Mohon tunggu...
Lukmanul Hakim
Lukmanul Hakim Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis salah satu usaha untuk mengikat ilmu. Aktifitas saya sebagai jurnalis warga menjadikan selalu untuk menulis berita. Begitu juga sebagai kontributor TVMU untuk wilayah Brebes, mesti menulis Naskah narasi berita. Jadi Menulislah...menulis...dan menulis...Salam Literasi

Kontributor TVMu untuk Kabupaten Brebes

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bilik Disinfektan, Efektifkah?

30 Maret 2020   23:50 Diperbarui: 31 Maret 2020   00:09 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyemprotan disinfektan kepada orang, sudah beredar foto maupun video saat WNI turun dari pesawat terbang, satu persatu disemprot. Namun, informasi terbaru dari badan PBB yang menangani Kesehatan, WHO melalui twitter WHO Indonesia melarang penyemprotan disinfektan yang diarahkan ke tubuh orang.

sumber : Screenshoot twitter WHO Indonesia
sumber : Screenshoot twitter WHO Indonesia
WHO indonesia telah memberikan panduan kepada masyarakat agar tidak menyemprot tubuh dengan disinfektan dari bahan klorin atau alkohol. Alih-alih ingin mencegah virus corona, justru berbahaya bagi tubuh apabila kena kulit. Sehingga WHO merekomendasikan bahwa disinfektan itu disemprot ke benda mati atau barang, bukan tubuh manusia.

Merebak bilik disinfektan di setiap wilayah

screenshoot pribadi
screenshoot pribadi
Berkembangnya informasi di media sosial terkait pembuatan bilik disinfektan untuk screening seluruh tubuh orang sebagai upaya pencegahan covid-19 menginspirasi banyak pihak. Baik takmir masjid, perangkat desa atau lainnya akhirnya memfasilitasi pengadaan bilik disinfektan tersebut.

Dari mulai pembuatan sederhana hanya dengan bambu dan sekelilingnya dengan plastik sampai dengan baja ringan. Hal inipun tidak sedikit yang membuka peluang usaha pembuatan bilik disinfektan.

screenshoot pribadi
screenshoot pribadi
Penulis coba konfirmasi untuk biaya pembuatan disinfektan senilai 3 juta dengan fasilitas semprot sprayer otomatis. Berkah corona, pemesanan pun mengalir.

Efektifkah Bilik Disinfektan

Seperti penjelasan diatas, penjelasan dari WHO terkait semprot disinfektan yang mengenai tubuh, maka akan sejalan dengan bilik disinfektan yang otomatis saat orang masuk ke dalam bilik tersebut maka akan terkena bagian tubuhnya yang tidak tertutup baju.

Penulis mencoba melempar informasi viral dari WHO ke grup alumni SMA yang beranggotakan berbagai profesi dari dosen IPB, dokter sampai perangkat desa.

Menurut dosen IPB syaefudin, Jawaban tentang penggunaan bilik desinfeksi atau yg di kenal dengan CHAMBER.

1 . Dari literatur ( WHO ) tidak  direkomendasikan karena tidak berdampak positif tetapi justru cairan cairan yg digunakan seperti alkohol , clorin , H2O2 membahayakan dua tahun kedepan ( karsinogenik ) , dan sampai saat itu gak ada cairan apapun yg di rekomendasikan. Petugas datang :
   

  1. Cukup cuci tangan dan
  2. menggunakan masker
  3. untuk pulang staf klinis mandi
  4. bersih, ganti baju

2. Pendapat dari komite PPI RS Harapan kita sama , tidak menganut bilik atau CHAMBER ( menggunakan literatur WHO)

3. Pendapat dari komite PPI RSCM sama seperti RS harapan kita

Perhimpunan pengendalian infeksi Indonesia ( PERDALIN ) , kemarin sudah bahas hal diatas dengan kementrian kesehatan, tidak lama lagi akan dijadikan bahan materi penyusunan regulasi.

Dirinya menambahkan bahwa tetap yang lebih efektif sebenarnya dengan sering cuci tangan dengan sabun di air mengalir. Sedangkan chamber, selain boros juga rentan masuk ke saluran pernapasan dan bisa menyebabkan keracunan.

dokpri
dokpri
Tentu hal ini membawa pencerahan bagi Perangkat Desa Luwungragi Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Ali Mubarok, karena rekan desa lainnya pun berlomba-lomba menyediakan bilik disinfektan untuk screening para pemudik yang sudah pulang kampung. 

Dengan berkembangnya media sosial yang cepat sekali, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowopun ikut berkomentar tentang bilik disinfektan. Berikut obrolan Pak Ganjar yanf dishare di WA Grup

[30/3 18:56] Gub Ganjar Pranowo: Masukan utk penyemprotan:
1. Kalau bs dihindari krn bersifat karsinogenik (kalau terhirup bs menyebabkan kerusakan/kanker)
2. Kalau hrs dilakukan, kadar disinfektan hrs diukur dalam dosis aman (diukur ahli)
3. Disemprot ke benda (ruang hrs kosong): tempat yg sering dipegang
4. Tdk boleh disemprotkan ke org/hewan
5. Min 4 jam setelah semprot baru boleh dimasuki (kalau itu ruangan)
[30/3 19:02] Sugeng Riyanto: Sdh kita minta utk stop dulu stlh dpt share Bapak pg td. Nuwun
[30/3 19:03] Gub Ganjar Pranowo: Ganti ngelap/ngepel tempat umum saja
[30/3 19:04] Sugeng Riyanto: Injih Bapak.. Akan kami teruskan.. 🙏🏽

Sekolah Farmasi ITB Bersuara

Berdasarkan beredarnya chamber bilik Disinfektan, maka Sekolah Farmasi ITB perlu mengedukasi masyarakat tentang Disinfektan. Menurut tim ITB, disinfeksi didefinisikan sebagai penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat membunuh kuman/mikroba (bakteri, jamur, dan virus) yang terdapat di permukaan benda mati (non-biologis, seperti pakaian, lantai, dinding).

Yang berbahaya, Inhalasi gas klorin (Cl2) dan klorin dioksida (ClO2) dapat mengakibatkan iritasi parah pada saluran perrnafasan. Penggunaan larutan hipoklorit pada konsentrasi rendah secara terus menerus dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan iritasi kulit dan kerusakan pada kulit.

Cairan kimia kloroksilenol (bahan aktif cairan antiseptik komersial) yang juga digunakan sebagai salah satu disinfektan untuk bilik disinfeksi dapat meningkatkan resiko tertelan atau secara tidak sengaja terhirup oleh hidung.

Prioritaskan Cuci tangan pakai Sabun

Kesimpulannya, sekolah farmasi Institut Teknologi Bandung menyarankan bahwa sousi aman untuk pencegahan pemaparan covid-19 saat ini sesuai rekomendasi WHO adalah dengan cuci tangan menggunakan sabun (minimal 20 detik), mandi serta mengganti pakaian setelah melakukan aktivitas dari luar atau dari tempat yang terinfeksi tinggi, serta menerapkan physical distancing (minimal 1 meter).

Lukmanul Hakim, KBC-05

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun