Mohon tunggu...
Andreas Lucky Lukwira
Andreas Lucky Lukwira Mohon Tunggu... wiraswasta -

mantan ketua angkatan, mantan kasir, mantan calo tiket sepakbola, mantan reporter tabloid kecantikan, mantan kernet Mayasari, mantan kordinator operasi bis malam....sekarang calo bis pariwisata plus EO tour kecil2an pengasuh akun @NaikUmum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ceritaku Pagi Ini "Mergokin Copet di Kopaja T502"

6 Februari 2015   15:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:43 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ceritaku pagi ini;

Pagi ini naik Kopaja T502 seperti biasa dari Keramik (Kp Dukuh Jaktim)  menuju Cikini Jakpus.

Di lampu merah gang Kelor (Jatinegara Jaktim) naik serombongan laki-laki berkemeja sekitar 7 org yg menyebar naik pintu depan dan belakang.

Dan saya identifikasi sebagai: COPET

Saya (duduk di bangku depan) lirik-lirikan dengan sopir Kopaja itu.

Sepanjang gang Kelor hingga Matraman kami perhatikan gerombolan tersebut. Sopir memperhatikan via spion dalam, saya memperhatikan dengan menengok langsung

Turun 1 org di Berlan Matraman, saya liatin terus copet yang di pintu depan….mereka tidak “memetik”.

Novi (istri saya) yang tadinya tidur terbangun

Novi: “Ada apaan sih nengok-nengok belakang terus”
Saya: “Lancay (bahasa Hakka/Kek artinya copet)”
Novi: “Haah?”
Saya: “Iya td naik di Kelor” (jelas sy sambil nengok lagi ke belakang)

Disaat yang bersamaan Novi melihat ke sopir dan sopir berbisik ke Novi:“copet”

Di Matraman copet pintu depan berusaha “memetik” seorang ibu yang mau turun dengan cara menghalangi ibu itu turun

Merasa ada penumpang yang berani, si sopir mendadak teriak:“jangan dialangin dong bang penumpang turun”

Merasa si sopir berani, saya langsung berseru ke ibu itu:“awas bu itu copet!!”

Teriakan kami berdua membuat gerombolan copet itu grogi

Si ibu sukses turun, entah kena copet entah tidak

Penumpang lain mulai berbisik satu sama lain:‘copet’

Menyadari suasana tidak berpihak ke mereka, 10 meter kemudian para pencopet itu turun sesuai formasi mereka naik

Saya:“tuh bener kan copet, langsung ngerasa dan turun”

Inilah gunanya saling peduli antar penumpang. Penumpang kompak, bandit jalanan kalah!!!

Salam Penumpang!

Andreas Lucky Lukwira

pengasuh akun @NaikUmum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun