Mohon tunggu...
Andreas Lucky Lukwira
Andreas Lucky Lukwira Mohon Tunggu... wiraswasta -

mantan ketua angkatan, mantan kasir, mantan calo tiket sepakbola, mantan reporter tabloid kecantikan, mantan kernet Mayasari, mantan kordinator operasi bis malam....sekarang calo bis pariwisata plus EO tour kecil2an pengasuh akun @NaikUmum

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Jakarta 90an, Bedanya dengan Sekarang dan Siapa Penyebab Jalanan Padat

14 Januari 2016   08:09 Diperbarui: 14 Januari 2016   10:12 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor penyebab orang berpindah ke kendaraan pribadi adalah Mudahnya Mendapatkan Kredit Kendaraan Bermotor/Leasing.

Kenapa penulis sebut ini? Karena sebelum 2000 (termasuk saat foto ini diambil), mengajukan kredit kendaraan bermotor tidak semudah sekarang. Penulis masih ingat 1997 harga sepeda motor bebek 1,5jt minimal dp 500rb alias 30%. Jika dibandingkan dengan sekarang harga sepeda motor bebek yang berkisar 13-15 juta, maka minimal dp adalah 3,9jt-5jt. Sementara pasaran dp adalah 1jt alias hanya kurang dari 10%, malah tidak jarang leasing yang berani minta dp hanya 500rb (meskipun sebenarnya sudah ada larangan dp kurang dari 1jt dari pemerintah). Hal sama berlaku di mobil, beberapa leasing berani pasang iklan dp hanya 2,5jt sudah bisa bawa pulang mobil.

Selain faktor Murahnya DP, faktor lain adalah mudahnya persetujuan kredit. Jika dulu orang mesti punya rumah pribadi (dibuktikan dengan sertifikat/akta rumah, rekening telepon/listrik), atau minimal berhubungan keluarga dengan pemilik rumah (dibuktikan dengan KK), harus memiliki penghasilan yang cukup untuk  membayar cicilan (dibuktikan dengan slip gaji/keterangan bekerja), maka sekarang syaratnya lebih mudah. Persaingan antar leasing membuat beberapa leasing berani acc kredit hanya dengan bermodal KTP saja. Tidak jarang, selain menyebabkan jalanan makin padat, mudahnya persetujuan kredit menjadi boomerang bagi leasing itu sendiri dengan adanya kredit macet dari para debiturnya. 

Nah semoga ada kebijakan nyata dari pemerintah terutama terkait keuangan untuk mendukung kebijakan transportasi. Sepanjang apapun busway dibangun, sebanyak apapun bus/KRL dibeli, dan sebanyak apapun halte dibangun tanpa dukungan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi (baik dari aturan leasing, ERP, Three In One, dan pembatasan sepeda motor) maka masyarakat akan terus tertarik menjadi pengguna kendaraan pribadi.

Salam

Andreas Lucky Lukwira

Pengasuh akun @NaikUmum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun