Mohon tunggu...
Lukas Budi
Lukas Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Biografometrik Nusantara

Biografometrik Nusantara (grafonomi,deteksi kebohogan, tes integritas, )

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penemuan Mayat Remaja Cantik di Pantai Senggigi

26 Februari 2022   16:01 Diperbarui: 26 Februari 2022   16:05 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar Pukul empat sore waktu setempat Lettu Makmur diantar oleh salah satu anggota dari Polres ke penginapan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Kantor kepolisian Resort. Setelah mandi duduk di beranda  penginapan sambil minum kopi, sembari mempelajari BAP(Berita Acara Pemeriksaan) para saksi ,saat-saat seperti ini terasa nikmat, ada suatu tantangan yang harus diselesaikan dan lepas dari rutinitas pekerjaan dikantor,  lettu Makmur meneruskan mempelajari kasus pembunuhan ini sesekali menyeruput kopinya, saking asyiknya  sampai tidak tahu kalau diberanda tersebut sudah ada  penyidik datang dari kepolisian resort    "Sore ndan , bagaimana kamarnya? nyaman? "tanya penyidik pak Roni namanya. dengan sedikit kaget lettu Makmur mempersilahkan duduk dikursi didepannya sambil menawarkan kopi kepada pak Roni.

"Mas Roni, saya baca BAP yang saya bawa dari Polres tadi kok tidak ada BAP tersangka ya "tanya Lettu Makmur kepada penyidik Roni. "betul ndan, sudah satu bulan ini Kita penyidik bekerja dari pagi sampai malam melakukan wawancara ,penyelidikan malah sudah  bertanya kepada orang pintar segala  belum mendapatkan Barang bukti yang mendukung mengarah kepada tersangka"penjelasan dari Roni. Lettu Makmur bertanya lagi " Mas Roni coba ceritakan secara singkat kronologis kasusnya mulai dari tempat ditemukan mayat sampai perkembangan penyelidikan hari ini ."

"Setelah olah TKP dipantai Senggigi itu ndan, kami penyidik langsung membawa jenazah kerumah sakit untuk meminta autopsi dan mencari identitas korban,  di TKP kami juga tidak menemukan identitas korban tetapi ciri-ciri umum ataupun khusus sudah kami catat , dari ciri ciri khusus korban ini akhirnya ada keluarga korban yang mengenalinya setelah Kita umumkan ke media cetak. Hasil autopsi Visum et repertum (Ver) juga sudah keluar, karena mayat diperkirakan sudah meninggal dua hari setelah ditemukan,  agak sulit mengenali luka  permukaan , kadar Oksigen didalam darah kurang(hipoksia), bentuk bagaian otak ada tanda tanda kekurangan oksigen,  tidak ada luka -luka akibat benda tumpul atau tajam  ditubuhnya".Penjelasan dari penyidik Roni ini menjadi perhatian Lettu Makmur, setelah kopi habis penyidik meminta ijin untuk pulang

Malam itu setelah istirahat sebentar di kamar sambil nontonTV, Lettu Makmur sampai  kebablasan tidur sehingga tidak sempat makan malam, bangun sekitar pukul 5 pagi perut terasa lapar tetapi makan pagi dipenginapan tersedia baru dibuka pukul 6.30 pagi , " Ah buat teh panas saja dulu "celetuk Makmur . Sambil menikmati Teh  panas, Makmur sedang claire voyange, melakukan pengujian dipikirannya sendiri,  Pada BAP kemajuan, menurut Keluarga korban, pamanya mengantarkan korban ke temannya  yang sudah dikenal baik pemilik Percetakan di Mataram, korban diterima bekerja sebagai asisten Rumah Tangga di rumah temannya  tersebut, pegawai percetakan beberapa hari sebelum ditemukan jenasah korban sudah biasa membuang sampah percetakan di cerukan diatas bukit pantai Senggigi, apakah salah satu pegawai percetakan terlibat? Motifnya apa? , pakaian korban masih lengkap,berarti bukan motif perkosaan, hasil Vissum et Repertum (Ver) kekurangan Oksigen didarah ataupun di otaknya,  Kemungkinan yang paling mungkin korban tidak dicekik tetapi di bekap , di leher tidak ada tanda -tanda memar ataupun biasanya tulang di leher sampai retak. pertanyaan -pertanyaan ini  timbul dalam pikiran lettu Makmur.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan Pukul tujuh pagi , Lettu Makmur segera mandi dan makan pagi, kemudian segera bersiap -siap  di lobi penginapan, menunggu jemputan dari pak Roni dari  kepolisian Mataram. Kapolres, sudah di ruangannya, dengan wajah ramah mempersilahan duduk , "Bagaimana pak Makmur, bisa tidur nyenyak "Tanya Kapolres sambil berdiri dan pindah duduk dikursi depan mejanya. Meja kursi  yang biasa untuk tamu," Wah nikmat pak , malah hampir keblablasan tidurnya, untung pasang alarm "jawab lettu Makmur.  

Kapolres kemudian memanggIl penyidik yang menagani kasus ini, sambil berdiri didepan white board, menggambar sketsa TKP dan membahas anatomi kasus, " Kita analisis kemungkinan -kemungkinan yang terlibat dalam kasusu ini, Kita sepakati dulu ya hasil olah TKP dan BAP saksi-saksi,  lokasi  penemuan mayat di pantai Senggigi adalah TKP sekunder dan Rumah untuk percetakan di Mataram  adalah kemungkinan TKP Primer." Beberapa penyidik mengemukakan pendapatnya, kemungkinan yang mengeksekusi adalah pegawai percetakan,tetapi kalau dilihat kebiasaan kerja mereka dari pagi hingga sore hari langsung pulang , percetakan dan rumah induk ada jarak sehingga bisa saling mengawasi, kemungkinan kecil pegawai percetakan sebagai tersangka, apalagi korban pemalu jarang ketempat percetakan, paling hanya mengantar kopi dan makan. Penyidik memberikan info baru hasil interogasi para pekerja percetakan.

Hasil Interogasi dari para pekerja percetakan, Pemilik percetakan ternyata mempunyai anak laki-laki masih semester awal kuliah, anaknya agak aneh jarang keluar kamar, pendiam dan jarang bertegur sapa dengan para pekerja,menurut pembantu rumah tangga teman korban , pemuda anak dari pemilik percetakan menaruh hati kepada  korban tetapi korban tidak terlalu menghiraukan. Kapores segera memerintahkan penyidik untuk pemanggilan si pemuda anak pemilik percetakan untuk  diambil keterangannya.

Pada akhir pembahasan kasus dengan para penyidik  sekitar pukul  11 siang, langsung Kapolres mengajak Lettu Makmur mendatangi TKP di pantai Senggigi tempat ditemukannya mayat korban. Mobil dinas Kapolres Jeep Daihatsu, berjalan pelan menyusuri jalan menuju keluar kota Mataram , Lettu Makmur duduk di depan samping Kapolres yang mengemudikan sendiri, "pak Makmur sebelum di TKP, kita makan dulu ya,makanan khas Mataram ayam Taliwang , soalnya kalau sudah di area Senggigi sekarang sepi banyak resto tutup dampak dari kerusuhan beberapa bulan yang lalu ,"  

Lettu Makmur berdiri di bibir bukit tempat untuk melemparkan drum sampah percetakan dan berisi mayat korban. "kenapa ya membuangnya kok disini,? Gampang ketahuan"pertanyaan dalam benak Lettu Makmur, kemudian Kami melalui jalan mengitari tebing tersebut, mobil diparkir, melalui jalan setapak  Lettu Makmur dan Kapolres menuju pantai Senggigi lokasi TKP. Sampai TKP , masih terihat garis polisi terpasang diarea itu.

Lettu Makmur termenung di pinggir garis polisi, walaupun pemandangannya sangat bagus ,pasirnya putih bersih dan warna air lautnya biru bergulung -gulung menuju pantai tetapi itu semua saat itu tidak menarik perhatian Lettu Makmur. Lettu Makmur sedang membayangkan korban yang masih remaja ,belum mengetahui secara utuh dunia ini, sedang ingin menggapai pengalaman dan impian, datang kekota Mataram ingin mewujutkan impiannya walaupun kemudian menjadi pembantu rumah tangga, di jalaninya dengan ikhlas tanpa protes terhadap kehidupan yang sedang dijalaninya, dengan memangkas impian yang muluk muluk tadi.Tidak terbayangkan kematian menjemputnya dan jenazahnya berakhir didalam drum yang dilempar ke bukit ditepi pantai Senggigi ini. Lettu Makmur hatinya sedih , menunduk ,geram kepada pelaku yang dengan tega teganya merengut impian korban  dan menghancurkan hati orang tua korban.

LETTU Makmur kaget manakala punggungnya ditepuk oleh Kapolres dan secara singkat Kapolres menerangkan posisi drum dan titik dimana dilemparkan drum-drum dari ketinggian diatas bukit. Lettu Makmur secara detail sudah mendapatkan gambaran lokasi TKP sehingga memudahkan dalam melakukan interview dan interogasi manakala tersangkanya sudah didapatkan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun