Mohon tunggu...
LuluNursa
LuluNursa Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Saya seorang mahasiswa dari dua universitas di Jogja yakni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Backpacker Jogja Explore Bandung, 14 Destinasi Wisata Terlalap dalam 4 Hari! Caranya?

3 Januari 2016   20:00 Diperbarui: 3 Januari 2016   21:25 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung. Sebuah kota yang akrab dengan nuansa kesejukan dan rindang karena memang tempatnya yang sedikit berada di ketinggian. Dalam postingan saya kali ini, pastikan teman-teman membacanya sambil duduk bersantai dan makan biskuit yaa! Happy reading, guys! :D

Pengalaman pertama berkunjung ke kota sejuk ini, saat saya masih duduk di bangku SMP bersama teman-teman sekolah. Karena keterbatasan waktu, saya dan teman-teman hanya bisa mengunjungi 1 destinasi wisata yaitu Ciater. Sebuah tempat yang menyediakan fasilitas untuk mendi air panas alami. Jelas saja saya merasa tidak puas sama sekali.

Planning untuk meng-exsplore kota Bandung sudah ada sejak saya masih duduk di bangku SMA. Karena belum menemukan teman yang cocok, yang sepikiran dan sehobi, alhasil planning pun hanya sekedar planning. Kalau orang Jogja bilang, “Gur wacana”. Hehe.

Namun, setelah duduk di semester pertama di bangku perkuliahan, saya dipertemukan dengan seseorang yang kepribadiannya memang benar-benar mirip dengan saya. Sama-sama suka traveling, pernah menggeluti hobi yang sama pula sebelumnya, yaitu karate. Anak perantauan dari Lampung ini kebetulan teman sekelas saya di universitas. Bedanya, teman saya lebih sering travelling di laut, kalau saya memang lebih tertarik dengan gunung. Tentu teman-teman sudah tahu karena postingan-postingan saya sebelumnya selalu membahas tentang pengalaman pribadi saya saat pendakian di beberapa gunung di Indonesia.

Minggu tenang. Yap.. Sebelum UAS, saya diberikan jeda libur selama 2 minggu dari universitas. Waktu libur yang lumayan panjang ini tentu tidak saya sia-siakan. Sudah direncanakan sebelumnya bahwa saya akan backpacker-an di kota Bandung. Kenapa Backpacker? Maklum mahasiswa, tentu budgetnya terbatas. Hehe

Tiket sudah disiapkan beberapa hari sebelum berangkat. Karena barengan dengan libur sekolah dan libur natal, saat itu harga tiket bus dan kereta melonjak cukup tinggi. Dengan budget yang minim, kami berdua nekat untuk tetap berangkat.

Tanggal 24 Desember saya berangkat dari terminal Giwangan, Yogyakarta. Sebelum menuju terminal, terlebih dulu saya pergi ke Imogiri (salah satu desa wisata di Jogja), membeli “Wedang Uwuh”. Wedang uwuh merupakan minuman khas Imogiri yang terdiri dari jahe, gula batu, dan rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis dan pala. Kami membeli ini sebagai tanda terimakasih bagi siapa saja yang berjasa dalam perjalanan kami saat di Bandung, yang sengaja kami bawakan dari tempat produksinya. Setelah membeli cukup banyak, langsung saja saya ngacir ke terminal.

Di tiket bus tertulis waktu keberangkatan pukul 16:30. Jam 16:00 saya sudah standby. Entah karena agen busnya salah ngasih info atau gimana, yang jelas nasib yang sedikit “ngenes” menimpa kita berdua. Ternyata bus baru datang pukul 22.15 malam. Gilaaa.. Lumayan lama juga saya ngemper di terminal. Wkwk.

Setelah bus datang langsung kita masuk dan mencari tempat duduk sesuai nomor. Sengaja saya duduk di dekat jendela agar bisa leluasa melihat-lihat keluar saat di perjalanan.

Jam 12 siang saya sampai di terminal Pasir Hayam, Cianjur. Loh, kok Cianjur? Konyolnya, saya salah beli tiket bus teman-teman!!! Wkwk. Sudah sampai di Cianjur, sayang juga kalau tidak mengunjungi salah satu desa wisatanya. Karena Cianjur terkenal dengan berbagai Wisata Alam yang sayang untuk dilewatkan. Kebetulan teman saya punya kawan di Cianjur. Langsung saja teman saya ‘calling’ kawannya. Kami  menunggu beberapa saat sambil membersihkan diri, menunaikan ibadah sholat dzuhur dan istirahat sejenak. Lumayan capek juga 14 jam di dalam bus.

Setelah lebih dari 2 jam menunggu dan tidak ada balasan, kami memutuskan untuk langsung tancap ke Bandung. Saya menunggu bus jurusan Bandung di pinggir perempatan Pasir Hayam. Dengan uang sebesar Rp 22.000,00 saya diantar sampai Bandung dengan berbondong-bondong. Hehe

Sebenarnya kami benar-benar bingung karena di hari pertama di Bandung belum ada rencana mau kemana. Untungnya di perjalanan kami mendapat kenalan seorang mahasiswa Unpad, dan menawarkan tempat tinggal sementara. Ternyata dia tinggal di sekretariat Masjid Unpad. Dari pada kocar-kacir di kota, saya menerima tawarannya karena memang benar-benar butuh tempat untuk istirahat. Kami bertiga berangkat ke Unpad dengan Damri.

Sampai di Unpad, niatnya mau istirahat kami malah diajak keliling ke tempat-tempat bersejarah di sekeliling kota dengan jalan kaki. Baru saja sampai, belum sempat istirahat langsung diajakin ngacir. Exstream bener pokoknya. Haha

Tempat pertama yang kami datangi adalah Monumen Perjuangan. Sebuah bangunan putih yang ditengahnya terdapat logo pancasila. Bagi teman-teman yang sering melihat film “Preman Pensiun” pasti tahu tempat ini. Tempat ini sering dijadikan lokasi shooting. Di seputaran monumen terdapat taman yang biasanya digunakan untuk jogging dan bermain bola. Di taman ini tidak hanya diramaikan oleh anak-anak muda, namun juga mereka yang sudah berumur.

Kemudian kami melanjutkan jalan kaki menuju Museum Geologi. Di dalamnya terdapat replika-replika unik seperti replika dinosaurus yang besarnya menjulang sampai hampir atap gedung. Setelah puas berfoto-foto di Museum Geologi, kami lanjut ke Gedung Sate. Sejak tahun 1980 dikenal dengan sebutan Kantor Gubernur karena sebagai pusat kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang sebelumnya Pemerintahaan Provinsi Jawa Barat menempati Gedung Kerta Mukti di Jalan Braga Bandung. Di depan gedung terdapat taman yang lumayan luas disertai dengan air mancur yang tingginya hampir menyamai gedung.

Kami lanjut jalan ke Taman Lansia. Taman yang sengaja disediakan pemerintah Bandung untuk mereka yang sudah berumur. Namanya memang Taman Lansia, namun yang berkunjung ke tempat ini dari berbagai kalangan usia. Mulai dari anak-anak hingga remaja. Taman yang lumayan luas dan begitu rindang. Taman ini berada di tengah kota. Cocok untuk bersantai, istirahat sejenak menghindari padat dan macetnya kota Bandung.

Hari pertama di Bandung yang cukup melelahkan. Belum sempat istirahat langsung tancap jalan jauh. Ditemani orang baru suasana pun baru. Terimakasih mas Dudum atas tumpangannya :D

Selepas magrib kami sudah sampai di Sekretariat Masjid Unpad. Istirahat sebentar, kurang lebih jam 9 malam saya berjalan keluar berdua dengan teman saya. Niatnya mau cari makan, karena masih kenyang kami pun memutuskan untuk membeli milkshake dan nongkrong sebentar sambil menikmati suasana malam di kota Bandung. Setelah milkshake habis, kami lanjut nongkrong di Monumen Perjuangan. Di hari pertama ini, tidak banyak budget yang dikeluarkan. Karena niat kita memang backpacker-an, meng-explore destinasi wisata di Bandung dengan dana yang bisa dibilang benar-benar mepet! Istilah kerennya, “Just Follow The Wind Blows”. Yap. Kita hanya mengikuti kemana angin bertiup, berusaha menentukan takdir saya sendiri dengan segala keterbatasan. kalau kata motivator yang kebetulan teman bisnis saya sering bilang di seminarnya, “The Power Of Kepepet”. Kepepet merupakan istilah orang jawa yang artinya terdesak. Apapun dan bagaimana pun keadaannya, kalau kita benar-benar niat dan mau berusaha untuk mendapatkannya pasti akan terwujud. Seberapa terdesaknya, saya dan teman saya tetap menikmatinya.

Lelah di hari pertama, alhasil di hari kedua saya jadi kebo sementara teman-teman. Jam sepuluh pagi baru bangun tidur. Setelah bangun pagi, saya berunding menentukan tempat berkunjung selanjutnya. Karena salah seorang rekan baru ada acara pramuka di Kwarda Jawa Barat, kami memutuskan untuk menyusulnya. Niatnya silaturahmi, sekalian cari pinjaman motor kalau ada. Hehe

Jam dua siang kami berangkat ke Kwarda dengan angkutan kota. Cukup murah, kami hanya membayar Rp 7000,00 rupiah saja untuk dua orang. Angkutan kota pun berhenti di perempatan yang berjarak 2,3 kilometer dari Kwarda. Daripada naik angkutan dan harus bayar lagi, kami memutuskan untuk jalan kaki sambil makan biskuit di sepanjang jalan. Enam belas menit berjalan dan akhirnya saya sampai di Kwarda. Saat saya tiba, ternyata teman saya baru saja balik ke rumahnya. Alhasil saya nunggu sampai selepas maghrib. Untuk mengisi kegabutan, saya pun karaoke bersama teman-teman yang lain. Kebetulan mereka lagi sibuk-sibuknya check sound, mempersiapkan acara semacam technical meeting dan saya ikut nimbrung. Hehe

Saat teman-teman lagi TM, saya hanya diam di dalam kantor layaknya alien. Jenuh tidak dapat dihindari. Saya memutuskan untuk berjalan keluar gedung dan menemukan sekumpulan orang yang lagi sibuk mempersiapkan acara. Ternyata itu adalah acara milik warga sekitar. Semacam malam keakraban antar warga RT. Saya pun bergabung dan ngobrol-ngobrol sebentar dengan ibu-ibu dan pemuda-pemuda disana. Acara dimulai jam tujuh malam. Saya diminta untuk bergabung, tapi karena malamnya saya harus keluar mengelilingi kota dengan teman saya. Saya pun pamit. Kembali ke Kwarda dan langsung ikut perjamuan disana. Lumayan buat ngisi perut yang seharian sudah kosong.

Pukul tujuh malam saya ngacir keluar dengan motor pinjaman dari teman saya. Yeaayyyy! Akhirnya dapat motor juga. Kami menuju Alun-alun Bandung dan ikut Car Free Day Night. Menyenangkan gabung ditengah orang jalan di sepanjang jalan Asia-Afrika. Lalu kami bersantai di tengah Alun-alun, duduk di rumput sintetis, bercengkrama dan tentunya selfie. Hehe.

Bosan di Alun-alun kami lanjut jalan ke gedung KAA (Konferensi Asia Afrika). Sekadar ingin tau dan melihat secara langsung gedung yang sering dibicarakan orang ini. Dari gedung KAA, kami berjalan mengambil motor, melanjutkan perjalanan ke Riverspot. Riverspot merupakan tempat untuk bersantai yang di tengahnya terdapat air mancur yang berwarna-warni. Tempat yang cocok untuk Anda yang tidak jomblo! :D

Beberapa menit di Riverspot, kami melanjutkan perjalanan ke Caringin Tilu. Sebuah bukit yang menyuguhkan pemandangan lampu-lampu kota yang keren. Tempatnya hampir sama dengan Bukit Bintang Jogja. Namun pemandangan lebih luas di Caringin Tilu. Kami membeli jagung bakar dan menikmati gemerlapnya malam kota Bandung dari puncak Caringin Tilu, ditambah dengan udara tengah malam yang benar-benar dingin. Semakin malam semakin dingin. Kami kembali ke Kwarda kurang lebih jam dua belas malam.

Hari ketiga di Bandung, kami berencana untuk meng-explore daerah Lembang. Di kawasan ini menawarkan banyak wisata alam yang sayang buat dilewatkan. Berangkat dari Kwarda jam sembilan pagi. Kami sengaja motoran karena daerah Lembang sangat macet apalagi hari itu pas hari minggu. Tempat pertama yang dikunjungi yaitu Farmhouse, destinasi wisata yang belum lama di resmikan di Bandung. Uniknya, di tempat ini tiket masuk dapat ditukar dengan susu atau sosis. Didalamnya terdapat rumah-rumahan yang beratap tanah, rumah kelinci yang tersusun unik, cafe, dan taman. Menurut saya, Farmhouse lebih cocok untuk anak-anak. Sepertinya saya salah pilih lokasi wisata. Wkwk

Dari Farmhouse saya lanjut ke Grafika Garden Cikole. Sebuah taman hutan pinus yang didalamnya terdapat banyak rumah kurcaci yang berjejer. Disebut rumah kurcaci, karena rumahnya kecil-kecil dan berderetan. Di depan rumah-rumah itu terdapat patung-patung kurcaci dengan raut muka yang lucu. Bagi teman-teman yang suka menguji adrenalin, bisa flying fox disini. Grafika Garden juga sering dijadikan tempat camping.

Puas berkeliling di Grafika Garden, kami melanjutkan perjalanan ke Gunung Tangkuban Perahu. Sebenarnya tujuan utama ke Bandung untuk datang ke tempat ini. Gunung yang sering diceritakan oleh ibu saya sebagai penghantar tidur dulu. Cerita rakyat tentang legenda Gunung Tangkuban Perahu membuat saya benar-benar penasaran dan melihat langsung tempat ini. Ternyata bagus juga view dari atas tebing gunung ini. Kawah belerang yang berdinding batu dapat terlihat jelas. Keren! Nggak nyesel pokoknya :D

Sebelum jam enam sore kami sudah balik karena cuaca sedikit mendung. Benar saya, beru berjalan satu kilometer dari atas gunung, hujan lebat pun tiba-tiba datang. Mantol hanya ada satu, kami gunakan untuk membungkus tas yang berisi kamera, sjcam, dan HP tentunya. Kami hujan-hujan dari Lembang ke Bandung kota.

Sampai di Kwarda saya langsung bersih-bersih dan bersantai sebentar. Jam 19.30 ternyata saya sudah dijemput teman saya bersama keluarganya. Kami berpamitan dan melanjutkan perjalanan ke rumah teman saya dan bermalam disana. Keluarganya sangat baik, menyambut kami dengan tangan terbuka. Jarak rumahnya cukup jauh karena berada di Bandung Selatan. Jam 9 malam saya tiba dirumahnya, menyedu wedang uwuh yang sengaja saya bawa dari Jogja, dan bercengkerama sebentar.

Paginya saya belajar tentang obat-obatan dengan ayahnya, yang kebetulan seorang tabib. Beruntung benar saya disini. Dapat ilmu yang manfaat, gratis, menyenangkan pula :D

Siangnya saya siap-siap untuk mengunjungi destinasi wisata Dago Pakar. Taman Hutan Raya, sebuah Kawasan hutan pinus yang didalamnya terdapat Curug, Goa Belanda, Goa Jepang, dan yang lainnya. Kami berangkat ke Tahura bersama keluarga dan teman-teman penyanyi musik positif. Asyik, gokil, keren!

Jam lima sore kita sudah harus keluar dari Tahura karena saya sudah harus kembali ke Jogja jam 7 malamnya. Dari Tahura kami diantar ke Stasiun Kiara Condong.

Kereta datang dan kami  berpisah, berharap suatu saat bakal ketemu dan bisa maen bareng mereka lagi. Mau gimana lagi, Jogja sudah menunggu saya!

Jam tiga pagi saya sampai di stasiun tugu Jogja. kami duduk bersantai di indomart Malioboro, menunggu pagi. Yang jelas menunggu transjogja buka agar bisa langsung balik ke rumah :D

Tertarik untuk backpackeran juga teman-teman? Yuk ajak saya! :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun