Dalam kegiatan Animasi Politik dan Sosialisasi Pemilu, masih sebagian kecil saja yang menindaklanjuti dengan kegiatan: Animasi politik, strategi memilih dan memperkenalkan calon legislatif (caleg). Dalam sesi diskusi, tampak bahwa sebagian peserta kurang peduli politik, bahkan ada anggapan, ikut mencoblos tidak memberi dampak apapun. Akibatnya banyak peserta memilih golput, terlebih karena tidak ada ajakan dan tidak tahu siapa yang sebaiknya dipilih. Namun ada pula ungkapan optimis. Melalui animasi dan sosialisasi, umat yang semula apolitis mengatakan akan memberikan partisipasi politik, dengan mencoblos pada hari H, Pemilu.
Beberapa hal yang menjadi kendala dalam kegiatan itu ialah minimnya kehadiran. Namun demikian, ada beberapa yang bersemangat membangkitkan kesadaran politik, bahkan memberikan dukungan penuh kepada para caleg.
Data mencatat ada banyak caleg di tingkat DPR RI, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten / Kota. Pencalonan mereka merupakan indikasi keterlibatan dalam politik yang baik. Memang, kehadiran mereka dapat membingungkan pemilih, ketika di suatu daerah pemilihan ada beberapa caleg. Para caleg diharapkan dapat menjadi garam dan terang di dunia politik dan tetap menjunjung tinggi kesatuan, meskipun berbeda partai.
Waktu yang masih tersisa sekitar 4 bulan, umat perlu mendapatkan animasi dan mengetahui rekam jejak, visi dan misi para caleg, bahkan meminta kontrak politik. Dengan demikian umat menjadi pemilih cerdas, tahu dengan benar bahwa suaranya diberikan kepada caleg yang diyakini memperjuangkan kesejahteraan umum (bonum commune). Partisipasi para caleg dan dukungan umat, merupakan tanda bahwa kita turut memberikan sumbangan kecil, demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H