Mohon tunggu...
Lukas Budi
Lukas Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Biografometrik Nusantara

Biografometrik Nusantara (grafonomi,deteksi kebohogan, tes integritas, )

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penemuan Mayat Remaja Cantik di Pantai Senggigi

26 Februari 2022   16:01 Diperbarui: 26 Februari 2022   16:05 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantai Senggigi  pasirnya berwarna putih dengan air laut yang tenang berwarna biru,  kalau keluar dari kota Mataram  dengan mobil tidak lama kemudian sampai jalan agak menanjak dan sedikit berkelok -kelok , sejajar dengan jalan yang dilewati  jauh dibawah,menyusuri jalan disisi kiri  akan kelihatan laut dan hamparan pasirnya yang berwarna putih  memanjang karena posisi jalan diatas dan dipisahkan tebing yang curam.  

Pagi itu awal tahun 2000  suasanan sepi hanya terdengar bunyi gelombang laut yang tidak terlalu kentara terdengar, angin laut sepoi-sepoi  terasa dikulit, tidak ada orang di sekitar pantai, selain masih pagi juga di Lombok baru saja terjadi kerusuhan etnis, jadi disekitar pantai Senggigi sunyi, hotel- hotel yang pada saat itu belum banyak juga seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Ada seorang pemuda tanggung yang baru pertama kali liburan di Mataram berjalan sendirian dipantai Senggigi, sesekali pandangannya jauh menerawang kelaut lepas kemudian melepaskan nafas yang dalam.

Sambil menyusuri pantai berjalan pelan- pelan dan pada saat melihat di sisi pantai dekat tebing agak jauh di depan  dilihatnya sebuah drum yang berada di bibir pantai, pemuda tadi sambil berjalan kearah drum tersebut berpikir"Orang jaman sekarang banyak seenaknya sendiri, membuang barang rongsokan dan sampah sembarangan tidak memperhatikan lingkungan,  drum-drum yang dibuang itu pasti berisi sampah, merusak keindahan pantai. " Sambil bergumam sendiri berjalan mendekati drum tersebut.

Setelah dekat drum yang terbuat dari plat baja, biasa berisi aspal,yang dekat di bibir pantai tadi, mulai tercium bau yang tidak sedap, pemuda ini  makin penasaran dan bertanya pada dirinya sendiri"Bau apa ini, baunya aneh sepertinya bukan bau sampah", pemuda tadi  mulai mengamat amati drum yang bau tadi, terlihat drum tadi ditutup dengan sangat rapat. 

Pada saat mengamati bagian permukaan drum yang tertutup tersebut terlihat beberapa helai rambut yang tersangkut di pinggiran permukaan drum, dengan  agak takut sambil menahan bau yang semakin menyengat, pemuda tadi berusaha memegang rambut dan dengan pelan- pelan menariknya, tetapi rambut tersebut tidak lepas dan ternyata rambut tersebut terhubung di dalam drum.

Pemuda tadi makin curiga tetapi juga makin merasa takut, "Jangan -jangan ada sesuatu didalam drum ini, waduh nanti saya bisa dicurigai " timbul dalam pikiran pemuda tadi, kemudian pemuda tadi memutuskan untuk mencari bantuan penduduk di sekitar pantai  tetapi karena masih pagi  tidak tampak seorangpun " Wah saya harus mencari rumah penduduk di sekitar sini " pemuda tadi segera berjalan dengan  agak cepat dan terasa jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya , pada akhirnya ditemukan rumah penduduk yang  agak jauh jaraknya  dari tempat drum tadi ditemukan.

Didepan salah satu rumah penduduk, pemuda tadi mengetuk pintu dengan tergesa- gesa dan agak keras, sehingga pemilik rumah keluar dan membuka pintu dengan terburu- buru pula "Ada apa pe" (panggilan yang lebih muda bahasa Sasak) , empunya rumah bertanya dengan nada keheranan, jawab pemuda "Tuaq di pinggir pantai saya melihat drum yang sangat bau".Setelah bapak tua menyuruh tenang kepada pemuda tadi untuk menceritakan kejadiannya .

Kemudian Mereka bertiga, bapak tua mengajak temannya yang lebih muda sambil membawa peralatan untuk membuka drum, mereka menuju pantai, tempat ditemukannya  drum . 

Sesampainya di lokasi   Mereka mengamat amati drum tersebut sambil mendengarkan penjelasan dari pemuda yang menemukannya, kemudian Mereka bertiga mulai berusaha mencongkel tutup drum, setelah drum berhasil dicongkel, mereka terkejut mundur beberapa Langkah, terlihat kepala manusia dengan rambut tergerai, sebagian kepala dan tubuhnya  tertutup potongan potongan kertas, baunya semakin tercium sangat menyengat hidung.

 Setelah hilang terkejutnya ,segera salah satu dari Mereka melaporkan penemuan mayat tersebut ke Kepolisian Sektor(Polsek) terdekat dan tidak lama kemudian,personil  Polsek  datang untuk mengamankan Tempat ditemukannya Mayat didalam drum dengan memasang garis Polisi, salah satu anggota Polsek melaporkan temuannya,  sambil  menunggu Tim olah TKP  (Tempat Kejadian Perkara) datang.

Satu bulan setelah kejadian ditemukan mayat Wanita di pantai Senggigi, di Markas besar Kepolisian Jakarta, yaitu  Gedung Forensik Pusat Jakarta merupakan bangunan kuno lantai empat yang terletak di Jakarta Selatan, waktu masih pagi sebelum Pukul tujuh, Lettu Makmur sedang menikmati sepotong tempe bacem dan segelas kopi panas , duduk dikursi kayu Panjang di depannya aneka camilan,   penjualnya bu Kasmin berusia paruh baya  asli jogya yang ramah , suaminya bekerja satu kesatuan dengan lettu Makmur.

Letak kantin ini di lantai dasar Gedung, di belakang ruang piket didekat tangga ke lantai satu. Sehingga biasanya beberapa anggota sebelum naik keruangannya mampir kekantin minum kopi atau pesan dulu supaya diantar keruangannya. Kalau kebiasaan Lettu Makmur datangnya relatif pagi karena naik bis jemputan dari asramanya yang  jauh dari kantor, setibanya dikantor  menaruh tasnya di lantai tiga  kemudian turun ke kantin, minum kopi dan makan  tempe bacem sambil menunggu apel pagi mulai.

Lettu Makmur  lagi menikmati beberapa seruput kopi , datang staf pribadi Kepala Departemen(KaDep), pak Hairman, sambil tergopoh -gopoh turun dari tangga, karena Gedung tidak dilengkapi lift, dengan gayanya yang selalu tersenyum  dengan logat Sundanya sambil memberi hormat " Pak Makmur di panggil pak KaDep segera." Lettu Makmur menjawab dengan santai "Ada perintah apa pak Hairman."  "Pokoknya pak Makmur diminta segera menghadap pak Kadep " jawab pak Hairman lagi , Lettu Makmur segera meletakkan kopi "Bu kasmin tolong dihitung saya bayarnya setelah menghadap pak Kadep ya." Bu kasmin sangat pengertian, kadang pas tanggal tua boleh ngebon dulu.

Diruang Kepala Departemen (KaDep) yang terletak di lantai tiga "Makmur di Mataram ada kasus pembunuhan, segera Kamu berangkat hari ini juga  soalnya protes dari masyarakat mulai timbul supaya segera ditangkap pelakunya, ditakutkan terjadi kerusuhan susulan, sudah ditunggu Kepala Resort Mataram Kota,nanti akan   di jemput di bandara , Kamu menghadap juru bayar untuk tiket pesawat ke mataram termasuk uang sakunya juga , jangan lupa buat surat pertintahnya,  segera Saya tanda tangani, ada pertanyaan" perintah Kadep kepada Lettu Makmur. "siaap pak tidak ada, mohon ijin meninggalkan ruangan pak ".

Setelah mengurus perlengkapan administrasi dan Surat perintah, Lettu Makmur mampir sebentar ke ruangan Mayor Jadik yang berada di lantai dua, berseberangan dengan Ruang Kepala Forensik, setelah mengetok pintu   "Ijin menghadap pak Jadik ".  "Silahkan duduk pak Makmur, ada apa?", pak jadik sembari menjawab tetapi fokusnya masih pada buku yang sedang dibaca, dengan memakai kaca mata tebalnya.Lettu Makmur segera duduk di kursi depan meja Mayor Jadik, mejanya lumayar besar, diujung meja tertata rapi tumpukan buku dan didekatnya ada microckop kecil yang biasa digunakan untuk mengamati sesuatu hal yang perlu diamati lebih detail dan ditengah tengah meja ada asbak besar, Lettu Makmur tetap diam sambil menunggu Pak Jadik membuka omongan.

Beberapa saat kemudian pak Jadik membuka pembicaraan "Ada apa pak Makmur "tanya pak Jadik. "Siaap ini diperintah pak Kadep(Kepala Departemen) ke Mataram ada kasus pembunuhan", jawab lettu Makmur. pak jadik tertarik dengan berita ini kemudian meletakkan bukunya dan mulai  memberikan masukan kepada Lettu Makmur" Mur jangan lupa chek lokasi TKP , supaya dapat gambaran yang jelas , apalagi saat kamu nanti membuat pertanyaan untuk tes kebohongan, kalau pertanyaanmu salah tidak presisi membuat yang kamu periksa tidak terstimulasi,sehingga hasilnya tidak akurat". Kemudian pak  Jadik sambil nyruput kopinya melanjutkan masukannya , kalau pas memberikan masukan begini pak Jadik  pantang untuk disela, kalau ada yang berani menyela suaranya akan meninggi dan keras , lettu Makmur sudah tahu lagak ragam dari pak jadik   .

 Pak Jadik Polisi yang berpengalaman,pengetahuannya luas, rajin membaca referensi sehingga lettu Makmur banyak  mendapatkan  Teknik -Teknik yang baru didalam investigasi dan pak Jadik tidak pelit ilmu untuk berbagi kepada yuniornya. Pak Jadik melanjutkan pembicaraannya " Motif kasusnya juga kamu gali  Mur , ini penting saat nanti melakukan interogasi, seperti yang pernah Kita diskusikan,  antara motif emosi   akan berbeda cara interogasinya  dengan motif karena uang." Interogasi motif dendam,cemburu  akan berbeda dengan perampokan.  

Sekita pukul 13.00 pesawat mendarat di Bandara Selaparang  Mataram, dijemput anggota dari Polres Mataram kemudian menuju Kepolisian Resort Mataram dan langsung menghadap Kapolres diruangannya, kapolresnya sangat ramah , setelah saling bertanya kabar, Kapolres cerita , ternyata sebelum masuk Akpol ,Kapolres sempat masuk kedokteran sampai semester empat, kemudian  membahas masalah inti yaitu  kronologis kasusnya ,   Pak Kapolres menceritakan tekanan baik dari masyarakat atau media cetak lokal terhadap kinerja Kepolisian, yang setiap hari memonitor perkembangan kasus ini dan menilai , Polres didalam  penanganan kasus ini kurang cepat serta ada sebagaian masyarakat mengancam akan berunjuk rasa kalau belum terungkap pelakunya. Yang ditakutkan Kapolres unjuk rasa ini dapat merembet menjadi konflik horizontal yang diwarnai SARA seperti peristiwa sebelumnya.

Setelah mendapat masukan dari Kapolres, Lettu Makmur meminta Berita Acara Pemeriksaan (BAP)  dan salah satu anggota reserse yang terlibat penanganan kasus ini  untuk datang ke tempat penginapan untuk mendalami kasus.

 

Sekitar Pukul empat sore waktu setempat Lettu Makmur diantar oleh salah satu anggota dari Polres ke penginapan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Kantor kepolisian Resort. Setelah mandi duduk di beranda  penginapan sambil minum kopi, sembari mempelajari BAP(Berita Acara Pemeriksaan) para saksi ,saat-saat seperti ini terasa nikmat, ada suatu tantangan yang harus diselesaikan dan lepas dari rutinitas pekerjaan dikantor,  lettu Makmur meneruskan mempelajari kasus pembunuhan ini sesekali menyeruput kopinya, saking asyiknya  sampai tidak tahu kalau diberanda tersebut sudah ada  penyidik datang dari kepolisian resort    "Sore ndan , bagaimana kamarnya? nyaman? "tanya penyidik pak Roni namanya. dengan sedikit kaget lettu Makmur mempersilahkan duduk dikursi didepannya sambil menawarkan kopi kepada pak Roni.

"Mas Roni, saya baca BAP yang saya bawa dari Polres tadi kok tidak ada BAP tersangka ya "tanya Lettu Makmur kepada penyidik Roni. "betul ndan, sudah satu bulan ini Kita penyidik bekerja dari pagi sampai malam melakukan wawancara ,penyelidikan malah sudah  bertanya kepada orang pintar segala  belum mendapatkan Barang bukti yang mendukung mengarah kepada tersangka"penjelasan dari Roni. Lettu Makmur bertanya lagi " Mas Roni coba ceritakan secara singkat kronologis kasusnya mulai dari tempat ditemukan mayat sampai perkembangan penyelidikan hari ini ."

"Setelah olah TKP dipantai Senggigi itu ndan, kami penyidik langsung membawa jenazah kerumah sakit untuk meminta autopsi dan mencari identitas korban,  di TKP kami juga tidak menemukan identitas korban tetapi ciri-ciri umum ataupun khusus sudah kami catat , dari ciri ciri khusus korban ini akhirnya ada keluarga korban yang mengenalinya setelah Kita umumkan ke media cetak. Hasil autopsi Visum et repertum (Ver) juga sudah keluar, karena mayat diperkirakan sudah meninggal dua hari setelah ditemukan,  agak sulit mengenali luka  permukaan , kadar Oksigen didalam darah kurang(hipoksia), bentuk bagaian otak ada tanda tanda kekurangan oksigen,  tidak ada luka -luka akibat benda tumpul atau tajam  ditubuhnya".Penjelasan dari penyidik Roni ini menjadi perhatian Lettu Makmur, setelah kopi habis penyidik meminta ijin untuk pulang

Malam itu setelah istirahat sebentar di kamar sambil nontonTV, Lettu Makmur sampai  kebablasan tidur sehingga tidak sempat makan malam, bangun sekitar pukul 5 pagi perut terasa lapar tetapi makan pagi dipenginapan tersedia baru dibuka pukul 6.30 pagi , " Ah buat teh panas saja dulu "celetuk Makmur . Sambil menikmati Teh  panas, Makmur sedang claire voyange, melakukan pengujian dipikirannya sendiri,  Pada BAP kemajuan, menurut Keluarga korban, pamanya mengantarkan korban ke temannya  yang sudah dikenal baik pemilik Percetakan di Mataram, korban diterima bekerja sebagai asisten Rumah Tangga di rumah temannya  tersebut, pegawai percetakan beberapa hari sebelum ditemukan jenasah korban sudah biasa membuang sampah percetakan di cerukan diatas bukit pantai Senggigi, apakah salah satu pegawai percetakan terlibat? Motifnya apa? , pakaian korban masih lengkap,berarti bukan motif perkosaan, hasil Vissum et Repertum (Ver) kekurangan Oksigen didarah ataupun di otaknya,  Kemungkinan yang paling mungkin korban tidak dicekik tetapi di bekap , di leher tidak ada tanda -tanda memar ataupun biasanya tulang di leher sampai retak. pertanyaan -pertanyaan ini  timbul dalam pikiran lettu Makmur.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan Pukul tujuh pagi , Lettu Makmur segera mandi dan makan pagi, kemudian segera bersiap -siap  di lobi penginapan, menunggu jemputan dari pak Roni dari  kepolisian Mataram. Kapolres, sudah di ruangannya, dengan wajah ramah mempersilahan duduk , "Bagaimana pak Makmur, bisa tidur nyenyak "Tanya Kapolres sambil berdiri dan pindah duduk dikursi depan mejanya. Meja kursi  yang biasa untuk tamu," Wah nikmat pak , malah hampir keblablasan tidurnya, untung pasang alarm "jawab lettu Makmur.  

Kapolres kemudian memanggIl penyidik yang menagani kasus ini, sambil berdiri didepan white board, menggambar sketsa TKP dan membahas anatomi kasus, " Kita analisis kemungkinan -kemungkinan yang terlibat dalam kasusu ini, Kita sepakati dulu ya hasil olah TKP dan BAP saksi-saksi,  lokasi  penemuan mayat di pantai Senggigi adalah TKP sekunder dan Rumah untuk percetakan di Mataram  adalah kemungkinan TKP Primer." Beberapa penyidik mengemukakan pendapatnya, kemungkinan yang mengeksekusi adalah pegawai percetakan,tetapi kalau dilihat kebiasaan kerja mereka dari pagi hingga sore hari langsung pulang , percetakan dan rumah induk ada jarak sehingga bisa saling mengawasi, kemungkinan kecil pegawai percetakan sebagai tersangka, apalagi korban pemalu jarang ketempat percetakan, paling hanya mengantar kopi dan makan. Penyidik memberikan info baru hasil interogasi para pekerja percetakan.

Hasil Interogasi dari para pekerja percetakan, Pemilik percetakan ternyata mempunyai anak laki-laki masih semester awal kuliah, anaknya agak aneh jarang keluar kamar, pendiam dan jarang bertegur sapa dengan para pekerja,menurut pembantu rumah tangga teman korban , pemuda anak dari pemilik percetakan menaruh hati kepada  korban tetapi korban tidak terlalu menghiraukan. Kapores segera memerintahkan penyidik untuk pemanggilan si pemuda anak pemilik percetakan untuk  diambil keterangannya.

Pada akhir pembahasan kasus dengan para penyidik  sekitar pukul  11 siang, langsung Kapolres mengajak Lettu Makmur mendatangi TKP di pantai Senggigi tempat ditemukannya mayat korban. Mobil dinas Kapolres Jeep Daihatsu, berjalan pelan menyusuri jalan menuju keluar kota Mataram , Lettu Makmur duduk di depan samping Kapolres yang mengemudikan sendiri, "pak Makmur sebelum di TKP, kita makan dulu ya,makanan khas Mataram ayam Taliwang , soalnya kalau sudah di area Senggigi sekarang sepi banyak resto tutup dampak dari kerusuhan beberapa bulan yang lalu ,"  

Lettu Makmur berdiri di bibir bukit tempat untuk melemparkan drum sampah percetakan dan berisi mayat korban. "kenapa ya membuangnya kok disini,? Gampang ketahuan"pertanyaan dalam benak Lettu Makmur, kemudian Kami melalui jalan mengitari tebing tersebut, mobil diparkir, melalui jalan setapak  Lettu Makmur dan Kapolres menuju pantai Senggigi lokasi TKP. Sampai TKP , masih terihat garis polisi terpasang diarea itu.

Lettu Makmur termenung di pinggir garis polisi, walaupun pemandangannya sangat bagus ,pasirnya putih bersih dan warna air lautnya biru bergulung -gulung menuju pantai tetapi itu semua saat itu tidak menarik perhatian Lettu Makmur. Lettu Makmur sedang membayangkan korban yang masih remaja ,belum mengetahui secara utuh dunia ini, sedang ingin menggapai pengalaman dan impian, datang kekota Mataram ingin mewujutkan impiannya walaupun kemudian menjadi pembantu rumah tangga, di jalaninya dengan ikhlas tanpa protes terhadap kehidupan yang sedang dijalaninya, dengan memangkas impian yang muluk muluk tadi.Tidak terbayangkan kematian menjemputnya dan jenazahnya berakhir didalam drum yang dilempar ke bukit ditepi pantai Senggigi ini. Lettu Makmur hatinya sedih , menunduk ,geram kepada pelaku yang dengan tega teganya merengut impian korban  dan menghancurkan hati orang tua korban.

LETTU Makmur kaget manakala punggungnya ditepuk oleh Kapolres dan secara singkat Kapolres menerangkan posisi drum dan titik dimana dilemparkan drum-drum dari ketinggian diatas bukit. Lettu Makmur secara detail sudah mendapatkan gambaran lokasi TKP sehingga memudahkan dalam melakukan interview dan interogasi manakala tersangkanya sudah didapatkan.  

Sepulang dari pantai Senggigi , lettu Makmur menuju kepenginapan, masuk kamar dan mandi , sambil nonton tv dikamar , tiba tiba pintu diketok room service dan menginformasikan di lobi penginapan ada tamu. Tamunya adalah Roni penyidik dari Polres , "malam ndan, maaf mengganngu , saya diperintah Kapolres untuk menyampaikan perkembangan terakhir hasil lidik dan wawancara terakhir hari ini "sapa pak Roni. Kemudian Pak Roni menyampaikan rencana pemeriksaan besok terhadap para saksi yaitu pegawai percetakan ditambah satu lagi yaitu anak dari pemilik percetakan."kaitan dan motifnya apa pak Roni mengkaitkan anak pemilik percetakan  dengan korban" tanya Lettu Makmur.    "Ternyata anak pemilik percetakan diam-diam  sering memanggil korban kekamarnya, beberapa kali dituruti tetapi akhir- akhir sebelum kejadian, korban menolak dipanggil kekamar anak pemilik percetakan info ini didapatkan  penyidik dari teman pembantu rumah tangga di percetakan " penjelasan dari  pak Roni..

"Pak Roni malam ini sampai dengan  besok para saksi jangan sampai ada yang dipanggil untuk dilakukan pemeriksaan ya ,termasuk dilakukan interogasi , sampaikan ke teman- teman penyidik ya ,"perintah  Lettu Makmur, "Kenapa pak ?" tanya pak Roni, " Supaya para saksi tidak tertekan dan stress ,ditenangkan dulu ya tujuannya supaya hasil pemeriksaan akurat"penjelasan dari Lettu Makmur.

Hari itu Lettu Makmur santai istirahat di penginapan , sambil membaca koran pagi tetapi tidak bisa betul betul istirahat karena pikiran masih memikirkan kasus yang sedang ditangani, sering  pemeriksaan kebohongan/lie detector  dilakukan setelah penyelidikan mentok ,kesulitan mendapatkan barang bukti yang cukup untuk dilakukan proses ke tahap penyidikan. Kadang- Kadang berkas sudah dikirim ke kejaksaan, berkas dikembalingan ke penyidik lagi ,petunjuk  dari kejaksaan untuk dilengkapi dengan pemeriksaan kebohongan.

Uniknya kasus Sengigi ini, para saksi yaitu tiga orang pegawai percetakan selalu memberikan keterangan bahwa,  pada saat membuang drum berisi mayat itu tidak tahu kalau didalamnya berisi mayat korban, pokoknya kalau semua barang termasuk kertas kertas yang berada di tempat sampah itu harus dibuang ketempat pembuangan sampah. "Kenapa kamu  tidak chek drum itu?, kamu buka tutupnya tanya penyidik, "waduh pak kenapa ngechek drum sampah ,pikiran kita ya segera dibuang supaya tidak kotor dan bau, dan itu sudah rutin kami lakukan pak " penjelasan dari pegawai percetakan dan penjelasan ini juga di iakan oleh pemilik percetakan.

Pagi itu langit agak Mendung di kota Mataram  , tetapi suasanan hati Lettu Makmur agak ringan karena sudah tahu nanti apa yang mau dilakukan untuk membantu penyelidikan kasus Senggigi ini, sampai di Markas kepolisian Mataram Lettu Makmur langsung menuju ruang penyidik untuk berkoordinasi dengan para penyidik untuk melakukan Tes kebohongan terhadap para saksi.

Diruang penyidik sudah berkumpul para penyidik sat serse Polres Mataram , Pak Roni menjelaskan bahwa hari ini akan dilakukan pemeriksaan kepada para saksi kasus Senggigi dimohon para penyidik tenang, volume suara juga dikurangi terutama kalau berdekatan ruang pemeriksaan diujung dekat pintu keluar. Menurut Lettu Makmur supaya tidak mengganggu proses pemeriksaan, Mohon dipersiapkan ke tiga saksi yaitu para pegawai percetakan yang akan diperiksa hari ini. "kenapa tidak pemilik percetakan dan anaknya yang diperiksa dulu ndan "tanya salah satu penyidik, "Tujuannya diperiksa dulu yang paling kooperatif dan defense mechanism paling lemah, supaya dapat banyak data dan memudahkan interogasi,pokoknya lebih banyak keuntungannya " jawab Lettu Makmur

Menjelang sore pemeriksaan terhadap ketiga saksi selesai, langsung Lettu Makmur melaporkan ke Kapolres diruangannya, Kapolres juga belum meninggalkan kantor, suasana agak sepi karena sudah lewat jam kantor, "silahkan duduk pak Makmur, bagaimana hasil sementara pemeriksaan" tanya Kapolres " Pemeriksaan berjalan lancar pak kapolres, setiap orang memerlukan waktu dua jam  untuk pemeriksaan, bila dilanjut Interogasi bisa sampai tiga jam . Ketiga saksi kooperatif dan hasilnya jujur/ No Deception Indicated semua jadi tidak diperlukan interogasi"jawab Lettu Makmur. "Berarti besok tinggal dua pemeriksaan ,pemilik percetakan dan anaknya  "tanya Kapolres ,"siap pak"jawab Makmur.

Sore menjelang malam Makmur bersama Kapolres meninggalkan Markas menuju penginapan, setelah sampai penginapan Makmur mohon ijin berpamitan karena ingin segera mandi dan menuju warung dekat penginapan untuk mencari makan malam. Di penginapan sambil rebahan baru terasa lelahnya , tidak terasa Makmur sudah tertidur dengan lelapnya.

Hari itu adalah hari dilaksanakan pemeriksaan terhadap pemilik percetakan dan anaknya , disesi pertama periksaan terhadap pemilik percetakan berjalan lancar dan hasilnya  tidak terindikasi  bohong/ No deception Indicated, pada saat dipertanyakan keterlibatan pembunuhan pembantu rumah tangganya tetapi pada sesi kedua pemeriksaan terhadap anak pemilik percetakan hasilnya terindikasi bohong/Deception Indicated, kemudian dilanjutkan interview dan interogasi, pada fase ini terperiksa sangat membentengi diri tidak mau menjawab pertanyaan , aksi tutup mulut, membuat Makmur hampir putus asa.  

Prediksi Makmur ini pasti kasus berhubungan emosional menyangkut percintaan , maka Makmur merubah  metoda pendekatan dengan nilai nilai agama dan etika, terperiksa beragama Kristen, jadi Makmur memahami doktrin doktrin Kristen , terperiksa diinterview tentang prinsip prinsip pengorbanan, keselamatan dan pertobatan , terperiksa mulai membuka diri dan kooperatif dan dengan tidak terasa dibawa ke kasus Senggigi, pada akhirnya terperiksa mengatakan hanya dengan beberapa kata " pak kalau mengakui apakah ditahannya  lama" , pernyataan ini membuat hati Makmur terasa " plong " Thanks God , segera Makmur memberi penguatan kepada terperiksa bahwa pengakuannya itu adalah jalan yang paling benar, kemudian setelah selesai pemeriksaan oleh Lettu Makmur, penyidik melakukan pemberkasan terhadap anak pemilik percetakan  dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersangka, Malam itu tampak keceriaan dan raut muka kegembiraan dari para penyidik dan Kapolres .

 Lettu Makmur baru bisa menikmati malam di kota Mataram , "ah kenapa cinta ditolak , tidak bisa menerima" lamunan Lettu Makmur terbawa sampai terlelap tidur.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun