Ketika mendengar kata 'Jodoh' apa yang akan terlintas di fikiran mu?
Apakah yang terlintas adalah sesosok wanita cantik, ataukah sesosok lelaki tampan yang sudah menjadi pujaan hati?
Atau bahkan tidak ada gambaran sama sekali?
Jodoh adalah salah satu barang goib, merupakan sesuatu yang belum terlihat sehingga Allah menunjukkannya. Contoh barang goib selain jodoh adalah mati, tidak ada yang dapat melihat kematian sehingga Allah mencabut nyawa seseorang.
Kita mungkin bisa menyiapkan kriteria jodoh, tetapi tidak dapat menebak siapa jodoh kita kelak dan kapan jodoh itu datang.
Jangan sampai kita berfikiran jodoh tidak akan datang, jangan. Allah sudah berfirman di dalam Q.S Ar-Ruum: 21
 "dan salah satu ayat (tanda kekuasaan) Allah di antara kalian adalah, Allah menciptakan dari diri kalian beberapa istri yang tujuannya kalian bisa mengenal mereka istri, kemudian Allah jadikan kasih sayang di dalamnya. Sesungguhnya di dalam demikian itu menjadi ayat bagi qoum yang berfikir."
Jadi, Allah telah berjanji bahwa setiap insan manusia akan memiliki pasangan, dan janji Allah 100% trusted. Lagi, Allah adalah Dzat yang Maha Baik, Allah sudah menyiapkan skenario terbaik untuk manusia ciptaan-Nya kita harus yakin bahwa jodoh pasti datang, dengan timing yang tepat.
Kalimat, "Jodoh gue ga bakal dateng." bagaimana kalu kita ganti dengan, "Sambil nunggu jodoh dateng, mending nyiapin diri jadi yang lebih baik." Bukan kah itu lebih menyemangati diri, dan percaya bahwa janji Allah akan datang?
Ingat arti firman Allah dalam surat Ar-Ra'du ayat 11, "Allah tidak akan merubah suatu qoum, hingga qoum itu sendiri yang merubah pada dirinya."
Kembali kepada diri sendiri adalah kunci, kita tidak bisa menginginkan sesuatu kepada Allah tetapi hanya dengan doa. Doa tanpa usaha itu bohong, usaha tanpa doa itu sombong.
Apalagi perkara jodoh yang sifatnya jangka panjang, menyatukan dua insan yang berbeda. Ini pula yang menjadi arti ketika meminta Allah sesuatu yang baik, maka berusahalah menjadi versi terbaik untuk diri sendiri sehingga kita layak untuk mendapatkannya.
Buatlah dirimu menjadi baik terlebih dahulu, sebelum Allah pertemukan dengan dia kelak. Tetapi jangan salah niat ya... niatkan karena Allah jangan niat karena untuk mendapatkan dia. Ketahuilah saat kamu sedang sibuk memperbaiki diri untuk Allah, maka calonmu pun sedang berlaku yang sama. Percaya ngga? Aku sih percaya.
Mari kita belajar dari kisah cinta Zulaikha dan Nabi Yusuf, saat Zulaikha mengejar cinta Nabi Yusuf dikatakan Allah buat Nabi Yusuf semakin menjauh dari Zulaikha. Lalu Zulaikha meluruskan niatnya, ia mendekatkan diri kepada Sang Pemilik dari Nabi Yusuf, lalu dengan itulah Allah mempertemukan keduanya dalam ikantan suci. Kita semua bisa mencontoh dari kisah tersebut, dimana dekati dulu Allah, maka Allah akan dekatkan kamu dengan seseorang itu jika menurutNya dia baik untuk mu.
Sembari terus memperbaiki diri, kita juga bisa belajar bagaimana cara menjemput jodoh impian kita seperti 7 cara berikuti ini :
- Yakin dan dibarengi Usaha
Sebelum memutuskan untuk menikah, alangkah baiknya meyakinkan diri sendiri untuk sungguh-sungguh untuk menikah. Memantapkan diri untuk menikah tidak hanya terbatas pada keyakinan dan niat untuk menikah, namun usaha untuk menjemput jodoh, karna percuma apabila tidak dibarengi dengan adanya ikhtiar. Jika kamu sudah siap untuk meminang atau menerima pasangan kamu maka harus mulai menjemput jodoh dengan berusaha mencari seseorang yang tepat untuk dirimu.
- Mempersiapkan Mental
Akan ada banyak peristiwa mengejutkan yang belum pernah dialami sebelum menikah. Oleh karena itu penting Ketika memperbaiki diri untuk mempersiapkan mental.
- Memiliki finansial yang cukup
Menikah tidak hanya membutuhkan kesiapan mental, fisik, maupun rasa cinta saja namun membutuhkan kecakapan finansial yang cukup.
- Memiliki ilmu pra nikah
Sebelum menjemput pendamping terbaik, baiknya berikhtiar dengan memiliki ilmu pra nikah. Bisa belajar tentang ilmu berumah tangga dari banyak literatur, mengikuti kajian maupun kelas pra nikah.
- Memenuhi kewajiban sebagai seorang anak
Berbakti kepada orang tua tentunya menjadi kewajiban seorang anak. Namun terkadang orang tua masih belum yakin dan memberi restu kepada anak yang ingin mantap menikah. Belum sepenuhnya percaya anaknya siap dan bertanggung jawab sebagai suami atau isteri. Maka dari itu, harus sepenuhnya berbakti dan merubah diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan memenuhi kewajiban sebagai anak secara baik.
- Meningkatkan ibadah
Memantaskan diri dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas ibadah. Dengan tidak meninggalkan ibadah dan berusaha menjalankan semua perintah dalam syariat agama dan menjauhi larangannya.
- Dapat mengendalikan emosi
Karna dalam pernikahan tidak dapat mengambil keputusan sendiri dan tidak dapat memikirkan kepentingan sendiri. Maka lebih baik mengendalikan emosi
Maka jangan lah menyerah untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dari sebelumnya, aku harap dari artikel ini ada sesuatu yang bisa kamu petik maknanya, untuk kamu jadikan motivasi dan penenang, serta pengingat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H