Dan prilaku ketakutan yang berlebihan akan mengakibatkan traumatis. Melihat kondisi diatas, fengan mengambil langka meminum obat, bukanlah mengobati akar permasalahannya dan hanya meringankan sesaat dari rasa sakit. Hidup ini antara harapan dan kenyataan. Â Maka kenyataan yang pasti jangan diingkari, untuk selalu mengabdi dan mengabdi pada Sang Ilahi. Dzat yang maha penyembuh.
Maaf, sebagai catatan tambahan dan ilustrasi.  Ketika sesorang seneng  pada sekuntum bungah maka Ia dimungkinkan  akan mengambilnya.Tapi kalau mencintai bungah, tentu akan  memeliharanya.  Cintailah sesamanya, untuk tetap saling memilihara perasaan dan kekuatan keimanan.
Ada cerita yang menarik dari Imam Syafii,  yang disampaikan  Dr. Mustamir Pedak. Ketika ada orang yang cerita kepada Imam Syafii. Bahwa orang yang tadi salaman, dibelakang memusuhi anda. Jawab Imam Syafii. Alhamdulillah berarti orang tersebut tidak berani dengan saya. Terbukti ketika ketemu, dia salaman.
Dalam pandangan Dr. Mustamir, tentang obat mujarab bagi suami adalah istri kalau diagnosisnya benar. Sebab Istri dapat dikatakan sebagai penyakit kalau salah memahaminya, namun kalau memahami istri dengan baik maka istri adalah obat paling besar dalam menyembuhkan penyakit suami. sehingga makna perkawinan (nasehat) li taarufu. saling memaklumi, itu dapat diterapkan.
Ketika kita memposisikan diri sebagai hamba Tuhan, yang taat dan menikmati kehidupan, maka akan didapatkan keajaiban-keajaiban yang akan datang. Seperti makan akan mendapatkan  keberkahan. Manaka ketika mau makan,  suruhlah tubuh dan pikiran kita untuk menikmati makan yang dimakan,  agar lambung dan usus menerima dengan kenikmatan pula. Inilah makan yang dapat dikatakan sebagai obat, bukan makan mendatangkan penyakit. Karena kesalahnya sendiri, tidak mampu menyuruh pada usus dengan baik.
Buatlah ibadah apapun terasa indah dan bahagia. Maka akan muncul keindahan dalam beribadah. Dan buatlah yang kita lakukan untuk ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kalau ibadah penuh orientasi materi maka akan sia-sia dan  tidak terasa indah. Selanjutnya yang didapat hanya capai belaka.
Merasa mulialah dihadapan Tuhan, maka kita akan  mepertahankan kemuliaan tersebut. Kita tidak  boleh merasa hina,  karena manusia adalah makhluk yang mulia dihadapan Tuhan.  Keindahan cara  berpikir akan memperindahan dan dapat menikmati pemberian Tuhan dari menit ke menit.
Wallu 'alam bishowab.