Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Penulis - Aktif

Mengungkapkan rasa dan pikiran yang terkadang tak berpadu dalam realita dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendekatlah dengan Teman yang Membawa Kepada Kebaikan dan Kebermanfaatan

13 Agustus 2021   22:45 Diperbarui: 13 Agustus 2021   22:53 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628

Penjual minyak wangi walaupun anda tidak membelinya, tetap akan mendapatkan bau darinya. Seorang pandai besi, saat kita dekat dengannya, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaian, bahkan melukai atau jika tidak, akan tetap mendapatkan bau asapnya yang kurang sedap. Jelas sampai disini ?

Sangat disayangkan terutama untuk kaum muda, toh dia di rumahnya baik-baik saja dengan keluarganya, tetangganya, teman-temannya. Tapi karena salah pergaulan, lebih sering main keluar entah kemana pergi dan tujuannya untuk apa, psikisnya menjadi mengalami perubahan, hubungan dengan teman buruk, sholat menjadi tidak karuan dan lain-lain.

Mungkin sudah cukup jelas ya, seperti apa teman yang buruk dan teman yang baik. Bisa jelas dirasakan oleh diri kita. Mana yang menuntut kita, bersama-sama taat dan patuh terhadap Allah SWT, berakhlak yang baik, cenderung kepada kebaikan. Dan mana yang menuntut kita menjadi kurang patuh pada perintah-perintah Allah SWT, banyak malasnya, kurang produktif, kurang bermanfaat dan cenderung menjadikan diri kita lalai.

Na'udzubillahi min dzalik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun