Mohon tunggu...
Lukluk Anjaina
Lukluk Anjaina Mohon Tunggu... Penulis - Sekjen Pelataran Sastra Kaliwungu

Bercengkrama dengan kata-kata, berkata-kata dengan seksama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membudayakan Ekosistem Seni Budaya

12 Februari 2021   13:35 Diperbarui: 12 Februari 2021   13:56 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pagelaran Seni Budaya Jurang Blimbing.

Salah satu respon yang patut dan layak diberikan kepada generasi saat ini adalah kepeduliannya dalam ikut-serta mendukung dan membudayakan seni budaya pada generasinya. Sebab, salah satu poros utama dalam pembangunan seni dan budaya di Indonesia adalah keberlangsungan yang turun temurun. Banyak yang bisa dilakukan oleh generasi saat ini dalam melanjutkan nyala kesenian da kebudayaan yang masih didominasi oleh kalangan sepuh atau orang tua, yakni dengan belajar dan mengajari.

Belajar bisa dilakukan oleh mereka yang belum mampu dalam mengekspresikan jiwa seni dalam dirinya, mengajari bisa dilakukan oleh mereka yang lebih dulu mampu dalam mengekspresikan jiwa seninya. Setidaknya, dua hal ini kini sedang dilakukan oleh beberapa mahasiswa Universitas Diponegoro yang melakukan Kuliah Kerja Nyata -- Tematik (KKN Tematik) di Kampung Tematik Seni Budaya Jurang Blimbing.

Beberapa upaya telah, sedang, dan akan dilakukan oleh tim KKN Tematik selama empat puluh lima hari sejak 29 Januari kemarin. Salah satu wujud nyata yang sudah dilakukan adalah mengenalkan dan memberikan pembelajaran menari kepada anak-anak seusia SD-SMP. Dengan berbagai teknik dasar dan ketelatenan, beberapa mahasiswa, diantaranya, Grace dan Ikhnu berlenggak-lenggok memberi contoh pada anak-anak kampung.

Anak-anak Jurang Blimbing sedang berlatih menari bersama mahasiswa KKN Tematik Undip
Anak-anak Jurang Blimbing sedang berlatih menari bersama mahasiswa KKN Tematik Undip
Anak-anak yang terlihat cukup antusias mengamati dan berusaha menirukan dengan seksama. Merekalah yang kelak akan menjadi pewaris harta kampung Jurang Blimbing yang tak terkira harganya. Kepalanya digelengkan mengikuti irama musik, tangannya digerakkan dengan lentur, meski beberapa masih terlihat begitu kaku. Di samping panggung latihan, beberapa mahasiswa sedang menggerakkan tangannya yang menggenggam kuas basah cat warna-warni. Tembok-tembok diperindah dengan gambar-gambar mural khas kampung seni, siluet dan gambar penari, gunungan wayang, dan beragam ornamen 'budaya' lainnya.

Dari beragam aktivitas dan laku kreatif itu, rasa khawatir akan kesenian dan kebudayaan yang tinggal sejarah sedikit menghilang, kecemasan akan Kampung Tematik Seni Budaya yang hanya menjadi label akan larut begitu melihat anak-anak lihai menari, mengikuti alunan musik dan karawitan yang dipukul perlahan. Sebuah kesuksesan mempertahankan dan membudayakan ekosistem seni budaya akan terlihat meski rumah-rumah dan potret visual kampung jauh lebih modern dari kampung seni budaya di daerah lainnya. Tabik!

Semarang, 12 Februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun