Mohon tunggu...
Lukman Karnendi
Lukman Karnendi Mohon Tunggu... Konsultan - Social Educator

Jika ada yang harus saya kerjakan, akan segera saya selesaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Legenda Tanjung Harapan Masyarakat Kutai, Sarana Pendidikan Pembentukan Moral

14 September 2019   22:10 Diperbarui: 14 September 2019   22:16 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Sosok si pemuda saat masih kecil yang berkeinginan agar usahanya untuk pergi merantau dapat dilakukan sebagai kesempatan memperbaiki ekonomi kehidupannya, mencari ilmu juga pengalaman hidup, dan sebagai bentuk pengabdian dirinya terhadap ibundanya. Begitupun jika seseorang yang memiliki usaha dan kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Maka betul-betul dilakukan dengan dedikasi sebagai bentuk pengabdian bukan yang lain.

3. Sosok pemuda yang dikatakan oleh sang raja sebagai orang yang jujur, dermawan, baik hati dan suka menolong yang semua itu merupakan dilatarbelakangi dan tumbuh dari sebuah amanah ibundanya yang harus dia lakukan dan dipegang teguh. Maka amanah merupakan hal penting yang harus dipegang bagi setiap orang.

4. Hikmah yang dapat diambil dari kisah ini, ialah saat si pemuda terlena dengan suasana dan kehidupan barunya yang bergelimpangan harta, memiliki tahta, dan  wanita. Hingga semua itu menjadikannya lupa akan sosok ibunya dan lupa pula untuk memenuhi janji kepadanya. Maka, sebuah janji adalah hal penting bagi manusia yang harus ditepati, sesulit apapun godaan yang datang akan tetapi janji adalah janji. Ibarat hutang yang harus dibayar atau pekerjaan yang harus diselesaikan.

5. Keuletan seorang pemuda tersebut yang pada akhirnya berada pada pencapaian yang cukup sukses menjadikan ia bisa hidup sebagai sosok yang mandiri. Karna hakekatnya begitulah sosok pemuda tiada kata tidak mungkin untuk berjuang.

6. Peristiwa yang menjadi akhir dari legenda ini, yakni saat si pemuda tersebut terkena sambaran petir berapi-api dan angin topan yang keduanya menghantam awak kapalnya hingga tenggelam. Sehingga dengan adanya kejadian demikian merupakan suatu akibat atau pembalasan bagi si pemuda yang pada akhirnya menjadi anak yang tidak baik bahkan bisa dikatakan telah durhaka kepada ibundanya. Ibarat dikasih air susu dibalas dengan air tuba. Begitulah saat kita mengecewakan orang yang paling berjasa bagi kita, maka sudah pasti balasan akibat ketidakbaikannya itu adalah musibah yang betul-betul berbuah penyesalan sepanjang hayat..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun