Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dalam Ketidaksadaran Ibuku Panggil Aku dan Istriku

8 Februari 2024   07:13 Diperbarui: 8 Februari 2024   07:34 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah, sesampai ditempat, ibuku bisa istirahat, rebahan dan  minum air hangat, yang sudah menjadi tradisi harianya. Maklum saja ibuku  sudah sepulu, hampir masuk ke usia 70 tahun.

Sepertinya tiada hari tanpa minum air hangt dalam bahasa Brebes "Medang" yang tidak bisa ditinggalkan. Mulai pagi, siang maupun malam.

ooooo  - oooo

Hari Rabu, pukul 09.00 Wib. Ibuku keluar dari ruang Teratai lantai 2 (dua), kamar yang dijadikan peristirahatan sebelum dilakukan operasi oleh Dr. Spesial Ortopedi.

Perjalanan menuju kamar operasi, sesekali aku ngobrol sama istri dan mencoba untuk menguatkan kepada ibuku untuk rilek, nyaman dan tenang. Maklum saja, malam sebelumnya tensinya nyampai 160. 

Sesampai diruang  transit sebelum masuk operasi, aku masih sempat ngobrol dengan ibuku dan menyakinkan, insyaAllah operasinya  akan berjan lancar dan  lengannya tidak akan sakit lagi yang  patah.

Setelah ibuku masuk menuju ruang  operasi, Aku dan istriku hanya bisa menunggu di ruang penantian bersama keluarga lainnya, yang sedang sama-sama  menunggu keluarganya yang sedang dioperasi pula.

Dalam penantian operasi, aku ngobrol bersama istri. Mulai dari kondisi anak-anak yang kerja di luar jawa, hingga anak yang mau ambil kuliah magang si bungsu.

Disaat sedang  ngobrol sama istri, tiba-tiba ada suara diruang pasca operasi yang aku dan istriku sangat kenal suara tersebut.

Tak menunggu lama, dari ruang  masuk operasi ada panggilan keluar untuk keluarga ibuku, dimohon untuk menamaninya.

Akupun masuk, menuju ibuku yang sedang terbaring di kasur, yang memanggil-manggil namaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun