Setelah keputusan dibuat, Ibnu Masud segera pergi ke tempat orang-orang Quraisy berkumpul.
Di tengah orang banyak, dia membaca basmallah dengan lantang dan melantunkan ayat pertama dan kedua dari Surat Ar-Rahman (* ).
Orang-orang Quraisy bersahutan, "Apa yang kamu lakukan, wahai Ibnu Ummi Abd?" saat ayat suci dibacakan.
Kaum kafir Quraisy berduyun-duyun menghampiri Ibnu Masud untuk mengeroyok dan memukulnya, tetapi Ibnu Masud tidak langsung menyerah dan pergi menjauh. Beliau tidak berhenti membaca hingga dia sampai pada ayat yang Allah ingin dia selesaikan.
Setelah kaum Quraisy meninggalkannya, Ibnu Masud dengan tergesa-gesa kembali ke sahabatnya yang masih ada.
Mereka berkata, "Wahai saudaraku, inilah yang kami takutkan akan terjadi padamu," karena keadaan yang tidak baik.
Dengan tegas, Ibnu Masud menjawab, "Sekarang tidak ada lagi musuh Allah yang saya anggap lebih mudah dihadapi daripada mereka." Jika kalian menginginkanku untuk melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, maka besok saya akan melakukannya. "Tidak perlu, saudaraku," kata sahabatnya. Anda telah menyampaikan apa yang mereka benci.
Peran dalam Pengajaran Islam
Abdullah bin Mas'ud tidak hanya menghafal Al-Qur'an tetapi juga menjadi seorang ulama besar dalam Islam. Dia memiliki pemahaman mendalam tentang ajaran-ajaran Islam dan berbagi pengetahuannya dengan umat Muslim. Para sahabat lainnya sering datang padanya untuk belajar tafsir Al-Qur'an, ilmu hadis, fiqh, dan aqidah.
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, Abdullah bin Mas'ud diangkat sebagai kepala pengajar di Mekah. Peran ini memungkinkannya untuk membimbing generasi baru Muslim dalam memahami Al-Qur'an dan ajaran Islam dengan benar.
Kesederhanaan dan Ketakwaan