Mohon tunggu...
Mochamad Luqmanul Hakim
Mochamad Luqmanul Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya merupakan Mahasiswa S1 Manajemen di Universitas Airlangga. Hobi saya adalah membaca buku dan menulis cerita dalam bentuk novel ataupun cerpen.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Trem dan Kemacetan Kota

7 Juli 2022   00:07 Diperbarui: 7 Juli 2022   00:10 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah data menunjukkan jumlah trem yang terdapat pada 2 negara di Asia, yaitu China dan Jepang. Kedua negara tersebut memiliki Trem di kota-kota besar yang mereka, masing-masing berjumlah 34 kota di China dan 19 kota di Jepang (Michael Taplin, 2013).

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa negara China dengan jumlah penduduk sebesar  1,402 miliar jiwa dapat memfasilitasi masyarakatnya untuk bermobilitas dengan nyaman dan aman menggunakan trem. Begitu juga Negara Jepang, meskipun jumlah masyarakatnya lebih sedikit tetapi dapat menjadi negara maju berkat fasilitas transportasi umum yang dimilikinya.

Faktor lainnya adalah mengingat keterbatasan bahan bakar minyak yang dimiliki Indonesia di masa depan dan potensi habisnya bahan bakar minyak yang selama ini kita gunakan untuk berbagai keperluan. 

Trem dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk mengatasi persoalan kendaraan dengan bahan bakar yang dapat terbarui, ramah lingkungan, dan mudah didapat sehingga dapat digunakan untuk jangka waktu panjang.

Tidak hanya itu, keberadaan trem juga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat yang masih berstatus pengangguran Indonesia. Karena meskipun di masa depan perkembangan AI sangat maju sehingga dapat menggantikan sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh manusia, namun tenaga manusia masih diperlukan untuk mengelola dan merawat agar trem masih dapat berfungsi dengan baik dan aman untu digunakan oleh masyarakat.

Implementasi penerapan tren sebagai sarana transportasi yang dapat digunakan untuk memecah kemacetan do perkotaan dapat dilihat di kota Nottingham, Inggris, yang menyerahkan pihak swasta dalam menjalankan dan mengelola Trem tersebut. 

Meski pemerintah yang memiliki regulasi dan kebijakan lainnya, pihak swasta dapat diberikan wewenang dalam mengelola dan merawat trem ini agar tetap dapat beroperasi dengan maksimal (Melia Damayanti, dkk, 2015).

Begitu banyak keuntungan dan keunggulan dengan dihadirkannya kembali trem ke Indonesia. Selain dapat mengurangi kemacetan, trem juga berdampak terhadap lingkungan, diantaranya untuk mengurangi polusi, membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pengangguran, meningkatkan output kerja dari pengurangan rasa lelah berlebih yang didapat dari mobilisasi, dan dapat menjadi solusi dalam mengurangi penggunaan minyak sebagai bahan bakar kendaraan.

Trem juga dapat digunakan para wisatawan asing untuk bermobilitas lebih cepat dan efisien. Akibatnya, jumlah wisatawan asing ke Indonesia bertambah banyak dan dapat meningkatkan pemasukan negara.

Keuntungan-keuntungan tersebut akan secara nyata didapatkan apabila pemerintah menerbitkan sebuah regulasi tentang kewajiban pengadaan trem dapat memberikan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya trem di Indonesia guna mengurai kemacetan khususnya di kota-kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Jakarta, dll.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun