Tahun 2019 di desa mendo direnggut 10 ribu hektare. Pada Januari 2023 ini -menurut informasi- ada 1260 hektare lahan desa berganti kepemilikan secara sistematis dan terstruktur. Jika media juga ikut bungkam atau menikmati sogokan korporasi, maka secara de facto tanah air kita mirip seperti bangsa yang terjajah. Ada tanah yang luas, tapi suratnya punya bangsa lain. Ada air yang melimpah, fapi pengelolanya bukan kita. Apa yang ditulis oleh sejarah bangsa ini jika kita orang media ikutan menari dalam tabuhan genderang bangsa lain? Â Sekian. (LH).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H