Mohon tunggu...
Luluk Annura
Luluk Annura Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Penggerak Angkatan 7 Guru di SDN 8 Mimbaan Growth Mindset Coach Google Master Trainer Level 3

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi antar Materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

30 Maret 2023   20:46 Diperbarui: 30 Maret 2023   20:49 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tujuan dari Pendidikan Guru Penggerak adalah untuk menyiapkan kita menjadi seorang kepala sekolah. Sebagai kepala sekolah, tentu tidak lepas dari tugasnya dalam melakukan supervisi akademik. Supervisi akademik dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada muri. Selain itu, supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah. Rangkaian supervisi akademik ini digunakan kepala sekolah untuk mendorong ruang perbaikan dan pengembangan diri guru di sekolah. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pemimpin sekolah yang dapat mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi diri dan orang lain dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Dalam melakukan supervisi akademik perlu digunakan sebuah pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan agar pengembangan diri dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah. Salah satu pendekatan yang memberdayakan sebagaimana diungkapkan oleh Whitmore (2003) adalah coaching. Pendekatan coaching adalah kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya.

Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). International Coach Federation mendefinisikan coaching sebagai"...bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif."

Paradigma Berpikir Coaching yang perlu dipahami oleh seorang guru pengerak adalah :

  • Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan
  • Bersikap terbuka dan ingin tahu
  • Memiliki kesadaran diri yang kuat
  • Mampu melihat peluang baru dan masa depan

Prinsip yang perlu dipahami dalam melakukan coaching adalah adanya kemitraan yang  diwujudkan dengan cara membangun kesetaraan dengan orang yang akan kita kembangkan, dan mengedepankan tujuan. Prinsip kedua adalah proses kreatif. Proses kreatif ini dilakukan melalui percakapan dua arah yang memicu proses berpikir coachee, memetakan dan menggali situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru. Prinsip selanjutnya adalah memaksimalkan potensi yang dilakukan dengan cara mengakhiri percakapan dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan, yang paling mungkin dilakukan dan paling besar kemungkinan berhasilnya

Kompetensi Inti Coaching yang perlu dikuasai oleh seorang coach yaitu :

  • Kehadiran Penuh/Presence 

Kehadiran penuh/presence adalah kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi coachee sehingga badan, pikiran, hati selaras saat sedang melakukan percakapan coaching

  • Mendengarkan Aktif

Seorang coach yang baik akan mendengarkan lebih banyak dan lebih sedikit berbicara. Fokus dan pusat komunikasi adalah pada diri coachee. Dalam hal ini, seorang coach harus dapat mengesampingkan agenda pribadi termasuk penilaian terhadap coachee.

  • Mengajukan Pertanyaan Berbobot

Pertanyaan yang diajukan seorang coach diharapkan menggugah orang untuk berpikir dan dapat menstimulasi pemikiran coachee, memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensi.

Dalam melakukan percakapan coaching, diperlukan sebuah acuan umum sebuah alur percakapan coaching yang akan membantu peran coach dalam membuat percakapan coaching menjadi efektif dan bermakna yaitu alur TIRTA. Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Alur Percakapan TIRTA meliputi :

  • T (Tujuan ) : menyepakati topik dan hasil pembicaraan
  • I (Identifikasi) : menggali dan memetakan situasi saat ini, hubungan fakta-fakta yang ada.
  • R (Rencana Aksi) : mengembangkan ide untuk alternative rencana aksi/solusi
  • TA (Tanggung Jawab) : berkomitmen akan langkah selanjutnya.

Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching

Supervisi akademik merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran mereka di kelas. Supervisi akademik perlu dimaknai secara positif sebagai kegiatan berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yakni pembelajaran yang berpihak pada anak. Karenanya kegiatan supervisi akademik hanya memiliki sebuah tujuan yakni pemberdayaan dan pengembangan kompetensi diri dalam rangka peningkatan performa mengajar dan mencapai tujuan pembelajaran

Dalam pelaksanaannya ada dua paradigma utama yang menjadi landasan kita menjalankan proses supervisi akademik yang memberdayakan, yakni paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu. Beberapa prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi: 1. Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru 2. Konstruktif: bertujuan mengembangkan kompetensi individu 3. Terencana 4. Reflektif 5. Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati 6. Berkesinambungan 7. Komprehensif. Siklus dalam supervisi akademik pada umunya meliputi 3 tahap yaitu pra-observasi, observasi dan pasca observasi.

Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun