Dalam benak sang ayah, tinggal satu orang yang belum ditanya, yaitu anaknya sendiri yang dari tadi pergi sampai detik ini belum kembali.
Setelah anaknya sampai rumah, kemudian ditanya tentang jam tangan oleh ayahnya, iapun menjawab sama dengan ibu dan pembantunya.Â
Semakin memuncaklah kemarahan sang ayah, sehingga ibu dan pembantu menjadi korban kemarahan ayah dari kebohongan seorang anak. Inilah sepenggal cerita dari perilaku bohong yang berdampak pada orang lain.
Janganlah perilaku berbohong dianggap hal sepela, karena bila seseorang memiliki kebiasaan berbohong yang terus-menerus, maka akan menutupi dan menghancurkan sendi-sendi kebenaran yang ada pada dirinya, sehingga ia akan selalu bohong dalam hal apapun, dimanapun  dan kapapun.
Perjalan hidup manusia tidak bisa lepas dari cita-cita yang ingin diraih semasa hidupnya, Â sebuah akhir kehidupan yang baik (husnul khatimah) menjadi impian setiap seorang muslim dan berlanjut saat dibangkitkan kelak akan berkumpul bersama orang-orang yang baik pula. Oleh karena itu janganlah berbohong sehingga kelak tidak dikumpulkan bersama para pembohong pula. Â Wallahu'alam bishowab
(Lukmanrandusanga, 20/8/2024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H