Mohon tunggu...
Luluul muawanah
Luluul muawanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Matematika, Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Lu'lu'ul Mu'awanah ( Mahasiswa prodi pendidikan matematika, FKIP, Unissula ) TERUSLAH BERKARYA GENERASI MUDA INDONESIA!!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Karakteristik Kurikulum Merdeka: Menjawab Tantangan Pendidikan Abad ke-21

19 Juli 2023   00:26 Diperbarui: 19 Juli 2023   00:30 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keenam dimensi tersebut tidak hanya berfokus pada kemampuan kognitif siswa saja, tetapi juga berfokus pada sikap dan perilaku siswa.

2. Fokus pada Materi Esensial

Fokus pada materi esensial, relevan, dan mendalam sehingga ada waktu cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Dalam arti, beban belajar di setiap mata pelajaran menjadi lebih sedikit dan terlihat bahwa Kurikulum Merdeka lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas.

Hal ini bertujuan agar guru memiliki waktu yang lebih banyak untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif serta kolaboratif. Contohnya, pembelajaran dengan diskusi dan argumentasi, pembelajaran project based learning, dan problem based learning. 

Selain itu, guru juga dapat mengetahui kemampuan awal siswa dan mampu memahami kebutuhan belajar siswa sebab guru menjadi lebih memperhatikan proses pembelajaran siswa lebih optimal, contohnya dalam menerapkan asesmen formatif.

Di sisi lain, sekolah juga dapat merasakan hasil atau dampak dari pengajaran materi esensial ini. Sekolah jadi memiliki banyak ruang untuk menggunakan materi konseptual sesuai dengan visi dan misi sekolah serta lingkungan di sekitarnya. 

Tidak lagi menekankan pencapaian siswa yang begitu banyak, namun juga focus terhadap softskill. Siswa juga dapat mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan karena penyusunan kompetensi disusun sebaik mungkin dengan berpedoman pada kemampuan, minat, dan kapasitas peserta didik.

3. Pembelajaran yang Fleksibel

Keleluasaan bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dari perkembangan masing-masing peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. 

Artinya, guru, siswa dan sekolah lebih "merdeka" dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah. Sebagai contoh, siswa tidak lagi belajar di kelas dengan membaca buku atau sekadar menghafal, tetapi siswa bisa belajar di mana saja untuk membuat suatu karya atau proyek. 

Secara umum, Konsep Kurikulum Merdeka memungkinkan setiap sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal sehingga dapat menciptakan lulusan yang lebih berkualitas dan siap menghadapi tantangan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun