Tulisan yang saya buat ini, hanya sebuah cerita yang terjadi di kampung saya, yang didapatkan dari obrolan para orang tua, di sela-sela istirahat dari aktivitas menjadi petani tambak. Adapun kebenaran dari peristiwa yang ada dalam cerita tidak dapat dibetulkan semua, hanya ada makam yang menjadi saksi dari tulisan ini dan asal muasal kapan ada makampun belum diketahui.
Ceritanya begini, dikampung saya ada makam yang dianggap paling tua, dan alhamdulillah sampai sekarang masih terawat. Menurut masyarakat setempat, makam tersebut adalah  makam Mbah Buyut Kuat dan Mbah Buyut Kerti.Â
Entah mulai kapan makam itu berada, sepertinya belum ada yang mengetahui asal muasalnya. Akan tetapi keberadaan Mbah Buyut Kuat, menurut para orang tua saya sangat berjasa, karena beliaulah yang menjadikan adanya desa Randusanga. Atau bisa di sebuat sebagai tokoh babad alas randusanga.
Konon, sebelum randusanga kedatangan Mbah Kuat dan Buyut Kerti, randusanga merupakan alas lebat, yang terdiri dari pohon-pohon besar dan tinggi serta banyak binatang buasnya. Sehingga keduanyapun saat datang, tidak berani tidur di bawah (tanah), akan tetapi tidur di atas pohon.
Menurut  kakek saya (Alm. H. Sakyadi bin Dasmun), ketika beliau masih hidup pernah mengatakan,  bahwa makam Mbah Buyut Kuat ada sebelum beliau lahir. Ketika kakek saya, bertanya kepada orang tuanyapun mendapatkan jawaban yang sama, Makam tersebut sudah ada sebelum ia lahir.
Namun, ada beberapa hal yang cukup menarik dan dapat dijadikan sebagai bahan cerita untuk generasi anak bangsa, khususnya yang berasal dari  Randusanga, mengenai makam Mbah Buyut Kuat, yang ada di blok ketemberan Rt.03/01 Randusanga Kulob Brebes.
Menurut cerita kakek saya, yang juga disebut sebagai orang yang memiliki usia panjang. Karena beliau meninggal pada usia sekiatar 86 Tahun. Beliau termasuk orang yang menurut lingkungan setempat orang yang dianggap kuat. Karena dulu pernah mengalahkan orang yang pernah menjambret di kereta api, ketika beliau melakukan perjalanan dari Brebes ke Indramayu. Â Beliau juga merupakan salah warga yang pernah menjadi santri dari Mbah Nur Walangsanga Moga Pemalang.
Adanya cerita Harimau Mbah Buyut Kuat, tidak bisa lepas dari para saksi yang dulu sering melihat sosok harimau tersebut. Seperti yang yang dikatakan orang tua saya (H. Syamsuri), ketika beliau  masih kecil pada malam jumat kliwon sering melihat harimau milik mba kuat lewat dirumahnya dan yang mengetahui bukan hanya dirinya saja, tapi orang tua dan adik-adiknya pula mengetahui.Â
Karena ada kebiasaan Harimau Mbah Buyut Kuat yang diyakini suka berkeliling kampung pada malam jumat kliwon, Â dan meminum air yang ditaruh depan pintu rumah warga. Sehingga masyarakat Blok Ketemberan Randusanga pada saat itu memiliki tradisi menaruh air pada malam jumat kliwon di depan rumah mereka, untuk memberi minum harimau milik Mbah Buyut Kuat tersebut bila lewat didepan rumah.
Kebiasaan Harimau milik Mbah Buyut kuat, ternyata tidak hanya mampir minum air saja yang ditaruh didepan pintu rumah. Ketika berjalan-jalan mengelilingi kampung, ia juga sering
menggaruk-garukan badanya di anyaman bambu yang menjadi tembok rumah mbah saya saat itu. Kedatangan harimau mbah kuat, tidaklah membuat masyarakat takut ataupun ingin menangkapnya. Karena mereka sudah tahu dan menyakini bahwa harimau putih tersebut milik mbah kuat dan dijadikan sebagai penjaga Desa Randusanga.
Keberadaan Mbah kuat yang konon memiliki teman dari makhluk lain yang berwujud harimau putih. Seolah-olah membuat Blok Ketemberan Desa Randusanga Kulon  teresa menjadi pedukuhan yang memiliki keistimewaan sendiri. Mereka sepertinya menjadi wilayah yang aman dari para pencuri saat itu.
Menurut Mbah Karduwi (alm), pernah mengatakan. Pada saat penjajahan Jepang, ada rudal yang jatuh di sekitar makam Mbah Kuat, namun rudal tersebut tidak meledak, apalagi merusak makam tersebut. Mungkin ini juga salah satu keistimewaan Mbah Kuat, yang sering diceritakan oleh para orang tua. Sehingga pada hari raya, banyak masyarakat kampung yang menaruh bunga segar di atas pusaran makamnya. Orang kampung bilang "Ngembang."
Ketokohan cerita Mbah Buyut Kuat dan Harimau putih miliknya, sepertinya pada sekarang  hampir hilang. Hal ini dikarenakan Blok ketemberan yang dulu sering menaruh air didepan pintu rumahnya, sudah tidak ada lagi. Ditambah lagi, para orang tua, sepertinya enggak mau menceritakan kembali, tokoh Mbah Buyut kuat yang menjadi pendiri Desa Randusanga Kulon Brebes.
Konon, asal Mbah kuat sama Mbah Buyut Kerti. Keduanya dari  prajurit di kerajaan tertentu,  yang mengungsi ke barat, menggunakan perahu dan terdampar di alas Randusanga. Mereka berdua pergi  karena meninggalkan perang saudara yang berkecamuk saat itu.
Cerita meninggalnya Mbah Buyut Kuat pun sepertinya sangat unik. Karena ada yang mengatakan Mbah kuat pernah berpesan pada  orang yang disekelilingnya saat itu, "tolong jangan kubur saya, sebelum empat puluh hari," ada yang mengatakan bahwa; beliau saat itu sedang pergi dan mininggalkan jasadnya dirumah, untuk mengunjungi saudara-saudaranya, sahabat, guru dan tempat asalnya.
Karena ketidaktahuan pesan yang disampaikan  dan melihat mbah kuat tidak bergerak sama sekali. Maka masyarakat setempat menguburkannya. Setelah dikubur beberapa hari dan belum genap uisa 40 hari  dari pesan yang disampaikan. Beliau pulang ke randusanga, dan didapati jasadnya telah dikubur, padahal beliau pernah pesan jangan dikubur sebelum 40 hari, ada yang mengatakan, kata orang jawa namanya muksa.
Wallahu 'alam bishowab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H