Mohon tunggu...
Lukman Nulhakiem
Lukman Nulhakiem Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Karyawan Swasta

Belajar-Bekerja

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Ragam Potensi Bahaya di Tempat Kerja

23 Januari 2020   11:37 Diperbarui: 6 April 2020   07:59 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya yakin betul, para pembaca kompasiana memiliki beragam latar belakang dan profesi. Mulai dari tenaga pendidik, tenaga kesehatan, karyawan swasta, pegawai negeri sipil sampai menjalankan bisnis secara mandiri.

Dengan profesi yang beragam, lingkungan kerja pun hampir dapat dipastikan berbeda pula. Ada sebagian dari profesi yang mengharuskan bekerja sepanjang hari hanya di dalam ruangan. Hampir setiap saat berhadapan dengan komputer, pesawat telepon, printer, mesin fax dan mendengar keluhan pelanggan.

Ada pula profesi yang memiliki tempat kerja di sebuah pabrik, di mana setiap hari yang empunya profesi harus berhadapan dengan bermacam-macam bahan kimia berbahaya dan beracun. Harus sering keluar masuk ruang produksi untuk melakukan pengawasan atau memantau semua kegiatan produksi, di mana proses produksi bahan kimia atau barang berlangsung. Bisa anda bayangkan, suara mesin yang terus berputar, panasnya ruang produksi, debu yang berterbangan, bau bahan kimia sampai lantai yang licin karena tumpahan oli.

Kondisi lingkungan kerja yang lebih ektrim dari kedua contoh lingkungan kerja di atas tentu masih ada. Sebut saja misalnya para pekerja pengeboran minyak dan gas di tengah laut. Selama 24 jam sehari dan 365 hari dalam setahun mereka harus berada di tengah laut. Siang dan malam. Untuk beristirahat dengan normal seperti kita yang bekerja di daratan tentu saja tidak bisa.

Potensi Bahaya

Terlepas dari apapun jenis profesi yang kita tekuni saat ini, yakinkan diri kita bahwa potensi bahaya akan selalu ada menyertai. Meskipun dengan jenis dan intensitas yang berbeda. Dengan persentase kemungkinan terjadi yang berbeda-beda pula.

Yang perlu kita lakukan adalah selalu bersifat waspada dan hati-hati. Tapi tentu saja dengan waspada dan hati-hati saja tidak cukup. Anda perlu mengetahui potensi bahaya apa yang menyertai dalam keseharian kita.

Melakukan identifikasi sumber dan jenis potensi bahaya adalah hal pertama yang harus kita lakukan. Lakukan proses identifikasi bersama-sama dengan rekan kerja anda.

Lakukan sesering mungkin, agar kita mampu menggali sebanyak mungkin potensi bahaya yang ada di tempat kerja kita.

Memang, perlu pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk dapat melakukan identifikasi potensi bahaya. Siapkan program pelatihan yang memadai agar kebutuhan pelatihan terpenuhi.

Kendalikan Bahayanya

Jika identifikasi potensi bahaya sudah kita lakukan, maka selanjutnya kita perlu melakukan pengendalian bahayanya. Misalnya, jika di tempat kerja kita terdapat potensi bahaya berupa lantai licin, maka yang perlu kita lakukan adalah dengan memasang tanda bahaya untuk memberikan peringatan.

Selain tanda peringatan, kita kendalikan bahaya langsung dari sumbernya. Apabila sumber penyebab lantai licin adalah air buangan penyejuk udara yang bocor, maka yang kita lakukan adalah dengan menghentikan bocoran air

Ada beberapa teknik pengedalian bahaya yang bisa kita terapkan. Yang terbaik adalah menghilangkan potensi bahaya dari sumbernya. Sehingga potensi bahaya akan hilang sama sekali.

Lakukan Terus

Proses identifikasi potensi bahaya dan pengendaliannya adalah proses yang berkelanjutan. Bukan proses yang hanya satu kali dilakukan. Setelah itu selesai.

Bukan seperti itu.

Mengapa berkelanjutan? Karena potensi bahaya akan selalu ada dan bisa muncul dalam bentuk yang baru. Dan yang paling sering terjadi adalah diperlukan beberapa kali proses identifikasi sampai semua potensi bahaya dikenali.

Jadi, lakukan proses ini secara berkelanjutkan dengan jadwal teratur. Atau manakala sebuah insiden atau kecelakaan terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun