Dari Abu Huroiroh, Nabi SAW bersabda,Â
.
"Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai daripada seorang mukmin yang lemah, dan masing-masing berada dalam kebaikan. Bersungguh-sungguhlah pada perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu katakan: 'Seandainya aku berbuat demikian, pastilah akan demikian dan demikian' Akan tetapi katakanlah: 'Qoddarallah wa maa syaa fa'ala (Allah telah mentakdirkan hal ini dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi)'. Sesungguhnya perkataan 'Seandainya' membuka pintu perbuatan setan."Â (HR. Ahmad 9026, Muslim 6945, dan yang lainnya).
Ucapan andaikata yang dibolehkan adalah ucapan yang digunakan untuk berangan-angan namun yang diangankannya adalah kebaikan. Misalnya, "Andaikata aku mendapat rezeki seperti A maka akan aku gunakan untuk bersedekah dan mengasihi anak yatim". Jika yang diangankan berupa keburukan maka tidak dibolehkan. Selain itu, ucapan andaikata yang digunakan untuk sekedar berita juga dibolehkan. Misalnya, "Seandainya kemarin kamu hadir, kamu bisa mendengarkan ceramah yang bermanfaat."
Nah, sekarang sudah tau kan mana kalimat perandaian yang dibolehkan dan yang tidak. Sesuatu yang dilarang sebaiknya dijauhi. Ucapan andaikata yang haram adalah kebiasaan orang-orang munafik dan musyrik. Setelah tau hukumnya jangan lupa untuk mempraktekannya ya. Sebagai seorang muslim sudah sepantasnya mengucapkan hal-hal yang bermanfaat bukan malah membawa kemudhorotan.
Dikutip dari buku Mutiara Faidah Kitab Tauhid, karya Ustaz Abu 'Isa Abdullah bin Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H