Kulihat dia duduk termenung
Seakan menanti akan sesuatu
Yang entah siapa dan entah darimana
Setiap senja turun
Dia pasti kembali, perempuan itu
Dengan pandangan harap pada senja
“ Dimanakah gerangan sang pujaan hati?”
Kekasih yang dinanti
Berjanji akan kembali, sebelum senja berlalu
Namun ribuan senja sudah berlalu
Janji…janji hanya tinggal janji
Perempuan itu kembali termenung
Berharap senja memberinya janji
Menyingkap gelap dengan pagi
Memberi embun pada dedaunan
“Perempuan Penunggu Senja”
Begitulah aku memanggilnya
Pernah suatu kali aku bertanya
“Mengapa selalu menunggu senja?”
Perempuan itu menoleh
Aku terkejut
Lalu pingsan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H