Mohon tunggu...
Lukman Karnendi
Lukman Karnendi Mohon Tunggu... Konsultan - Social Educator

Jika ada yang harus saya kerjakan, akan segera saya selesaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Legenda Tanjung Harapan Masyarakat Kutai, Sarana Pendidikan Pembentukan Moral

14 September 2019   22:10 Diperbarui: 14 September 2019   22:16 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak legenda dari berbagai penjuru daerah yang tentunya dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat, salah satunya ada pada legenda yang ada dikalangan masyarakat Kutai yakni legenda Tanjung Harapan. Legenda ini terjadi dengan latarbelakang tempat disebuah perkampungan dikecamatan Sebulu daerah Kutai. 

Kampung yang bernama Tanjung Harapan ini dulunya disebut dengan Tanjung Langkap. Dimana perkampungan ini dihuni oleh masyarakat yang tidak begitu padat dan suasana kehidupan disana pun terbilang sangat tentram. Yang menjadi menarik pada sekumpulan masyarakat di Tanjung Harapan ialah sebuah legenda yang terbilang menjadi kisah yang dialami pendahulunya dimasa lampau.

Dalam legenda ini sosok seorang ibu dan seorang anak tidak disebutkan dengan sebutan seseorang yang memiliki nama ataupun identitas lainnya. hanya saja kisah ini begitu tersohor dikalangan masyarakat Tanjung Harapan. Kisah dari legenda ini diawali dengan cerita adanya seorang ibu dengan anaknya. 

Seorang anak ini terbilang sebagai yatim, dikarenakan ayahnya telah meninggal dunia. Dengan ketiadaan seorang ayah didalam rumah tangga mereka tentulah mereka hidup dalam keadaan yang terbilang memiliki penghasilan yang kurang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari secara rutin. 

Namun berkat seorang ibu yang begitu pandai mendidik anaknya hingga seorang anak tersebut tumbuh menjadi anak yang baik dan ulet. Bahkan sampai si anak bercita-cita tinggi dengan harapan bisa membahagiakan ibunya dan memperbaiki keadaan di dalam keluarganya yang hanya ada seorang ibu.

Oleh karena seorang anak yang berkeinginan mewujudkan impian untuk membahagiakan ibunya, maka si anak tersebut memikirkan cara agar bagaimana impiannya itu dapat terwujud dengan nyata. Setelah selang satu hari anak tersebut sudah mendapatkan jawaban atas apa yang dipikirkannya itu. 

Maka dia memutuskan untuk bisa pergi merentau untuk mencari ilmu juga pengalaman hidup kedaerah yang jauh dari tempat kelahirannya. Anak itu memutuskan demikian dengan alasan karena dengan pergi merantau akan banyak hal baru yang ia dapatkan dan memungkinkan dapat meraih apa yang dia cita-citakan. Begitulah pikir seorang anak tersebut.

Hingga suatu hari si anak tersebut mencoba memberanikan diri untuk berbicara kepada ibunya mengenai keinginannya untuk pergi merantau. Maka dengan suara dan ekspresi yang terlihat tidak percaya diri seorang anak berkata kepada ibunya, "Bu...izinkanlah saya untuk pergi merantau, karna dengan itu saya bisa menuntut ilmu dan mendapat pengalaman hidup yang lebih baik dari yang selama ini saya dapatkan disini (kampung Tanjung Harapan)". 

Begitulah ujarnya. Namun tak lama langsung seorang ibu menjawabnya "apa kamu tidak berpikir panjang dan melihat bagaimana keadaan kita sekarang, seharusnya kamu lebih bisa mempertimbangkan itu". Wajah anak itu terlihat sedikit kaget dan kecewa dengan jawaban yang dilontarkan ibunya. Dan tidak lama kemudian, ibunya berkata lagi kepada anaknya. "jika demikian keinginanmu itu untuk pergi merantau, apakah kamu tidak merasa kasihan kalau kamu akan meninggalkan ibu yang hidup dalam kesendirian dengan sudahnya kepergian ayahmu ?.

"Ibu, ananda berkata demikian bukan bermaksud membuat ibu sedih, akan tetapi hanya merencanakan untuk bisa mewujudkan impian ananda agar bisa membahagiakanmu" jawab si anak. Dari pembicaraan seorang anak tersebut dengan ibunya, ia mengharapkan kalau memang berhasil mendapatkan persetujuan dari ibunya untuk pergi merantau. Baru ia akan kembali memikirkan untuk pergi mempersiapkan dirinya. Si anak pun tidak ada maksud sedikitpun untuk membantah meski demikian apa yang ia dapatkan dari perkataan ibunya. Maka selanjutnya, dengan nada suara yang halus si anak berkata "Ibu, Ananda berkeinginan demikian itu karena ananda sudah yakin dengan usia ananda yang lima belas tahun mampu untuk melakukan perantauan ke daerah yang jauh demi bisa mewujudkan cita-cita Ananda agar bisa membahagiakanmu". Dengan ucapan yang mengalir ia pun meneruskan perkataannya "Ananda berkeinginan demikian itu dikarenakan jika Ananda hanya berdiam diri selama-lamanya di tempat ini dengan keadaan gubuk yang kecil, tentu keadaan kita tidak akan ada perubahan. Meski ananda sendiri sejujurnya ingin ibu selalu bisa bersama-sama denganku.

Setelah mendengar perkataan anaknya, seorang ibu berdiam diri sambil terus memikirkan keinginan anaknya itu. Dan dengan alasan yang dikatakan seorang anak sebagai penguat perkataannya itu, ibunya berpikir bahwa keinginan anaknya ada benarnya juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun