Motor kami berhenti. Kami lihat sekeliling, 2 motor itu tak terlihat. Hingga akhirnya dari jauh saya lihat Novi dan motor Aan melenceng jauh ke arah timur. Kami melambai dan berteriak. Anita tiba-tiba turun dari motor
Anita: mas Andre di mas Aan aja, laki sama laki. Yang perempuan biar sama orang sini
Dalam hati saya tertawa, "pintar juga Anita".
Formasi berubah. Motor kami kembali melaju. Aan menyetir, saya ikut membantu navigasi. 2 pengojek itu melaju dengan tenang, seakan melaju di aspal. Bahkan yang membuat kami tidak habis pikir, pengojek-pengojek itu tidak memakai kacamata untuk menahan pasir yang berterbangan!!!
Kami melintasi Bukit Teletubies. Sayang bukit itu baru saja terbakar, meski sejumput demi sejumput masih terlihat hijaunya. Di Teletubies kami hanya melintas.
Tidak lama dari teletubies pasir mulai habis. Pengojek Anita berhenti
Pengojek Anita: sampai sini sudah tidak ada pasir mas
Saya: sudah aspal?
Pengojek Novi: belum. Tapi tidak pasir.
Aan: Ngadas masih jauh?
Pengojek Novi: 5 Km lagi. Tapi 2 km lagi sudah nemu aspal