Mohon tunggu...
Luluul muawanah
Luluul muawanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Matematika, Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Lu'lu'ul Mu'awanah ( Mahasiswa prodi pendidikan matematika, FKIP, Unissula ) TERUSLAH BERKARYA GENERASI MUDA INDONESIA!!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Karakteristik Kurikulum Merdeka: Menjawab Tantangan Pendidikan Abad ke-21

19 Juli 2023   00:26 Diperbarui: 19 Juli 2023   00:30 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pada era globalisasi dan teknologi informasi seperti saat ini, tantangan pendidikan semakin kompleks dan dinamis. Untuk menghadapinya, diperlukan kurikulum yang mampu mengakomodasi kebutuhan dan perkembangan peserta didik, sekaligus mendorong kreativitas, inovasi, dan semangat kebangsaan. 

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, Indonesia memperkenalkan "Kurikulum Merdeka" sebagai inovasi berani dalam sistem pendidikan. Artikel ini akan mengulas karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka, serta bagaimana kurikulum ini menjanjikan masa depan yang lebih cerah bagi pendidikan di Indonesia.

Menurut laman kemdikbud, terdapat 3 karakteristik Kurikulum Merdeka, diantaranya:

1. Pengembangan Soft Skills dan Karakter

Pengembangan soft skills dan karakter melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila. Salah satu perbedaan mendasar antara Kurikulum Merdeka Belajar dengan kurikulum lainnya adalah pengembangan profil siswa Pancasila yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran kokurikuler. 

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis proyek dimana pencapaian kompetensi pembelajaran dan karakteristik siswa sesuai dengan profil pelajar Pancasila. 

Proyek Pelajar Pancasila didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan. Kegiatan pembe;ajaran ini dilaksanakan secara fleksibel baik dari segi isi, kegiatan pembelajaran maupun waktu pelaksanaannya. Dalam pelaksanaannya, proyek profil pelajar Pancasila direncanakan terpisah dari intrakurikuler.

Program ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah untuk mewujudkan karakter bangsa yang dilandasi nilai-nilai luhur Pancasila untuk menghadapi krisis moral generasi di era ini dan di masa mendatang. Untuk mengimplementasikannya, pemerintah mengalokasikan 30% dari JP reguler per tahun. 

Dalam projek ini, siswa dapat dilatih untuk mengembangkan berbagai soft skills, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, kepemimpinan, dan berpikir kritis. Soft skills ini akan membantu mereka menjadi individu yang lebih efektif dan memiliki pengaruh positif dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Profil Pelajar Pancasila biasa disebut sebagai P5 dibenruk dengan tujuan untuk membantu guru dalam mengamati dan mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. P5 ini bisa dikatakan sebagai pembelajaran lintas disiplin ilmu yang sangat penting untuk siswa. Ada enam kompetensi yang telah dirumuskan menjadi dimensi kunci yang saling berkaitan dan menguatkan sebagai upaya dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila menjadi utuh dan berkembang, diantaranya yaitu:

  • Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
  • Beekebhinekaan global
  • Bergotong royong
  • Memiliki sikap mandiri
  • Bernalar kritis
  • Kreatif

Keenam dimensi tersebut tidak hanya berfokus pada kemampuan kognitif siswa saja, tetapi juga berfokus pada sikap dan perilaku siswa.

2. Fokus pada Materi Esensial

Fokus pada materi esensial, relevan, dan mendalam sehingga ada waktu cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Dalam arti, beban belajar di setiap mata pelajaran menjadi lebih sedikit dan terlihat bahwa Kurikulum Merdeka lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas.

Hal ini bertujuan agar guru memiliki waktu yang lebih banyak untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif serta kolaboratif. Contohnya, pembelajaran dengan diskusi dan argumentasi, pembelajaran project based learning, dan problem based learning. 

Selain itu, guru juga dapat mengetahui kemampuan awal siswa dan mampu memahami kebutuhan belajar siswa sebab guru menjadi lebih memperhatikan proses pembelajaran siswa lebih optimal, contohnya dalam menerapkan asesmen formatif.

Di sisi lain, sekolah juga dapat merasakan hasil atau dampak dari pengajaran materi esensial ini. Sekolah jadi memiliki banyak ruang untuk menggunakan materi konseptual sesuai dengan visi dan misi sekolah serta lingkungan di sekitarnya. 

Tidak lagi menekankan pencapaian siswa yang begitu banyak, namun juga focus terhadap softskill. Siswa juga dapat mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan karena penyusunan kompetensi disusun sebaik mungkin dengan berpedoman pada kemampuan, minat, dan kapasitas peserta didik.

3. Pembelajaran yang Fleksibel

Keleluasaan bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dari perkembangan masing-masing peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. 

Artinya, guru, siswa dan sekolah lebih "merdeka" dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah. Sebagai contoh, siswa tidak lagi belajar di kelas dengan membaca buku atau sekadar menghafal, tetapi siswa bisa belajar di mana saja untuk membuat suatu karya atau proyek. 

Secara umum, Konsep Kurikulum Merdeka memungkinkan setiap sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal sehingga dapat menciptakan lulusan yang lebih berkualitas dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Itulah tiga karakteristik Kurikulum Merdeka yang perlu Anda ketahui. Ketiga karakteristik ini membantu sekolah dan guru membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Kurikulum Merdeka bertujuan agar peserta didik dapat dikembangkan secara komprehensif menjadi pelajar Pancasila yang siap menghadapi masa depan yang lebih baik.

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun