"Apa yang terjadi pada Tuan Putri? Mengapa wajah anda begitu terkejut wahai penjaga yang agung?"
Salah seorang pelayan datang dan menyodorkan air minum untuk sang penjaga, dia meminum air serta mengatur napas, ia berdiam sejenak sebelum melanjutkan menjawab seluruh pertanyaan dari pelayan.
"Tuan Putri sedang tidak baik-baik saja, tubuhnya penuh bercak berwarna merah terang dan Tuan Putri memiliki kelainan bentuk anggota tubuh. Sangat mengenaskan, itulah penyebab utama ia berteriak<" jawab sang penjaga yang berhasil membuat hati para pelayan meringis, mereka mulai memohon kepada para tabib agar dapat menyembuhkan Tuan Putri.
"Tolongla Putri kami, wahai tabib!"
"Saya sangat memohon kepada anda, tabib!"
Tabib, kami sangat bergantung pada anda!"
Keramaian itu terdengar di depan pintu kamar Tuan Putri, mereka memohon kepada para tabib. Namun tabib tak menjawabnya.
Wajah tanpa eksperesi, ia beranjak  dari sana. Pelayan kebingungan sekaligus cemas. Beberapa pelayan mulai khawatir dan histeris sebab teriakan penderitaan Tuan Putri semakin keras.
Kabar tentang penderitaan Tuan Putri sekarang menjadi topik pembicaraan dan menyebar ke pelosok kerajaan. Penyebaran kabar ini sangat cepat, bagaikan angin yang topan yang sedang berhembus kencang. Ada yang mengatakan bahwa Tuan Putri tidak lagi mengenal orang-orang disekelilingnya, ada juga yang mengatakan bahwa akibat ketidakbecusan para pelayan dalam mengurus Tuan Putri, namun ada banyak yang meyakini bahwa Tuan Putri sedang terkena kutukan.
Kutukan itu akibat dari keangkuhan, kesombongan dan sifat ria. Banyak yang percaya bahwa sebagian besar rakyat kerajaan mengutuk Tuan Putri karena kepribadiannya yang buruk.
"Saya menduga seperti itu juga."