Pada tulisan sebelumnya, saya telah menjelaskan siapa saja dan apa saja peran beberapa oknum Kader HMI dan KAHMI dalam dokumen pelengseran Gus Dur.
Silakan baca di bawah ini:
1. Akbar Tanjung, Aktor Kudeta Gus Dur
2. Daftar Tokoh HMI/KAHMI dalam Dokumen Pelengseran Gus Dur
Kali ini, saya akan membahas bagaimana reaksi alumni HMI ketika diwawancarai penulis buku tersebut.
Fokus saya hanya pada gerbong HMI/KAHMI, gerbong lainnya biarlah teman-teman membaca sendiri.
Virdika menceritakan bagaimana ia melakukan wawancara terhadap tokoh-tokoh di dalam dokumen tersebut.
Ketika ia mewancarai Amien Rais, ia mendatangi rumah beliau di daerah Jakarta Selatan.
Wawancara yang dilakukan lebih satu jam. Ketika Virdika mulai menginformasikan data, Amien Rais meminta rekaman dimatikan.
Amien Rais sempat membantah data itu tidak ada dan mengancam Virdika tidak bisa keluar rumah jika tak memberitahukan informasi dokumen tersebut. Virdika pun merasa didesak dan langsung saja memberitahu tokohnya.
Setelah Amien Rais, Virdika mewancarai Akbar Tanjung di daerah Jakarta Selatan juga.
Ketika Virdika menunjukkan dokumen itu, Akbar Tanjung terlihat gugup dan mulai menggigit kukunya saat membaca dokumen tersebut.
Baca juga: Anies Baswedan, Alumni HMI Paling Kontroversi
Akbar Tanjung mengaku lupa akan adanya dokumen tersebut. Ia menyampaikan, mungkin ada, mungkin tidak.
Kemudian tokoh KAHMI lainnya iyalah Fuad Bawazier. Menurut cerita Virdika, ia sangat blak-blakan dibandingkan Akbar Tanjung dan Amien Rais.
Selanjutnya iyalah M Fakhruddin, sebagai Ketum PB HMI ketika itu. Tetapi, Virdika tidak langsung mewancarai M Fakhruddin dikarenakan ia saat ini tinggal di Aceh.Â
Ia menyuruh temannya sesama jurnalis di Aceh dan Virdika telah menyiapkan seluruh pertanyaan. MÂ Fakhruddin ini hampir sama dengan Fuad Bawazier, sangat terbuka.
M Fakhruddin juga mengakui melakukan jejaring dengan KAHMI melalui Fuad Bawazier.
Begitulah kondisi Alumni HMI ketika diwawancarai terkait dokumen pelengseran Gus Dur.
Sebagai kader HMI, kita harus bisa menerima kenyataan ini dan menjadikannya sebagai pelajaran ke depannya.
Enggak usah emosian. Selow aja. (Ucapan itu sudah saya sampaikan juga di tulisan sebelumnya), wkwk.
Saya yakin, Gus Dur telah memaafkan mereka semua. Mari kita kirimkan Al-fatihah untuk Gus Dur!
Oh iya, bagi yang membaca tulisan ini dan berteman dengan Virdika Rizky Utama, sampaikan "salam" saya padanya. Dari anak HMI yang mengaku pengagum Gus Dur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H