Mohon tunggu...
Lukman Awalludin
Lukman Awalludin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa instansi UNIKOM

Nama saya Lukman Awalludin, saya lahir di Bandung pada 22 Juli 2004. Sebagai anak tunggal, saya tumbuh dengan nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian yang tinggi, yang sangat membantu dalam perjalanan akademik dan organisasi saya. Saat ini, saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Komputer Indonesia, program studi Ilmu Komunikasi. Saya memilih jurusan ini karena keinginan saya untuk melanjutkan pendidikan yang telah saya tempuh saat SMK, yaitu jurusan Multimedia. Ilmu komunikasi memberi saya peluang untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan latar belakang multimedia saya, terutama dalam hal menyampaikan pesan yang efektif melalui berbagai platform.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Banjir Tahunan Cibaduyut: Warga dan Pedagang Merana

26 November 2024   19:58 Diperbarui: 26 November 2024   20:03 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, alih fungsi lahan di kawasan tersebut juga dianggap sebagai salah satu faktor penyebab. Pembangunan yang tidak terkendali telah mengurangi area resapan air, sehingga air hujan lebih cepat menggenang di jalanan.

pribadi
pribadi

Tuntutan Warga Kepada Pemerintah

Para warga dan pedagang berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah banjir yang sudah menjadi langganan ini. Mereka meminta perbaikan sistem drainase, peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, serta pengawasan lebih ketat terhadap pembangunan di kawasan sekitar.

J menyampaikan harapannya kepada pemerintah kota. "Kami butuh solusi, bukan sekadar janji. Jangan tunggu sampai kami semua bangkrut baru ada tindakan. Cibaduyut ini ikon Bandung, tapi kok dibiarkan seperti ini?"

Sementara itu, menurut informasi yang diterima, Pemerintah Kota Bandung berencana melakukan normalisasi saluran air di beberapa titik di kawasan Cibaduyut. Namun, warga masih skeptis apakah upaya tersebut dapat berjalan dengan cepat dan efektif.

Banjir yang terjadi di Cibaduyut bukan hanya masalah lokal, tetapi juga mencerminkan tantangan yang lebih besar dalam tata kelola perkotaan di Bandung. Selama solusi nyata belum ditemukan, setiap musim hujan akan terus membawa kisah yang sama: genangan air, kemacetan, dan kerugian yang dirasakan oleh warga dan pedagang setempat.

pribadi
pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun