Mohon tunggu...
Lukas Budi
Lukas Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Biografometrik Nusantara

Biografometrik Nusantara (grafonomi,deteksi kebohogan, tes integritas, )

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Korupsi Kepala Daerah Terjadi akibat Sistem yang Tidak Transparan

31 Januari 2022   14:02 Diperbarui: 31 Januari 2022   18:21 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langkah berikutnya setelah diamati ternyata penyebab pecahnya genting dikarenakan  dihantam bola   pada saat anak -anak bermain bola dihalaman, maka Tindakan korektif diberikan penjelasan (sosialisasi) kepada anak anak supaya tidak bermain bola dihalaman.

Kembali ke masalah Korupsi yang ditulis di Kompas bahwa  akar penyebab Korupsi  ialah  sistem administrasi yang tidak didukung oleh transparasi ,  loyalitas yang salah kaprah, kurang Integritas didorong  kurang kesejahteraan penyelenggara negara. Mari kita bahas dengan premis- premis penyebab terjadinya korupsi. 

Korupsi merupakan bagian  kejahatan Fraud, oleh karena itu pada tulisan ini  kadang- kadang menggunakan terminologi fraud atau korupsi (untuk yang tertarik  tentang fraud dapat dibaca di kompasiana "fraud" 17/2/21;"pencegahan fraud" 6/6/21;"predator" 20/4/21;"sulitkah pemberantasan korupsi"20/11/21). Bagaimana fraud atau korupsi dapat terjadi ?

Fraud dapat terjadi bila beberapa atau seluruh faktor dibawah ini ada : Motif seperti  serakah, kebutuhan keuangan, penyakit/pathological , ideologi dll . ; Kemampuan /capabilities  seperti mengelabui, memperdaya sistem , mengakses dokumen , mengganti isi dokumen dll; Rasionalisasi adalah cara meyakinkan pelaku sendiri bahwa perbuatan yang dilakukan tidak bersalah, kesempatan/opportunity    ini terjadi bila internal kontrol tidak bekerja dengan baik, atau management override biasanya managemen menengah keatas terjadi kolusi mengakibatkan pengabaian system managemen.

Beberapa ahli memperinci kejahatan fraud lebih terinci lagi  seperti premis dari ,Donald Cressy ,disebut juga segitiga fraud, bahwa seseorang untuk melakukan fraud ada tiga unsur penyebabnya   yaitu tekanan/pressure, kesempatan/opportunity dan rasionalisasi/rationalization. 

Tekanan/Pressure,  Pelaku   tertekan  faktor dari luar yang menekannya seperti dikejar hutang , terlilit pinjol , kalah judi , punya selingkuhan, ketergantungan narkoba dan alkohol dan lain lain,  koruptor   biasanya tidak dapat menceritakan tekanannya ini  ke orang lain, karena pada dasarnya pelaku masih mempertimbangkan nama baik , kepercayaan dari lingkungannya. 

Unsur berikutnya Kesempatan/opportunity, Pelaku   sangat hati hati sekali dalam memulai korupsinya,  karena pada dasarnya pelaku orang yang taat hukum, pekerja yang baik dan berusaha menanamkan kepercayaan dalam tugasnya, untuk melakukan korupsinya  setelah merasa betul betul aman baru dilaksanakan.

Unsur terakhir Rasionalisasi Rasionalisasi , pelaku betul betul berperang dengan hati nuraninya untuk mencari cari pembenaran melakukan Fraud, karena pelaku masih mempertimbangkan resiko nama baik ,pada dirinya sendiri ataupun keluarganya, mempunyai pikiran saya sudah bekerja lama gaji tidak naik , gaji saya kecil, saya ambil sedikit perusahaan tidak bangkrut, pemilik perusahaan pelit. 

Sampai pada titik batas tidak dapat jalan keluar lagi maka dengan sangat hati hati terjadilah fraud. Pelaku biasanya baru pertama atau sebatas hitungan jari dilakukan, pegawai yang sudah lama bekerja di suatu institusi dan tidak tampak pantas melakukan fraud dapat melakukan korupsi jenis ini.  oleh karena itu fraud jenis ini disebut Accidental Fraud. Fraud jenis ini kalau terjadi terus menerus pelaku akan bermetamorphose menjadi Pathology-Predator fraud

 Pathology- predator fraud ini tidak dapat diterangkan dengan premis segitiga fraud,   fraud jenis ini bukan karena tertekan kebutuhan keuangan/kesejahteraan tetapi karena gaya hidup, extra money, dan yang perlu diwaspadai addicted.

Predator fraud , Korupsi jenis ini sangat licik, jahat hanya fokus mencari  kesempatan/opportunity, seperti pemburu yang mencari sasarannya, mencari   kelemahan dan kerentanan dari organisasi yang diburu, pertimbangan rasionalisasi mengapa melakukan tidakan korupsi diabaikan, rasionalisasinya digunakan untuk menganalisi Teknik Teknik mendapatkan kesempatan/opportunity dan bagaimana Teknik mencurinya supaya tidak diketahui , unsur tekanan juga  sudah tidak lagi sebagai penyebab untuk melaksanakan Tindakan kriminalnya.   Tujuannya supaya mendapatkan hasil buruannya  sebagai gaya hidup keserakahannya,maka Tindakan fraudnya adalah kesengajaan / deliberately .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun