Aku berada diperpustakaan beberapa saat yang lalu, namun.... kenapa? Dan dimana aku?
Aku menolehkan kepalaku ke kanan dan kiri, lalu menyadari bahwa aku berada dalam sebuah ruangan. Dindingnya terbuat dari batu. Apa itu yang mereka sebut batu bata? Terlepas dari itu, aku merasa belum pernah berada disini sebelumnya. Dan sudah pasti ini bukanlah perpustakaan.
Aku melihat lantai. Lantainya tertutupi pola geometris yang terukir di suatu jenis bahan memantulkan cahaya. Juga ada suatu altar. Itu tampak seperti suatu magis yang ada di sebuah fantasi.
Kami berdiri di atas altar.
Tunggu sebentar, kenapa aku memegang sebuah perisai?
Aku memegang sebuah perisai. Perisai itu seringan bulu, dan sangat pas di tanganku. Aku nggak bisa memahami kenapa aku memegangnya, jadi aku mau menaruhnya, namun aku nggak bisa melepasnya. Seolah perisai itu telah menyatu denganku.
"Dimana kami?"
Saat aku sedang bertanya-tanya hal yang sama, pria disampingku, orang yang membawa pedang, menanyai pria yang mengenakan jubah.
"Oh para Pahlawan! Tolong selamatkan dunia kami!"
"Apa?!"
Kami berempat berteriak serempak.