Ahmad Wahib merupakan salah satu tokoh pembaharu pemikiran Islam di Indonesia.
Pikiran-pikiran ketika di HMI dan setelah keluar dari HMI begitu menggugah kesadaran kita dalam beragama.
Banyak kalimat yang dapat Anda jadikan renungan darinya. Silakan baca sini.
Ahmad Wahib berproses di HMI era Cak Nur. Ketika itu ia sering sekali mengkritisi kepemimpinan HMI. Sampai-sampai ada saling bantah di antara Cak Nur dan Ahmad Wahib melalui tulisan. Begitulah tradisi intelektual HMI yang berkembang semenjak dulu kala.
Sepanjang perjalanannya, ia memutuskan untuk keluar dari HMI dengan 4 alasan di bawah ini sebagaimana ia catat dalam buku hariannya di halaman 44.
1. HMI aman dari "heterogenitas yang keterlaluan dan bersih" dari apa yang dinamakan "link golongan luar tertentu" di Jawa Tengah;
2. Masalah diri saya yang dipandang sering "bersuara lain" tidak berkepanjangan lagi;
3. Lebih memberikan keleluasaan batiniah pada diri saya dalam mengembangkan pikiran dalam perkaderan diri di masa kemahasiswaan ini;
4. Secara tidak langsung, mungkin dan mudah-mudahan akan membawa manfaat bagi lebih cepat matangnya HMI di masa depan;
Itulah latar belakang Ahmad Wahib keluar dari HMI yang ditujukannya ke Pengurus Besar HMI dan Pengurus HMI Badko Jawa Tengah.
Baca juga: Ahmad Wahib: Saya Tak Berhak Ada dalam HMI
Ia juga menyertakan sebuah memorandum yang diberinya nama "Memorandum Pembaharuan dan Kekaderan".
Ia juga melanjutkan dalam tulisannya bahwa memorandum itu tidak mempunyai pendukung-pendukung real.
" Tapi saya tahu dan yakin bahwa beribu-ribu anggota HMI berdiri bersama-sama memo ini," tulisnya masih di paragraf kedua halaman 44.
Ia juga mengungkapkan bahwa di HMI tidak ada saluran yang mereka (anggota HMI) peroleh, kecuali saluran untuk membunuh kemanusiaannya.
"Yang ada hanya kekangan, kekangan, dan sekali lagi kekangan bagi pengembangan pribadi, pengembangan pikiran untuk akhirnya mati sebelum sampai ajal."
Pengunduran diri Ahmad Wahib dilakukan bersama Djohan pada tanggal 30 September 1969 bertepatan dengan 28 Rajab 1389.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H