bagiku ia hanyalah tentang cerita

pahit, pekat, gelap dan kelam

"Itu tergantung cara kamu menyeruputnya" katamu kala itu

Ahh...dan tiba - tiba aku merindukanmu dan aroma kopimu

Pun hujan

bagaimana mungkin mereka menyanjungnya

padahal ia hanyalah tentang duka dan airmata 

dan juga tentang potongan - potongan kenangan

yang selalu saja mengusik

saat rinainya menyetubuhi bumi

sudah sejak lama, aku ingin membunuh hujan

dan melarungnya di anak - anak sungai

hanyut, lepas bersama kisah tentang kamu

Kata mereka lagi

senja adalah waktu yang sempurna

untuk menikmati hujan

dan menyeruput kopi yang masih mengepul

"mungkin mereka sudah tidak waras!"

padahal senja bercerita tentang kasih kita

yang harus segera usai.

Senja kembali datang

buru - buru kusekap ia dalam keranda gelap

pun hujan telah kularungkan

bersama kopi yang telah dingin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun