Mohon tunggu...
Lukas Budi
Lukas Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Biografometrik Nusantara

Biografometrik Nusantara (grafonomi,deteksi kebohogan, tes integritas, )

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terkuaknya Pembunuhan Istri Pegawai BUMN

28 Desember 2021   08:10 Diperbarui: 28 Desember 2021   15:55 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal tahun 1990   di perumahan  millik suatu BUMN berlokasi di Papua, masa peralian penamaan  Irian Jaya menjadi Papua, waktu menunjukkan sekitar pukul 9.00 pagi WITA, jalanan di kompleks tersebut kelihatan bersih dengan dengan bentuk bangunan yang hampir sama, pagar rumah yang tidak terlalu tinggi sehingga  kalau orang berjalan akan kelihatan  halaman rumah  tertata rapi serta pintu depan masih tertutup rapat - rapat, pada jam -jam tersebut . Sekeliling  komplek perumahan dipagar beton relative tinggi dan di luar pagar terdapat  perumahan  penduduk  asli Papua dan pendatang bercampur menjadi satu  yang tidak terlalu padat dan masih banyak pepohonan serta bentangan tanah kosong yang tidak digarap.

Komplek Perumahan ini hanya satu pintu masuk dan dibagaian depannya dijaga satuan pengamanan dengan berseragam biru rapi dan berbadan tegap, setiap orang yang masuk perumahan tersebut harus lapor Satpam, bahkan penjual keliling yang akan menawarkan jajanan ataupun sayur untuk ibu-ibu di perumahan tersebut  tidak luput dari pengecekan Satpam  yang berjaga di pintu gerbang perumahan ini. Petugas Satpam secara teratur   berpatroli menyusuri jalan di perumahan ini sambil mengecek pintu- pintu pagar perumahan. Jadi di perumahan tersebut terjaga aman . Perumahan ini lebih banyak ibu- ibu dan anaknya masih kecil -kecil, kebanyakan penghuninya  keluarga muda  sedangkan   para suaminya  bertugas diluar kota ataupun dilepas pantai.

  Petugas kebersihan  setiap pagi mendorong gerobaknya untuk menyapu  jalan dan mengangkut sampah, di depan rumah masih dalam pagar   tersedia  tong sampah pada masing- masing rumah. Kadang- kadang petugas sampah tanpa izin  membuka pagar untuk mengangkut  sampah untuk  memasukkan ke gerobak sampah. Kebiasaan yang cukup meriah manakala  tukang sayur lewat , maka ibu- ibu akan keluar sambil terjadi tawar menawar serta canda antar ibu- ibu komplek tersebut. Sesekali tukang sayur mencuri pandang ke ibu- ibu, karena para ibu- ibu yang rata -rata masih muda  tersebut sering  keluar rumah hanya berpakian  daster dan bagian atasnya tidak dikancing  dengan rapi  sehingga kelihatan belahan dadanya.

Pagi itu cuaca  mendung, angin berembus agak kencang , tanah Sebagian  becek akibat hujan tadi malam yang  lebat, jalan sepi tidak ada orang berlalu lalang seperti biasanya. Tukang sampah dengan mendorong gerobaknya  pelan karena masih terasa mengantuk, kemudian   kebiasaan berhenti didepan rumah yang ada pohon mangga di deretan tengah,  karena selain menganggkut sampah  paling banyak,  disitu terdapat guguran daun - daun mangga kering, sekalian menyapu daun daun yang mengotori jalanan di depan rumah tersebut.

 Seperti biasa tukang sampah mau  ambil   sampah, dengan  masuk halaman rumah, "ah kenapa  pagar sudah terbuka, apa ibu sudah keluar rumah", lalu melanjutkan ambil sampah dan memasukkan kegerobak, pada saat siap menyapu jalan yang agak becek tersebut terdengar suara berderik- derik  pintu diterpa angin, tukang sampah menengok untuk mengetahui dari mana asal suara tersebut , ternyata  berasal dari rumah yang barusan diambil sampahnya" ah kenapa pintu depan tidak ditutup".  Tukang sampah ingat sekali rumah itu adalah rumah dari ibu muda cantik, ramah yang sering  memberi kopi manakala selesai minta tolong membersihkan halaman rumahnya.

Lamunannya buyar saat  mendengar daun pintu berbenturan akibat tiupan angin  yang agak keras . "buk buk pintu depan belum ditutup" beberapa kali memanggil dari luar pagar tetapi tidak ada jawaban. Si tukang sampah mau berinisiatip menutupkan  pintu depan tetapi hatinya terasa tidak tenang, kenapa ya  pintu pagar juga terbuka   dan dipanggil- panggil tidak menjawab.

Kemudian Si tukang sampah menghubungi tetangga depan rumah dan memberitahukan situasi dan keadaannya. Bersama- sama memasuki rumah yang ada pohon mangganya dengan perasaan galau menuju pintu depan rumah yang memang  tidak terkunci, tetangga depan sebelum membuka pintu memangil- manggil"bu bu  permisi  dimana "tetapi tidak ada jawaban kemudian dengan melangkah pelan mereka mendorong pintu depan dan alangkah terkejutnya sambil berteriak" tolong -tolong  bu bu "mereka melihat ibu penghuni rumah itu kepala tertunduk tertutup sebagaian rambutnya dengan jeratan tali plastik warna merah  di lehernya yang bagaian atas tali diikatkan pada besi jendela krepyak,  dengan posisi lutut tidak menyentuh lantai dengan baju tidak dalam posisi terkancing berantakan tetapi BH nya masih terpasang, rok bawahnya sudah melorot sampai kelutut dan celana dalamnya masih terpasang.  Dari luar tubuh korban tidak kelihatan karena tertutup oleh gorden tetapi kalau diamati tali plastik yang terikat di jendela krepayak tersebut Nampak.

Tidak lama kemudian tetangga berdatangan, tetapi belum ada yang berani menyentuh tubuh korban , mereka memegang nadi  sudah tidak berdenyut dan nafasnya sudah tidak ada. tetangga menghubungi suami korban yang sedang berdinas diluar kota dan ke polisian, polisi  berdatangan segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara dan meminta informasi.  Siang hari ambulan datang untuk membawa jenazah kemudian rumah ditutup dan diberi police line. Malam hari di kompleks itu  suasana sepi tidak ada orang- orang keluar rumah, yang terdengar hanya Langkah Satpam melakukan  patroli  sesekali sambil memukul tiang listrik.

Beberapa hari dilakukan pemanggilan oleh kepolisian  resort terhadap penghuni kompleks tersebut untuk  dimintai keterangan sebagai saksi, mulai dari tukang sampah, tukang sayur , suami korban ,Satpam dan  tetanga korban termasuk pemanggilan beberapa tamu di perumahan tersebut yang tercatat di buku mutasi Satpam.

Hasil Visum et repertum (VER) sudah keluar  dengan keterangan  lebam di leher dan tulang leher retak , dikemaluan tidak ditemukan sperma. Polisi terus melakukan penyelidikan Tetapi yang diduga  pelaku  masih gelap belum ada titik terang siapa yang patut diduga menjadi pelaku pembunuhan. Berita di Surat kabar lokal dan televisi terus berlangsung dan makin lama beritanya makin tajam seolah olah Polisi mengalami kebuntuan. Berita pembunuhan  ini menjadi trending topik di masyarakat,   Untuk memecahkan kebuntuan penyelidikan ini ,  Kepolisian Daerah segera akan mendatangkan tim forensik dari pusat untuk membantu pengungkapan kasus pembunuhan ini supaya cepat tuntas.

Lab Forensik Markas Besar  mengirimkan dua orang petugasnya untuk mendukung pengungkapan kasus  ini ,  yang dikirim mayor Jadik dan yuniornya lettu  Makmur. Mayor jadik seorang yang berpengelaman melakukan olah TKP dilapangan dan sudah sering mengungkap kasus kasus besar, orangnya tegas dan keras hobynya rajin membaca dan sering memberikan pembelajaran kepada yuniornya manakala dilapangan. Lettu Makmur seorang perwira yang belum terlalu pengalaman sering diajak kelapangan oleh Mayor Jadik, lettu Makmur  seorang pendengar yang baik  dan keinginan belajarnya tinggi sehingga sering diajak kelapangan oleh Mayor Jadik.

Mereka berangkat dari Jakarta Pk 11 malam dan sampai di Sentani  Jaya pura sekitar Pk 7 Pagi, di Sentani sudah di jemput oleh tim dari Polda Papua, langsung diantar ke hotel untuk beristirahat. Makmur sudah membayangkan mau istirahat, perjalanan hampir 6 jam duduk dipesawat terasa ngantuk dan punggung pegel pegel ,  sesampainya di hotel, "Mur sini bawa catatan Kita  koordinasi dengan penydik di loby,jangan lupa pesan kopi juga", waduh gak bisa istirahat ini gerutu Makmur dalam hati . Penyidik menerangkan anatomi kasus  , waktu kejadian, penyebab kematian, kemudian  pak Jadik bertanya kepada penyidik " penyebab kematiannya apa?, kira kira jam kematiannya pukul berapa?barang bukti yang mengkaitkan dengan pelaku? Motifnya ?Apakah ada barang barang yang diambil?"

Pertanyaan pertanyaan dari pak jadik banyak yang belum bisa terjawab oleh penyidik , di dalam kamar hotel pak jadik mengeluh " Kenapa sidik jari tidak dioptimalkan ya mur, padahal sidik jari itu kekuatannya sama dengan DNA, pada saat itu DNA belum berkembang, Kamu tadi  mendengarkan penjelasan dari penyidik , foto jejak sepatu tidak di foto dan dieliminasi dengan yang hadir, penyidik hanya mengejar kesaksian terus padahal barang bukti itu tidak pernah bohong manusia yang bisa bohong". Kalimat terakhir itu yang sering didengung dengungkan oleh pak Jadik sampai  hafal titik komanya.

Besoknya dengan dijemput oleh penyidik  Pak Jadik dan Makmur  diajak sarapan di dekat danau Sentani, duduk di warung makan sambil melihat pemandangan danau Sentani yang bersih dan banyak keramba keramba budi daya ikan air tawar ,  angin berembus terasa sejuk , di depan meja Kita sudah terhidang ikan mujair digoreng kering,tahu dan tempe,  oseng oseng bunga papaya , sambel, nasi masih panas, wah nikmat sekali . Setelah selesai sarapan, bergerak menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP)yang lokasinya tidak terlalu jauh dari danau Sentani.

Di lokasi kejadian  pada komplek perumahan BUMN,  police line masih menyilang di pintu masuk rumah sebagai penanda bahwa  masih dalam pengawasan kepolisian, penyidik turun mendahului membuka pagar, menggulung police line dan membuka pintu depan. "Mur kamu ambil foto dari depan rumah dulu, kemudian baru masuk kelokasi TKP setelah itu ke posisi korban" pak Jadik memberikan perintah. Suasana didalam rumah kotor berdebu banyak bekas telapak sepatu , malah ada beberapa puntung rokok di dalam ruangan serta beberapa gelas bekas kopi. Pak jadik raut mukanya seketika berubah kelihatan tegang dan muram "Ah ini TKP sudah terkontaminasi " bergumam sendiri .

Setelah mengamati TKP, pak Jadik bertanya ke penyidik"bagaimana sidik jari , dapat? Sidik jari sudah bercampur pak dan sulit mengeliminasi karena banyak orang yang masuk ke TKP. Jawab penyidik". Pak jadik pikirannya mengembara sendiri membayangkan betapa terbantunya mengungkap kejahatan kalau Indonesia mempunyai data sidik jari secara nasional."penyidik tolong bawa kesini tali yang dibawa dari TKP, kita rekonstruksi posisi korban perintah pak jadik ke penyidik. Mur kamu foto setiap segmen dari rekonstruksi posisi korban ya, ".

Olah TKP ulang  dan tanya jawab dengan   penyidik berlangsung sampai sore hari sehingga lupa makan siang, kemudian   tim langsung menuju hotel untuk istirahat. Pak Makmur setelah mandi menuju Resto hotel mau minum kopi dan tidak pernah  lupa  merokok, ternyata disitu sudah ada pak jadik dengan segelas kopi dan menyedot  rokok filternya kelihatan  nikmat sekali, wah ini bakalan diskusi lagi pikiran Makmur , "Sore pak jadik , sudah ngopi . ini mur sudah , silahkan pesan  kopi , duduk sini lho Mur  jawab pak jadik. Makmur  menurutmu siapa yang kamu curigai sebagai pelaku  pumbunuhan ini? Yang jelas tidak ada barang-barang yang hilang, motif perkosaan ? tidak ada sperma divagina korban , dendam ? suami korban? Hasil informasi dari penyidik dan tetangga korban , mereka rukun ,jarang terdengar pertengkaran " pak  jadik membuka diskusi dengan serentetan pertanyaan  yang suka atau tidak suka itu berarti lawan bicaranya harus memberi tanggapan,  kalau tidak, akan ditegur dan susulan omelan  yang memerahkan telinga.

 "Pak kemungkinan besar pembunuhan sesuai hasil olah TKP, anatomi kasus  dan  hasil VET,  untuk  pelaku bisa  tukang sayur, soalnya tukang sayur sering ketemu , lama kelamaan bisa timbul keinginan nafsu atau bisa juga  satpam  yang punya akses masuk ke perumahan ".pak jadik mendengar pendapat lettu Makmur hanya manggu-manggut sambil menyedot rokoknya dalam -dalam . "Mur besok siapkan kit darah , kit sperma dan chek peralatanmu untuk tes kebohongan , jangan lupa telpon  penyidik untuk memanggil para satpam, tukang sayur , suami korban juga  dan minta didatangkan tenaga Kesehatan  boleh perawat atau dokter. Seluruh satpam pak sela Makmur,  ya iya jawab pak Jadik ".

Setelah sarapan pagi di hotel,  pak jadik dan Makmur  dijemput kendaraan dari kepolisian resort  meluncur ke markas kepolisian dan langsung menuju ruang penyidikan untuk berkoordinasi dengan para penyidik, kemudian pak Jadik meminta ke penyidik, "tolong perintahkan  perawat mengambil darah para saksi yang sudah dipanggil kemarin, itu  tukang sayur, para satpam termasuk suami korban".Pada saat pengambilan darah pak Jadik mengawasi proses pengambilan dengan seksama. Setelah pengambilan selesai sampel darah dimasukkan dalam ampul sesuai nama di ampulnya. " Mur kamu bagikan ampul kosong yang sudah ada namanya kepada orang orang yang tadi diambil darahnya perintah pak Jadik. Siap pak  jawab Makmur. Setelah semua menerima ampul , pak Jadik memberikan arahan  untuk mengumpulkan sperma dimasukan ke ampul tersebut guna kepentingan penyelidikan, besok dibawa kesini. Lettu Makmur memberikan saran,  mohon ijin mengingatkan kepada penyidik untuk melengkapi Berita Acara pengambilan sampel darah dan sperma,siaap "jawab penyidik.

 Malam itu, setelah mandi  pak Jadik dan Lettu Makmur tidak bisa langsung istirahat karena melakukan test sampel  darah yang siang tadi  diambil dan melakukan pencatatan  hasil dari masing masing sampel tersebut.Selesai sekitar pukul 9 malam kemudian minum teh panas sambil ngobrol-ngobrol ringan . lettu Makmur bertanya ke Pak Jadik "Pak apa tujuan kita mengambil sampel darah dan sperma kemasing masing para saksi ini ,jawab pak Jadik, yang penting kamu siapkan tugasmu laksanakan test kebohongan ke semua saksi itu , setelah itu nanti kita diskusi", Lettu Makmur makin penasaran kemana arah penyelidikan pak Jadik ini .   

Pagi pagi setelah sarapan di hotel bersama penyidik menuju markas kepolisian resort , suasana sunyi  terdiam semua di mobil,  agak kurang ceria, kasus masih gelap belum ada tanda tanda siapa pelakunya. Sesampainya,di resort sudah menunggu para saksi yang kemarin di minta mengumpulkan sperma, dengan sigap pak jadik mengumpulkan ampul ampul tersebut dan disimpan di tas kit."mur sekarang giliranmu lakukan test kebohongan" perintah pak jardik. Lettu Makmur mulai membagikan form persetujuan uji kebohongan kepada para saksi  untuk ditandatangani.

Lettu Makmur bersama penyidik mulai  mulai menyiapkan ruangan pemeriksaan untuk test kebohongan ," ndan ruang pemeriksaannya yang bagaimana ? tanya penyidik , carikan ruangan yang tenang , tidak ada gangguan suara dari luar tersedia  stop kontak listrik, satu meja dan dua kursi",   setelah tersedia ruangan yang bersesuaian , Lettu Makmur mulai setting instrument deteksi kebohongan.

Setelah mempelajari Anatomi kasusnya secara detail untuk bahan pertanyaan, Lettu Makmur mulai membuat analisis dari para saksi  yang pertahanan dirinya paling lemah untuk diperiksa pertama. Pemeriksaan perhari dilaksanakan  tiga saksi dan di lanjutkan hari berikutnya. Dalam pemeriksaan kebohongan ini ada beberapa kendala yang dihadapi Lettu Makmur,  saksi yang kurang paham bahasa Indonesia sehingga perlu diulang ulang pertanyaannya,  behalangan hadir dengan berbagai alasan.

Pada hari keenam diadakan diskusi dengan penyidik di salah satu ruang di hotel , pak jadik mengemukakan fakta temuannya " hasil pemeriksaan golongan  darah para saksi sudah ada hasilnya baik dari sampel darah ataupun dari sampel sperma, tetapi ada suatu yang aneh disalah satu sampel  milik kepala Satpam,  golongan darah nya berbeda antara di sampel darah dan sampel sperma, artinya terjadi pemalsuan sperma " Para penyidik mulai  berpendapat "mungkin salah ambil sampel, atau ketukar, para penyidik bertanya   apakah memang harus sama golongan darah seseorang yang diambil dari sampel darah dan sperma?pak Jadik sambil tersenyum mengiyakan". Lettu Makmur mulai tahu taktik dan strategi pak Jadik,  Ah pak Jadik luar biasa cerdik  memainkan pendekatan psikologi  untuk membongkar kebuntuan penyelidikan untuk menggiring siapa pelakunya , didalam pikiran Lettu Makmur.

"Mur bagaimana hasil pemeriksaan test kebohongannya, lamunan Makmur buyar dengan pertanyaan pak Jadik ini, siaaap hasil test kebohongan hanya satu yang menunjukkan tanda tanda kebohongan yaitu salah satu keamanan perumahan , pertanyaannya apa? Tanya pak Jadik, Apakah anda yang membunuh ibu X ?"  jawab Makmur. Setelah dicocokkan antara hasil test darah yang memalsukan sperma  dan hasil tes kebohongan yang ada tanda tanda bohong  ternyata adalah orang yang sama yaitu kepala  Satpam komplek  perumahan.

Pada hari keenam in para penydik dan tim Forensik mulai kelihatan bersemangat dan gembira Pak Jadik meminta tolong membuat surat perintah pengledahan kepada penyidik yang ditanda tangani Kapolres  "besok kita melaksanakan pengledahan ke rumah kepala Satpam yang kita bahas tadi, jangan lupa membawa tali plastic merah  yang  ditemukan di TKP untuk menjerat leher korban, pak Makmur menyela , mohon ijin pak jadik  untuk surat perintah pengledahan apakah tidak ditandatangani oleh Ketua pengadilan?, pak Jadik berhenti sejenak koordinasi dengan penyidik dan memandang ke Lettu Makmur "Mur coba Kamu baca lagi di KUHAP perihal pengledahan  ya, siaap pak " jawab Makmur.

Tepat pukul 10 WIT pak Jadik dan lettu Makmur serta beberapa penyidik meninggalkan hotel menuju rumah kepala satpam yang jaraknya sekitar 1 jam kearah jaya pura, Sesampainya di rumah kepala Satpam, rumah  dengan pagar hitam , halamannya bersih pintu depan tertutup rapat , kami mengetuk pintu dan beberapa saat kemudian dibukakan ibu muda dengan tersenyum ramah menanyakan "mau ketemu siapa ya".  Kemudian kami menjelaskan dari kepolisian bermaksud ketemu bapak . kemudian kami dipersilahkan duduk sedangkan isteri kepala satpam tersebut masuk kedalam rumah untuk membangunkan suaminya yang masih tidur. Wajah ketua satpam sedikit terkejut melihat kedatangan kami, kemudian penyidik menerangkan maksud kedatangan. Wajahnya tidak segarang waktu pertama kali ketemu di markas resort yang  berusaha menolak waktu mau diambil darah dan mengaku masih saudara pejabat di BUMN tersebut.Kemudian kami dipersilahkan untuk melakukan penggledahan

Tujuan Pak Jadik dan penyidik seperti yang didiskusikan di Markas untuk mencari barang bukti di rumah kepala Satpam yang dapat mengkaitkan antara korban dan pelaku. Penyidik mendatangi pak Jadik sambil berbisik bisik serta membawa gulungn tali plastik warna merah, kelihatan sekali kegembiraan wajah pak jadik, sambil tersenyum dan menepuk nepuk bahu penyidik,  biasanya pak Jadik kalau sedang di TKP bawaannya serius dan jarang tersenyum,  setelah  menerima gulungan tali plasti berwarna merah  tersebut, pak Jadik mengamat- amati serta  melihat ujung tali plastik tersebut.  

 Kemudian pak Jadik memanggil penyidik yang menemukan tali tersebut dan berkata" mas penyidik   ambilkan tali platik yang di temukan di TKP  di mobil dan bawa kesini, Mur tolong tali plastik  ini difoto di tempat tadi ditemukan, secara umum dulu  kemudian close up  permukaan potongan, jangan lupa diberi label.

Pak jadik memanggil pemilik rumah dan menanyakan " tali plastik ini pernah kamu potong? , sambil ditunjukkan tali plastik merah dan nada   pertanyaannya datar, tidak ada terdengar  nada interogasi, supaya tidak curiga, jawab pemilik rumah, ya pernah pak ,untuk keperluan di pos Satpam, pakai apa pak memotongnya ?tanya pak jadik lagi , itu pak ada kuter  di dekatnaya itu " jawab pemilik rumah . Setelah selesai kami Kembali ke Markas kepolisian Resort dan langsung menuju ke ruang Reskrim.

Suasana semangat, gembira terasa diantara penyidik , tim Labfor di ruang Reskrim, wajah penyidik,pak jadik dan lettu Makmur sumringah. Setelah semua duduk pak Jadik mulai angkat bicara memberikan alur pikir dari awal penyelidikan yang dilakukan bersama- sama.  "Pada saat datang pertama kali di TKP , saya merasa pesimis apa yang bisa saya kerjakan karena TKP  sudah terkontaminasi , Tuhanlah yang memberi jalan, kenapa saya melakukan pengambambilan sampel dari darah dan sperma untuk menentukan golongan darah saksi dan mengapa sampel sperma saya beri  kesempatan ambil sendiri dirumah masing masing,  ini hanya strategi pendekatan psikologis, orang yang bersalah cenderung melakukan self defense, ternyata benar kepala satpam memalsukan spermanya, ini jalan masuk awal dengan pemalsuan barang bukti . kedua hasil dari test kebohongan, kepala satpam hasilnya terindikasi bohong  dari awal mau diperiksa tanda -tanda kebohongan sudah nampak dengan mengulur - ngulur waktu pemeriksaan. Point ketiga Kita sudah dapat mengkaitkan alat untuk membunuh korban dengan pelaku  dengan ditemukannya tali platik di rumah saksi , jenis dan warna sama,  diameter dan kemiringan tali yang di TKP dan di rumah kepala Satpam kalau di lekatkan tepat sama /match , ilmu tool mark, maka dari penyelidikan ini saya sarankan ke penyidik untuk meningkatkan status kepala Satpam dari saksi menjadi tersangka. Motif pembunuhan tolong terus digali , ini penting ,pembunuhan tidak akan terjadi kalau tidak ada motif, karena kalau motif sudah ketemu Kasus terjadi dan  sangat membantu nanti didalam melakukan interogasi" demikian penjelasan dari pak Jadik

Pak Makmur memberikan saran pada diskusi di ruang Reskrim, "saran untuk pemeriksaaan kebohongan selain nanti saya mengirimkan laporan hasil pemeriksaan , saya nanti sebelum balik ke jakrta , di periksa sebagai Saksi Ahli didalam Berita Acara Pemeriksaan  supaya saya nanti tidak mbolak balik jakarta papua selain jauh, menghabiskan uang jalan kelakar Makmur, moga moga cepat dibangun Forensik di Papua  celetukan dari penyidik , yang kedua  dibuat juga Berita Acara Pemeriksaan  olah TKP kemajuan ".

Sore itu terasa indah , beban terasa ringan dan malam dapat menikmati indahnya suasana ditepi danau Sentani  menikmati gorengan  ikan mujair yang terasa gurih , oseng oseng bunga papaya , sambal dan nasi yang masih panas, sambil mendengarkan  lagu "Eme Neme Yauware" yang dinyanyikan dengan semangat oleh penyanyi setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun