Perusahaan Taxi Norwegia, Miljo Taxi menggunakan Moblis buatan Tesla untuk seluruh armadanya. Bahkan masyarakat Norwegia sampai menyempatkan diri naik taksi Tesla hanya untuk jalan-jalan diakhir pekan.
Masih di Norwegia. Menurut studi Norwegian Public Roads Administration. Moblis sudah menguasai 85% jalur bus saat jam sibuk. Moblis di sana juga terhindar dari pembayaran tol atau biaya parkir, di lahan parkir mereka bisa sekaligus mengisi listrik mobil. Bahkan terhindar dari pajak Norwegia yang terkenal tinggi.
Di Belanda Moblis makin populer. Pemerintah sampai membentuk tim khusus, E-Team, terdiri dari pemerintah dan swasta untuk mengekplorasi Moblis.
Prancis menggulirkan program Conversion Premium. Pengguna mobil BBM bisa menukar mobilnya dengan mobil listrik baru dengan subsidi sampai USS 11.000.
Mitsubishi Motor telah bekerjasama dengan pemerintah Monaco, Eslandia dan Hongkong untuk program Moblis. Mitsubishi memasok i-MiEV ke negera-negara tersebut. Termasuk Belanda yang menyusul kemudian.
Bahkan Uni Eropa membuat aturan bahwa emisi rata-rata mobil harus memenuhi 95 gram/Km pada 2020. Mobil BBM hampir mustahil memenuhi ini. Artinya, mobil BBM sudah mendekati ajal di Uni Eropa. Berganti dengan era mobil listrik.
Produsen mobil asal China, Beijing Auto International Corporation (BAIC) telah memilih Malaysia sebagai lokasi investasi menyiapkan basis produksi mobil listriknya. Bekerja sama dengan perusahaan Malaysia, Amber Dual Sdn Bhd. Meproduksi Moblis untuk diekspor ke seluruh negara Asia tenggara, termasuk Indonesia. Dan akan bergulir mulai bulan Juli 2016.
Lalu kenapa orang sekelas kepala BPPT masih terlihat santai-santai dan malah cendrung meremehkan putra bangsa yang mencoba berusaha membuat negara ini tidak tertinggal dari negara-negara lainnya?
Betul teknologi Moblis belum terlalu maju, terutama batrainya. Isi ulangnya lama dan mahal. Tapi justru karena itulah kita harus segera ikut bermain, agar tidak ketinggalan. Jangan menunggu pabrikan-pabrikan mobil BBM mendominasi lagi.
Betul infrastruktur pengisian listriknya belum memadai. Tapi masak iya kita menunggu dulu pemerintah membangun stasiun-stasiun pengisian listrik sepanjang jalan? Nanti pemerintah juga berfikir, ngapain buat stasiun pengisian listrik kalau Molis saja belum ada. Kapan mulainya kalau fola berfikir seperti ini?
Betul Moblis belum populer di Indonesia. Tapi masak iya kita harus menunggu dulu masyarakat ramai-ramai membeli Moblis impor baru kita mau peduli?