Kekuatan Tekun
Ngaji Tafsir Ibnu Kasir setiap Jumat pukul 16.00 - 17.20 yang disampaikan oleh K.H. Subhan Ma'mun banyak nasehat dan ilmu yang disampaikan pada saat ngaji.
Ngaji kali ini, Jumat (30/9/2022) penulis mencoba menuangkan kembali apa-apa yang disampaikan oleh K.H. Subhan Ma'mun tentang ketekunan belajar.
Menurut K.H. Subhan Ma'mun bahwa K.H. Ma'mun itu orang cerdas, namun beliau menghormati dan bangga pada putranya yang bernama K.H. Subhan Ma'mun, menjadi orang yang tekun, yang mudah memahamkan siapa aja yang belajar denganya, kata K.H. Subhan Ma'mun, menirukan apa yang di sampaikan oleh Kyai Ma'mun.
Ketika Kyai Ma'mun masih hidup, beliau sering mendengarkan K.H. Subhan saat mengajar kepada para santri yang usianya masih sepadan dengan beliau bahkan ada yang lebih tua.
Kyai Mamun tak segan-segan untuk mengingatkan dan menyanjung atas apa yang disampaikan oleh K.H. Subhan Ma'mun tat kala selesai mengajar.
Kekuatan ketekunan yang dimiliki K.H. Subhan saat mengajar mampu menahan rasa bosan dan mudah difahami apa-apa yang disampaikan. Ketekunan juga menurut K.H. Subhan menjadi dirinya mau belajar dari kesalahan dan dapat menjadi modal untuk sukses mengajar.
Tekun dalam bahasa jawa memiliki arti telaten yang didalamnya ada unsur kesabaran dan keistiqomahan. Ketekunan ini pula yang menurut penulis membuat K.H. Subhan Ma'mun berhasil mengedukasi dan mentarbiyah para santri dari berbagai kalangan. Baik dari tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Asal daerah, ekonomi keluarga santri. Beliaupun bersedia membuka waktu sepenuhnya 24 jam kepada para santri untuk konsultasi.
Ikut mengaji bersama K.H. Subhan Ma'mun dapat dikatakan, kitab yang dikaji hatamnya sangat lama nyampai puluhan tahun. Seperti ngaji Fathul Bari yang sudah berpuluh-puluh tahun dan sekarang baru sampai pada jilid 4 dari total 15 jilid.
Begitu juga dengan ngaji kitab Tafsir Ibnu Kasir yang mau hatam jilid 1 dari 4 jilid. Yang di bacakan beliau setiap Jumat di Masjid Istiqomah Luwungragi Bulakamba Brebes.
Peserta yang ikut mengaji bersama beliau tidak hanya warga Desa Luwungragi saja namun juga ada dari tetangga Desa, bahkan lain kecamatan juga banyak, dan dalam setiap tahunya terus bertambah bukan berkurang.
Ketekunan dalam mengajar menurut K.H. Subhan akan berdampak pada keikhlasan menjalani profesi yang digelutinya. Ketekunan juga memiliki makna usaha yang terus menerus, mempelajari kesulitan yang ada dan mencoba untuk mengurai mencari jalan keluarnya.
Ada dampak yang kurang baik, bagi yang tidak mampu untuk tekun, salah satunya malas dan membuat pekerjaan akan terasa lebih berat. Ketekunan merupakan modal utama untuk suskses pekerjaan yang dilakukannya.
Bagi para santri dan pembaca yang menjadi pengajar. Tekunlah terhadapat apa yang dijalaninya dan tidak lari terhadap masalah yang dihadapi. Ketekukan sendiri dapat menjadi solusi terhadap peserta didik yang diajarinya. Salah satu faktor yang membuat peserta didik bisa dan mudah memahami materi yang disampaikan karena ketekunan sang guru. Wallahu'alam Bishowab.
Lukmanrandusanga
Ngaji Karo Kang Kaji (3/10/2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H