Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Penulis - Aktif

Mengungkapkan rasa dan pikiran yang terkadang tak berpadu dalam realita dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Inspiratif Abdullah bin Mas'ud, Perjalanan Menghafal Al-Qur'an

12 Juli 2024   20:17 Diperbarui: 26 Juli 2024   20:30 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Dok. sanadmedia.com 

Abdullah bin Mas'ud, salah seorang sahabat tercinta Nabi Muhammad SAW, adalah sosok yang mempunyai tempat istimewa dalam sejarah Islam. Kehidupannya yang penuh dedikasi dalam menghafal dan memahami Al-Qur'an menjadi inspirasi bagi banyak umat Muslim hingga saat ini.

Awal Perjalanan Menuju Ilmu

Abdullah bin Mas'ud lahir di suku Banu Hanzalah dari klan Quraisy di Mekah. Pada masa mudanya, ia dikenal sebagai seorang pemuda yang cerdas dan penuh semangat dalam mencari ilmu. Namun, hal yang paling membedakan dirinya adalah tekad kuatnya untuk mendalami ajaran Islam.

Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW telah mulai menyampaikan pesan Islam kepada penduduk Mekah. Abdullah bin Mas'ud, yang merindukan petunjuk, mendengarkan dakwah Rasulullah dan dengan cepat memutuskan untuk mengikuti ajaran-Nya. Dia adalah salah satu sahabat awal Nabi yang menerima ajaran Islam dan berkomitmen untuk memahami dan mengamalkannya.

Mendekatkan Diri pada Al-Qur'an

Salah satu ciri khas Abdullah bin Mas'ud adalah kecintaannya pada Al-Qur'an. Dia adalah salah satu dari sedikit sahabat yang diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi sering memanggil Abdullah untuk membaca Al-Qur'an dan menghafalkan ayat-ayat suci ini

Abdullah bin Mas'ud adalah seorang penghafal Al-Qur'an yang ulung. Dia menghafal setiap kata dan ayat dengan teliti dan penuh kesungguhan. Setiap kali wahyu baru turun, dia segera mencatatnya dalam hati dan ingatannya. Ketekunan dan kesabaran dalam menghafal Al-Qur'an adalah salah satu ciri khas utamanya.

Keluasan Ilmu dan Khidmatnya kepada Al-Qur'an

Abdullah bin Masud radhiyallahu anhu adalah salah satu sahabat mulia yang memiliki keluasan ilmu tentang Al-Qur'an Al-Karim.

Dalam buku at-Tarikh al-Islami, Abu Masud al-Anshari berkata, "Demi Allah, sesungguhnya aku tidak mengetahui ada orang lain sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang lebih mengetahui tentang Kitabullah daripada Abdullah bin Masud."

Sebelumnya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menasihati para sahabatnya untuk mempelajari Al-Quran dengan empat sahabat utama.

Beliau pertama kali menyebutkan Abdullah bin Masud di antara empat sahabat tersebut.

Dia menyatakan, "Ambillah Al-Quran dari empat orang: Abdullah bin Masud, Muadz bin Jabal, Ubay bin Kaab, dan Abu Hudzaifah dari Salim." Menurut HR Muslim, nomor 4504

Selain itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga menyifati bacaan Al-Quran Abdullah bin Masud dengan cara yang sama seperti yang dilakukan ketika Al-Quran diberikan.

Salah satu keistimewaan Ibnu Masud adalah keberaniannya untuk menunjukkan iman kepada orang-orang kafir Quraisy. Dia berkata, "Barangsiapa senang membaca Al-Quran dengan benar sebagaimana ketika diturunkan, maka hendaklah ia membaca berdasarkan bacaan Ibnu Ummi Abd." (HR. Ibnu Majah, no. 135).

Urwah bin Zubair mengatakan bahwa Abdullah bin Masud adalah orang pertama yang membaca Al-Quran dengan lantang di Makkah Al-Mukarramah setelah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Saat itu, beberapa sahabat Nabi bertemu dan berbicara tentang orang-orang kafir Quraisy yang tidak pernah mendengarkan Al-Quran di hadapan orang banyak.

Selanjutnya, teman-teman berselisih untuk menentukan siapa yang akan membacanya di hadapan masyarakat Quraisy.

Ibnu Masud dengan cepat menyatakan kesiapan untuk melakukannya.

Namun, seorang teman mengatakan kepadanya, "Wahai saudaraku, kami takut mereka akan menyakitimu karena engkau tidak memiliki keluarga yang akan membelamu."

Kami mengharapkan pria dengan kaum kerabat yang akan membelanya.

Kemudian sebagian sahabat lain mengingatkan, "Saudaraku, Sesungguhnya Allah akan bersamanya."

Setelah keputusan dibuat, Ibnu Masud segera pergi ke tempat orang-orang Quraisy berkumpul.

Di tengah orang banyak, dia membaca basmallah dengan lantang dan melantunkan ayat pertama dan kedua dari Surat Ar-Rahman (* ).

Orang-orang Quraisy bersahutan, "Apa yang kamu lakukan, wahai Ibnu Ummi Abd?" saat ayat suci dibacakan.

Kaum kafir Quraisy berduyun-duyun menghampiri Ibnu Masud untuk mengeroyok dan memukulnya, tetapi Ibnu Masud tidak langsung menyerah dan pergi menjauh. Beliau tidak berhenti membaca hingga dia sampai pada ayat yang Allah ingin dia selesaikan.

Setelah kaum Quraisy meninggalkannya, Ibnu Masud dengan tergesa-gesa kembali ke sahabatnya yang masih ada.

Mereka berkata, "Wahai saudaraku, inilah yang kami takutkan akan terjadi padamu," karena keadaan yang tidak baik.

Dengan tegas, Ibnu Masud menjawab, "Sekarang tidak ada lagi musuh Allah yang saya anggap lebih mudah dihadapi daripada mereka." Jika kalian menginginkanku untuk melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, maka besok saya akan melakukannya. "Tidak perlu, saudaraku," kata sahabatnya. Anda telah menyampaikan apa yang mereka benci.

Peran dalam Pengajaran Islam

Abdullah bin Mas'ud tidak hanya menghafal Al-Qur'an tetapi juga menjadi seorang ulama besar dalam Islam. Dia memiliki pemahaman mendalam tentang ajaran-ajaran Islam dan berbagi pengetahuannya dengan umat Muslim. Para sahabat lainnya sering datang padanya untuk belajar tafsir Al-Qur'an, ilmu hadis, fiqh, dan aqidah.

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, Abdullah bin Mas'ud diangkat sebagai kepala pengajar di Mekah. Peran ini memungkinkannya untuk membimbing generasi baru Muslim dalam memahami Al-Qur'an dan ajaran Islam dengan benar.

Kesederhanaan dan Ketakwaan

Abdullah bin Mas'ud adalah contoh hidup kesederhana dan penuh ketakwaan. Dia hidup dengan sederhana, tidak tergoda oleh kekayaan atau dunia materi. Kesederhanaan ini tercermin dalam pakaian dan gaya hidupnya yang sangat sederhana.

Dia juga adalah seorang yang sangat taat kepada Allah. Selalu menjaga shalat dan ibadahnya dengan penuh khusyuk, dia mengajarkan umat Islam tentang pentingnya niat yang tulus dan kesadaran diri dalam beribadah.

Pemberian Warisan Ilmu

Kisah Abdullah bin Mas'ud menginspirasi banyak umat Islam untuk mencintai dan mendekatkan diri pada Al-Qur'an. Dedikasinya dalam menghafal dan memahami kitab suci ini telah mengilhami generasi-generasi Muslim untuk mengejar ilmu dan mendalami ajaran agama mereka.

Abdullah bin Mas'ud telah memberikan warisan berharga dalam bentuk pengetahuan, kebijaksanaan, dan ketakwaan kepada umat Islam. Perjalanan hidupnya yang penuh cinta dan pengabdian kepada Al-Qur'an adalah bukti nyata bahwa ketekunan dalam menghafal dan memahami Al-Qur'an dapat membawa seseorang kepada kebijaksanaan dan keberkahan yang tak terhingga.

Kesimpulan

Kisah Abdullah bin Mas'ud adalah cerminan dari seorang muslim yang sungguh-sungguh mendekatkan diri pada Al-Qur'an. Perjalanan hidupnya yang penuh dedikasi, penghafalan yang luar biasa, dan komitmennya terhadap ilmu dan ketakwaan telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah Islam. Semangatnya yang abadi dalam mencintai dan menghormati Al-Qur'an menginspirasi kita semua untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman utama dalam hidup kita.

Sumber yang bisa dirujuk:

  1. Mahmudah Mastur, Seri Ensiklopedia Anak Muslim: 125 Sahabat Nabi Muhammad SAW
  2. Sirah Ibnu Hisyam, karya Abdul Malik bin Hisyam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun