Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Mindset Positif bersama Siswa yang Terlambat Sekolah

12 Oktober 2022   20:51 Diperbarui: 12 Oktober 2022   20:56 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membangun Mindset Positif Bersama Siswa yang Terlambat Sekolah

SMA Negeri 1 Brebes, Rabu 12 Oktober 2022. Pagi ini sesuai hari dan tanggal di atas. Penulis menemui tiga siswa yang terlambat. Selanjutnya mereka diberi tugas kali ini, dengan menulis mindset. Baik dari orang lain maupun yang berasal dari diri sendiri.

Selanjut setelah selesai menulis puluhan mindset. Siswa melanjutkan untuk menulis apa saja yang dilakukan untuk menangkal ataupun merubah mindset tersebut dan kapan akan dimulai. Mengubah untuk mindset positif dan kalimat yang mamacu membangkitkan dari mindset itu sendiri, agar siswa yakin mendapat kemudahan meraih apa yang  dicita-citakan.

Sebelum bicara lebih jauh, tentang mindset siswaku yang terlambat, terlebih dahulu mengenal mindset itu sendiri sebagaimana yang dikatakan Verywell Mind adalah sekumpulan kepercayaan atau pemikiran yang membentuk bagaimana kamu melihat dunia dan diri sendiri. Mindset atau pola pikir inilah yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.

Mindset yang ditulis siswa terlambat, dari orang lain meliputi lingkungan taman bermain, sekolah dan keluarga. Sedangkan pada diri sendiri adalah kepercayaan atau keyakinan yang dianutnya, sehingga mempangaruhi dalam menggapai cita-cita siswa itu sendiri.

Tulisan siswa saat awal mindset  dengan mindset positif.Dokpri.
Tulisan siswa saat awal mindset  dengan mindset positif.Dokpri.

Dari tulisan siswa yang terlambat, penulis berusaha melihat dan mengamati dari awal siswa menulis  mindset, kemudian ketika menulis menangkal atau merubah mindset ke hal-hal yang positif, serta kapan akan dilakukan, tampak terlihat sangat beda dari tekanan dan keajegan setiap menulis huruf.

Ketika disuruh menulis mindset pertama terlihat hurupnya acak-acakan. Berbeda ketika menulis mindset positif untuk mengubah mindset awal terlihat lebih tertata dan rapih dalam setiap spasinya atau jarak perkata, hurufnyapun konsisten. Hurup yang di tulis awal sampai dengan hurup yang ditulis ahir sama. Seperti "a" awal dengan "a" ahir sama.

Menulis menangkal dan kapan akan memulai untuk berubah, memiliki maksud mengajak siswa membangun mindset positif yang dimilikinya. Membangun mimpi-mimpi yang indah untuk memuluskan semua harapan.

Mindset positif juga dapat diartikan sebuah usaha, agar siswa memiliki harapan dan hasil positif dengan membangun citra diri dan memiliki emosinal yang optimistis di kehidupan nyata.

Tulisan-tulisan yang digoreskan oleh tangan siswa adalah doa. Dimana ketika akal tidak mampu untuk menembusnya, maka doa adalah sebagai jalan terakhir. Sebuah usaha yang selalu disertai dan beriringan dengan doa.

Ada hal yang penulis dapatkan dalam dialog setelah siswa selesai menulis dan penjelasan lebih rinci tentang mindset yang ditulis itu sendiri, melalui pendalam makna, arti dan maksud yang ditulisya.

Ada beberapa hal yang membuat penulis sangat bangga terhadap ketiga peserta didik yang terlambat.

Pertama, Rizqia Mei A kelas XI Mipa 5, ia menulis salah satu mindsetnya "Kamu nggak pantas menjadi atlit karate," padahal dari informasi yang didapatkan penulis lebih jauh. Bahwa ia pernah menjuari karate tingkat Provinsi Jawa tengah, saat duduk di SMP dan saat di SMA pun ikut Popda.

Siswa yang kedua, M.Fatir Al-Aska XI IPS 3, menulis mindset "Anak yang tidak displin," padahal siswa tersebut di raport nilai mapel  PPKn sepuluh. Tentu ini adalah siswa yang luar biasa dan  sesuai dengan cita-citanya mau kuliah di Fakultas Hukum.

Sedangkan siswa ketiga yang terlambat, " Orang yang tidak fokus belajar karena banyak bermain game" Padahal siswa tersebut sudah matang akan pilihan kariernya setelah menamatkan dari bangku SMA.

Melihat mindset siswa dapat menjadi indikasi keraguan-keraguan akan kemampuan yang dimiliki. Padahal ketika mengembangkan dialognya. Ternyata siswa-siswi kita adalah anak-anak yang hebat dan berprestasi.

Memupuk potensi siswa dan mengajak ke mindset  positif, merupakan salah satu usahan untuk membangun kepercayaan pada siswa, bahwa ia mampu untuk mendapatkan cita-cita yang diimpikannya. Berprasangka baiklah pada diri sendir, karena Tuhan bersama prasangka hambanya. Wallu'alam bishowab.

Lukman SMAN 1 Brebes (12/10/2022)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun