Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Berbagi itu indah

Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir STAI Al Fithrah Sby

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Arti Gugusan Bintang dan Kisah yang Tak Usai

10 Mei 2021   14:50 Diperbarui: 10 Mei 2021   15:07 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Viva.co.id

Hari demi hari pun aku lewati tanpanya. Setelah beberapa hari dari kepergiannya, aku masih kepikiran dan tidak semangat lagi untuk belajar. Juga sering menyendiri dan merenung  di dalam kamar.

"Kamu kenapa Bin. Akhir-akhir ini kok enggak semangat dan sering merenung. Pasti kepikiran tentang Layla ya?" Ibu datang menghampiriku.

"Iya bu, akhir-akhir ini aku down karena ditinggal pergi sama dia. Padahal kita sudah jadian dan saling mencintai!" Ucapku pada ibu. Biasanya, jika aku kelihatan murung atau tak semangat, ibu selalu datang menghampiri dan mananyaiku.

"Sudah...jangan kamu pikir terlalu berat, Bin. Doakan yang terbaik untuk dia. Jika dia memang jodohmu, dia pasti akan kembali kok. Justru karena dia pergi jauh menuntut ilmu, harusnya kamu labih semangat, menjadi yang terbaik untuk dia kelak. Layla sangat mencintaimu."

Esoknya, tatkala siang berganti malam, aku duduk di depan rumah, di atas kursi yang menghadap ke ara utara. Lalu, menatap langit berhias gugusan bintang yang masih sama seperti sebelumnya, indah dan menyimpan banyak rahasia sembari merenung bahwa cinta bukan tentang bagaimana rasa itu jatuh, melainkan bagaimana ia tetap bisa hidup di dalam hati yang rapuh. Benar apa yang dikatakan ibu. Aku harus lebih semangat untuk belajar apalagi aku masih menginjak semester dua dan bulan depan semester tiga. Sementara Layla, mungkin karena dia pindah instansi, dia kembali lagi ke semester awal.

Kini, akuharus  terus berusaha untuk tetap tegar menghadapi semuanya, hidup harus terus tetap berlanjut. Setelah satu bulan kepergiannya, aku mulai terbiasa dengan tugas-tugasku yang numpuk, membaca buku dan mengikuti kegiatan-kegiatan di kampus. Tentunya, sembari menunggu cerita cinta ku dan Layla berlanjut. Aku yakin karena kuatnya cinta kami berdua, aku dan dia pasti akan dipertemukan entah dimana dan kapan waktunya. Isi surat Layla itu membuatku sadar akan cintanya yang tulus.

Sumenep, 10 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun