Mohon tunggu...
Luluk Marifa
Luluk Marifa Mohon Tunggu... Penulis - Read, read and read. than write, write and write.

Menulislah, hingga kau lupa caranya menyerah dan pasrah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kapan kau Ingin Pulang?

16 Januari 2024   20:50 Diperbarui: 16 Januari 2024   20:58 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau... 

Kapan pertama kali keinginanmu untuk pergi itu muncul dan mengakar kuat 

Dalam setiap perkataan itu kau tancapkan sebuah niat 

Kau percaya bahwa setiap ucapan adalah doa 

Maka pergi menjadi sesuatu yang kau semogakan dikemudian hari. 

Ya, pergi Pergi dari sebuah wadah 

Yang kau tau, sebuah wadah kan membentukmu menjadi sepertinya 

Kau mungkin persis seperti benda padat yang kokoh 

Lama-kelamaan, padat pun kan meleleh, juga menyublim, bukan? 

Kau butuh wadah, tempatmu menghamparkan peta harapan untuk kau susuri setiap mungkin yang kan tercipta. 

Dan itu adalah keputusan terbaik dalam benakmu, untuk pergi. 

Karena untuk hari ini inginnya kau bukan mengikuti wadah yang hanya kan memenjarakanmu dalam rutinitas tanpa arti 

Ya, mungkin ini soal keinginanmu sebagai manusia 

Keinginan yang selalu meloncat level selanjutnya 

Bersamaan dengan dirimu yang berdiri pada tahap sebuah tingkatan 

Dalam level paling bawah, boleh jadi 'ingin' kau paling sederhana 

Sesederhana pergi meski tak tau tujuan Kau hanya tak ingin menetap tuk jadi rumput tak berbunga 

Namun, kau baru menyadari, 

Kau mulai menemukan diri yang ambis, 

Penuh hasrat, 

Saat kau melenggang pergi Setiap kali kau melangkah, 

Setiap kali kau naik tingkat, 

Setiap kali kau berada di level lebih tinggi 

Keinginan itu menjadi berkali lipat jumlahnya 

Nyaris tak terkendali. 

Jadi, kapan kau ingin pulang? 

Merawat 'ingin' yang paling sederhana 

Soal menetap 

Sebelum keinginanmu membuatmu pergi semakin jauh dan semakin jauh dari tempat kau berasal 

Dan tempat seharusnya kau berpulang.

Belitang, Januari 2024 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun