Mohon tunggu...
Khairul Ibad
Khairul Ibad Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa aktif

Menjadi pribadi yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karapan sapi, Tradisi Orang Madura yang Dikenal Sampai ke Mancanegara

10 November 2022   23:50 Diperbarui: 11 November 2022   00:05 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sapi karap, karapan sapi

Kerapan sapi merupakan Tradisi dan ciri khas orang Madura.Kurang afdhol kalo kita membahas masyarakat Madura tetapi kita tdk membahas kerapan sapi ,kerapan sapi adalah sapi yang di perlombakan pacuan khas masyarakat suku, Dalam pelaksanaannya, sepasang sapi akan menarik kereta dari kayu yang menjadi tempat joki berdiri.

Mengapa orang madura muncul atau ada ide perlombaan karapan sapi karena mayoritas orang madura setiap rumah masing-masing pasti memelihara atau beternak sapi baik sapi karapan atau sapi biasa, dan juga sapi tidak hanya dibuat karapan saja sapi merupakan alat untuk membajak sawah ketika seorang mau bertani dan menanam karena dulunya sebelum adanya mesin masyarakat madura dalam membajak sawah itu menggunakan sapi.
 
Jadi asal mula karapan sapi dulunya masih belum ada bukti tertulis atau terdata tetapi karapan sapi ini sampai meyakini masyarakat- masyarakat madura sehingga karapan sapi ini di adakan setiap bulan perlombaannya madura itu merupakan cerita legenda tentang kerapan sapi yang mana sapi hanya dibuat membajak sawah tapi dengan perkembangan tradisi sapi dijadikan sebagai karapan. 

Bagi sebagian besar masyarakat Madura, karapan sapi tidak hanya sebatas pesta rakyat biasa atau semata warisan turun-temurun. Karapan sapi adalah simbol kebanggaan yang mengangkat harkat dan martabat masyarakat Madura. 

Sebab, sapi yang digunakan untuk pertandingan merupakan sapi-sapi berkualitas dan kecepatannya tidak diragukan lagi, setiap pasang sapi berlomba menerjang lintasan kerap yang memiliki panjang sekitar 200 meter. Bahkan para peserta kerapan sapi tersebut hanya membutuhkan waktu kurang dari 20 detik untuk sampai di garis finish. 


Namun dengan pergeseran zaman yang makin maju karapan sapi tidak dikenal lagi sebagai istilah ritual, tetapi sekarang sapi menjadi ajang perlombaan atau kejuaraan, yang mana sekarang sampai merubah fungsi dari membangun komonikasi dan informasi serta solidaritas tetapi sekarang sudah menjadi untuk mencari pemenang pacuan sapi, sehingga banyak orang yang menyaksikan tidak hanya berasal dari suku madura saja bahkan banyak masyarakat yang dari mancanegara ikut serta menyaksikan tradisi ini  

Ajang kerrabhen sape(mengadu sapi) ini

Biasanya dilaksanakan  setiap tahun yang mana dalam pelaksanaan itu dilaksanakan kejuaraan  se-madura yang bertempat di kabupaten sampang

Biasanya  masyarakat madura sangat antusias menyambut ajang ini karena bagi orang madura melestarikan kearifan lokal   Merupakan salah satu cara untuk merawat dan menjaga apa yang sudah di wariskan oleh pendahulu kita.

Sapi madura memilki sedikit perbedaan  dari sapi wilayah lain karrna mungkin masyarakat madura memilki bahan ramuan atau jamu khusus yang diminumkan kepada sapinya dan menurut para ahli tokoh madura merupakan peternakan belanda sehingga sapi madura dari segi kulit memilki kehalusan dan juga warna sedikit kecoklatan dari warna sapi lainnya dan sapi begitulah yang menjadi tradisi karapan dapat membudayakan masyarakat madura

Adapun cara merawat sapi bagi masyarakat madura yang pertaman dimandikan, terus dijemur dipanasnya matahari pagi, dipijat sampi diberi makan dan jamu- jamuannya, sedangkan makanannya itu menggunakan rumput yang masih hijau dan daun jagung yang muda, adapun racikan dari jamu tersebut adalah yang pertaman menggunakan daun sirih temu urat 20 lembar, buah asam dan gula merah.

Kemudian, agar sapi bisa berlari kencang ramuanya berbeda lagi, yaitu anggur, arak/bir, 20 butir telur, jahe, cuka , madu, air perasan lombok, cabe jamu, buah asam, gula merah, kunyit, garam dan lain sebagainya, tetapi setelah kita melakukan penjamuan kita harus melakukan pelatihan kepada sapi sehingga sapi bener" mampu untuk di ikuti perlombaan dan sapi sampai terbiasa berlari dan kenal medan lapangan tanding.

Pelatihan sapi karapan itu dilakukan oleh joki sehingga sang joki bisa bener"  mengetahui karakter terhadap sapi dan memiliki ikatan emosional yang erat,

Bahkan saking cintanya sang joki tak jarang tidur dikandang sapi, biasanya dilakukan 40 harian menjelang perlombaan.

Persiapan yang tak kalah pentingnya, pemilik sapi tidak hanya melakukan persiapan fisik saja namun pendekatak magic-pun dilakukan. 

Mereka berdoa kepada yang mahakuasa dan mendatangi "orang pintar" dan biasa disebut dukun untuk mendapatkan kemenangan sapi miliknya, mengapa samapi segitunya orang madura dalam memghadapi perlombaan karena bagi mereka harga diri kita yang dijaga suapaya kita tidak kecewa di tengah-tengah para musuh.

Dalam perlombaan karapan sapi itu ada sisi negatif dan positifnya. Adapun sisi negatifnya itu ketika sang joki tidak bisa mengendalikan sapi tersebut maka sapi akan lari tidak terkendali,hal ini menyebabkan sang joki jatuh dari tempat joki sapi dan di injakin sama sapi lawannya dan itu tergantung nasibnya sendiri-sendiri.

Adapun positifnya kita bisa mengadu mental dan menemukan orang baru dilapangan tersebut,dan jika beruntung memenangkan perlombaan tersebut dapat memperoleh hadiahnya,bahkan hadiahnya tidak tanggung -tanggung seperti mobil,sepeda motor dan, uang tunai puluhan juta.

Dalam  kerapan sapi ini,sapi yang diperlombakan bukanlah sapi yang berukuran besar, melainkan sapi yang berukuran sedang bahkan jokinya sendiri itu merupakan anak-anak yang masih berumur 15 tahun. Dalam budaya ini bukanlah sembarang sapi yang diperlombakan tetapi sapi yang sudah diseleksi dan kedua sapi tersebut sudah stel dengan pasangannya.

Karna kalo sapi tersebut bukan pasangan yang pas maka akan mempengaruhi kepada kecepatan laju sapi tersebut. Jika sapi yang sudah stel dengan pasangannya dan sering memenangkan perlombaan  seperti, Jet mathic,Naga mas,Sinar laser,Prabu sakti,  harga pasar tiap pasang sapi tersebut mencapai  ratusan juta bahkan sampai milyaran rupiah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun