Dulu aku hanyalah seonggok tanah
Tanah liat yang terabaikan di pinggiran sungai
Sungguh aku sangat tidak berarti
Sebelum seseorang mengubahku menjadi bejana
Aku diremukkan, diadon menjadi halus
Kerikil, batuan kecil, dan pasir pasir disingkirkan dari padaku
Lalu aku dibentuk, sesuai inginnya Sang Penjunan
Tahap demi tahap harus aku lalui
Ada kalanya aku harus diadon berkali kali
Hingga menemukan bentuk yang sempurna
Penciptaku lalu berhenti sejenak
Dipandanginya aku. “Hmm,,ini dia yang saya inginkan” gumamnya
Dibalurinya aku dengan minyak, dilukis dengan indah
Lalu dibawahnya aku ke pembakaran
Panasnya api telah mengubahku menjadi antik
Sang Penjunan tersenyum senang
Diletakkannya aku di sudut istana yang megah
Ditangan Sang Penjunan aku menjadi bernilai
Dari seonggok tanah yang tak berarti
Dibentuknya aku menjadi indah
Seturut inginnya aku diciptakan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H