Anak-anak tersebut sedang didata pemerintah dan nama-nama belum disebutkan ke publik.Â
Saya berharap bahwa identitas anak-anak tersebut jangan disebarkan kepada publik agar mereka tidak merasakan pengasingan masyarakat ketika mereka sudah besar.Â
Walaupun saya yakin, anak-anak tersebut akan dikenal oleh tetangganya jika mereka sudah pulang. Minimal mereka tidak mendapatkan stigma buruk yang lebih luas.Â
Kasus anak Amrozi dan anak-anak yatim piatu eks ISIS ini memiliki kesamaan. Sama-sama melakukan aksi terorisme.Â
Kita menyaksikan bahwa para orang tua pelaku terorisme ini mengajak anak-anaknya berjihad versi mereka.Â
Padahal anak-anak tersebut seharusnya tidak berada pada kegiatan tersebut.Â
Anak-anak pelaku terorisme tidak bersalah. Yang bersalah iyalah orang tua mereka yang telah melakukan kejahatan kemanusiaan.Â
Mereka adalah korban atas tindakan orang tuanya. Mereka sama sekali tak mengetahui hal tersebut.Â
Tentu hal ini harus dijadikan pelajaran berharga bagi orang tua yang ingin melakukan aksi terorisme. Pikirkan lah anak Anda. Mereka berhak mendapatkan hidup yang layak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H