Luluwatun Nazla
Program Studi Ekonomi Syariah, Universitas Siliwangi, 211002025@student.unsil.ac.id
ABSTRACT
Hadith is the second guide after the Qur'an that Muslims must learn. In fact, Allah SWT also ordered us to study the Hadith. because, the Hadith is essentially an explanation of the Qur'an. if the Qur'an does not find a rule then Muslims look for it in the Hadiths of the Prophet Muhammad. It should be noted that there are many types of hadith and they are divided into several groups that are not synchronized and are seen from various aspects, being a student majoring in Islamic belief education would be better if we not only understand their content but also understand their classification. Therefore, we will explain grouping of hadith from various aspects or aspects that maybe only a few know about it. In this study, we use qualitative research in the form of descriptive or describe the phenomenon or research facts as they are.
Keywords : Hadith, Al-Qur'an
ABSTRAK
Hadis adalah pedoman kedua sesudah Al -- Qur'an yang wajib  dipelajari sang Umat Muslim. Bahkan, Allah SWT juga memerintahkan kita akan mengkaji Hadis. karena, Hadis intinya ialah penjelas Al --Qur'an. bila pada Al -- Qur'an tidak pada temui suatu aturan maka Umat Islam mencarinya dalam Hadis -- Hadis Rasulullah SAW. Perlu diketahui bahwa ada banyak jenis hadis dan  itu terbagi menjadi beberapa grup yang tidak sinkron serta dipandang berasal berbagai aspeknya, menjadi mahasiswa jurusan Pendidikan kepercayaan  Islam akan lebih baiknya jika kita tak hanya memahami kandungannya saja namun pula memahami pengklasifikasiannya.oleh sebab itu, kami akan memaparkan pengelompokan hadis dari banyak sekali segi atau aspek yang mungkin hanya sedikit yang mengetahuinya. Pada penelitian ini kami menggunakan penelitian kualitatif berbentuk deskriptif atau menggambarkan fenomena atau fakta penelitian secara apa adanya.
Kata Kunci : Hadist, Al-Qur'an
Â
PENDAHULUAN
Hadis adalah pedoman kedua yang harus dipelajari umat Islam setelah Al-Qur'an. Padahal, Allah SWT juga memerintahkan kita untuk mempelajari hadits. Karena Hadis pada dasarnya adalah tafsir Al-Qur'an. Jika tidak ada hukum dalam Al-Qur'an, maka umat Islam akan mencarinya dalam hadits Nabi Muhammad.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Â
- Pembagian Hadis Ditinjau dari Sumber Beritanya
Menurut sumber berita, ada empat macam hadits, yaitu Qudsi, Marfu', Mawquf dan Maqthu'. Secara umum dapat dikatakan bahwa sumber informasi dari Allah disebut Hadits. Jika sumber risalah itu dari seorang nabi, disebut Hadits Marfu', jika sumbernya dari sahabat disebut Hadits Mawquf, dan jika dari Tabi'in disebut Hadits Maqthu. Sumber-sumber informasi di atas, sekalipun berasal dari Allah atau Nabi, tidak dapat membuktikan otentisitas Hadis, karena tinjauan kualitas Hadis, Hassan, dan Dayf tidak hanya dari sumbernya, tetapi juga dari sumbernya. . Ciri-ciri komunikator berita. Oleh karena itu, hadits Qudsi, Marfu', Mawquf dan Maqthu' tidak mutlak benar, terkadang Sahih, Hasan dan Dha'if.
- Hadist Ditinjau dari Sanad
Berdasarkan bahasa musalal, kata ini berasal dari kata yang berarti rantai dan tali. Hadits ini disebut musalsal karena kesamaan rantai (silsilah) dalam pertemuan masing-masing perawi, atau kecenderungan pada bagian-bagiannya. Berdasarkan istilah musalal hadits adalah hadits yang terus menerus bergantung pada suatu bentuk/kondisi atau suatu ciri, baik itu berupa bahasa atau perilaku, berulang dalam perawi atau narasinya, atau narasi yang berkaitan dengan waktu atau wilayah. Secara lebih luas, Al-Iraqi menyampaikan definisi musalsal, yaitu sejenis hadits, di mana perawi dalam sanad datang satu per satu dalam bentuk atau ciri, dan sifat perawi dan sifat ketergantungan (isd). keduanya Muncul dalam isd, semuanya dalam bentuk penyampaian narasi (ad' arriwyah) dan juga terkait dengan waktu dan tempat penggunaan, termasuk kondisi dan karakteristik narator, serta perkataan dan perbuatan. Oleh karena itu, hadits musikal adalah hadits yang sanadnya sama secara berurutan dalam satu ciri atau dalam satu kondisi dan/atau dalam satu narasi. Menurut Al Hafidz Al Iraqs : sangat sedikit musalsal hadits yang selamat dari kedhaifan, yang dimaksud disini adalah musalsal sifst bukan asal muasal Matan, karena beberapa di antaranya asli. Ibnu Hajar berkata: Mushalal paling shahih di dunia adalah bacaan hadits Surah Ash-Shaff.
KESIMPULAN
Dilihat dari sumber masalahnya, hadis dibagi menjadi empat kategori, yaitu Qudsi, Marfu', Mawquf dan Maqthu'. Dalam istilah awam, jika sumber informasinya berasal dari Allah, disebut Hadits Qudsi. Jika asal usul desas-desus itu berasal dari seorang nabi, itu dianggap sebagai Hadits Marfu', jika sumber informasi itu berasal dari seorang teman, disebut Hadits Mawquf, dan jika asal-usul Tabi'in dianggap sebagai hadits. menjadi Hadits Maqthu. Pada saat yang sama, dilihat dari kata ini, sanad mengacu pada semua data mentah alam dan bentuk yang terkandung dalam hadits. Selain itu, menurut bahasa, Matan berarti bagian belakang jalan (depan jalan) yang keras dan tanah yang tinggi. Sedangkan matan menurut istilah ialah suara atau kalimat yang ada pada hadits yang menjadi isi riwayat. Apakah hadits tadi berbentuk qaul (ucapan) fi'il (perbuatan, taqrir (ketetapan) dan  sebagainya berasal Rasulullah Saw. Berdasarkan istilah hadits musalsal ialah hadis yang sambung penyandarannya pada satu bentuk/ keaadaan atau satu sifat, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang terulang-ulang di para periwayatan atau pada periwayatan atau berkaitan dengan ketika atau tempat periwayatan.
Â
REFERENSI
Admin. (2021, Oktober Minggu). Pengertian Sanad.
Laila, L. I. (2021). PENGANTAR STUDI HADITS.
Rahman, M. S. (2010). KAJIAN MATAN DAN SANAD HADITS.
redjotangan, i. p. (2014). HADIS BERDASARKAN SIFAT SANAD. Retrieved from ipnu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H