Jangan tinggalkan aku di dalam rahim
Karena gelap dan lembab tidak memberi nafas
Biarkan Ego Eterna terpenddam di dalam kubur
Karena tanah adalah ibunya
Pagi ini si hitam tak mau bercengkrama
Karena terlalu malu menerima putih terlanjur kuasa
Lantas abu-abu terkekeh sendirian di atas lumpur
Berdiri lantang dengan jubah kemunafikan
Ego Eterna tersesat di kerumunan
Ia heran seheran-herannya heran
Semua mengetuk palu keadilan
Hakim terketuk, jaksa terketuk, polisi terkutuk
Ego Eterna hanya mengutuk karna kompas terus berputar tanpa arah
Demi Tuhan Yesus yang maha kuasa
Ego ETerna bersumpah di atas nama Yahweh yang maha besar
Bahwa Allah S.W.T. akan menceburkan rabi, pendeta dan ustadz
Kedalam neraka bersama kucing hitamnya
Yang gemar kencing di atas ayat
Seraya konak sekkencang-kencangnya
Atau ceburkan saja diriku di lahar panasmu
Seungguh Ego ETerna tak sudi melahap manisnya anggur
Di tepi sungai madu bersama para penjual doa
Wahai Tuhan peluklah ibuku dengan cintamu
Amin....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H