Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mbah Kuat Randusanga

3 Juli 2019   06:31 Diperbarui: 3 Juli 2019   06:56 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AIR BUNGA MALAM JUMAT KLIWONOleh : Lukman Nur Hakim

Keberadaan Mbah kuat yang konon memiliki teman dari makhluk lain yang berwujud harimau putih. Seolah-olah membuat Blok Ketemberan Desa Randusanga Kulon  teresa menjadi pedukuhan yang memiliki keistimewaan sendiri. Mereka sepertinya menjadi wilayah yang aman dari para pencuri saat itu.

Menurut Mbah Karduwi (alm), pernah mengatakan. Pada saat penjajahan Jepang, ada rudal yang jatuh di sekitar makam Mbah Kuat, namun rudal tersebut tidak meledak, apalagi merusak makam tersebut. Mungkin ini juga salah satu keistimewaan Mbah Kuat, yang sering diceritakan oleh para orang tua. Sehingga pada hari raya, banyak masyarakat kampung yang menaruh bunga segar di atas pusaran makamnya. Orang kampung bilang "Ngembang."

Ketokohan cerita Mbah Buyut Kuat dan Harimau putih miliknya, sepertinya pada sekarang  hampir hilang. Hal ini dikarenakan Blok ketemberan yang dulu sering menaruh air didepan pintu rumahnya, sudah tidak ada lagi. Ditambah lagi, para orang tua, sepertinya enggak mau menceritakan kembali, tokoh Mbah Buyut kuat yang menjadi pendiri Desa Randusanga Kulon Brebes.

Konon, asal Mbah kuat sama Mbah Buyut Kerti. Keduanya dari  prajurit di kerajaan tertentu,  yang mengungsi ke barat, menggunakan perahu dan terdampar di alas Randusanga. Mereka berdua pergi  karena meninggalkan perang saudara yang berkecamuk saat itu.

Cerita meninggalnya Mbah Buyut Kuat pun sepertinya sangat unik. Karena ada yang mengatakan Mbah kuat pernah berpesan pada   orang yang disekelilingnya saat itu, "tolong jangan kubur saya, sebelum empat puluh hari," ada yang mengatakan bahwa; beliau saat itu sedang pergi dan mininggalkan jasadnya dirumah, untuk mengunjungi saudara-saudaranya, sahabat, guru dan tempat asalnya.

Karena ketidaktahuan pesan yang disampaikan  dan melihat mbah kuat tidak bergerak sama sekali. Maka masyarakat setempat menguburkannya. Setelah dikubur beberapa hari dan belum genap uisa 40 hari  dari pesan yang disampaikan. Beliau pulang ke randusanga, dan didapati jasadnya telah dikubur, padahal beliau pernah pesan jangan dikubur sebelum 40 hari, ada yang mengatakan, kata orang jawa namanya muksa.
Wallahu 'alam bishowab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun