Lettu Makmur bersama penyidik mulai  mulai menyiapkan ruangan pemeriksaan untuk test kebohongan ," ndan ruang pemeriksaannya yang bagaimana ? tanya penyidik , carikan ruangan yang tenang , tidak ada gangguan suara dari luar tersedia  stop kontak listrik, satu meja dan dua kursi",  setelah tersedia ruangan yang bersesuaian , Lettu Makmur mulai setting instrument deteksi kebohongan.
Setelah mempelajari Anatomi kasusnya secara detail untuk bahan pertanyaan, Lettu Makmur mulai membuat analisis dari para saksi  yang pertahanan dirinya paling lemah untuk diperiksa pertama. Pemeriksaan perhari dilaksanakan  tiga saksi dan di lanjutkan hari berikutnya. Dalam pemeriksaan kebohongan ini ada beberapa kendala yang dihadapi Lettu Makmur,  saksi yang kurang paham bahasa Indonesia sehingga perlu diulang ulang pertanyaannya,  behalangan hadir dengan berbagai alasan.
Pada hari keenam diadakan diskusi dengan penyidik di salah satu ruang di hotel , pak jadik mengemukakan fakta temuannya " hasil pemeriksaan golongan  darah para saksi sudah ada hasilnya baik dari sampel darah ataupun dari sampel sperma, tetapi ada suatu yang aneh disalah satu sampel  milik kepala Satpam,  golongan darah nya berbeda antara di sampel darah dan sampel sperma, artinya terjadi pemalsuan sperma " Para penyidik mulai  berpendapat "mungkin salah ambil sampel, atau ketukar, para penyidik bertanya  apakah memang harus sama golongan darah seseorang yang diambil dari sampel darah dan sperma?pak Jadik sambil tersenyum mengiyakan". Lettu Makmur mulai tahu taktik dan strategi pak Jadik,  Ah pak Jadik luar biasa cerdik  memainkan pendekatan psikologi  untuk membongkar kebuntuan penyelidikan untuk menggiring siapa pelakunya , didalam pikiran Lettu Makmur.
"Mur bagaimana hasil pemeriksaan test kebohongannya, lamunan Makmur buyar dengan pertanyaan pak Jadik ini, siaaap hasil test kebohongan hanya satu yang menunjukkan tanda tanda kebohongan yaitu salah satu keamanan perumahan , pertanyaannya apa? Tanya pak Jadik, Apakah anda yang membunuh ibu X ?"  jawab Makmur. Setelah dicocokkan antara hasil test darah yang memalsukan sperma  dan hasil tes kebohongan yang ada tanda tanda bohong  ternyata adalah orang yang sama yaitu kepala  Satpam komplek  perumahan.
Pada hari keenam in para penydik dan tim Forensik mulai kelihatan bersemangat dan gembira Pak Jadik meminta tolong membuat surat perintah pengledahan kepada penyidik yang ditanda tangani Kapolres  "besok kita melaksanakan pengledahan ke rumah kepala Satpam yang kita bahas tadi, jangan lupa membawa tali plastic merah  yang  ditemukan di TKP untuk menjerat leher korban, pak Makmur menyela , mohon ijin pak jadik  untuk surat perintah pengledahan apakah tidak ditandatangani oleh Ketua pengadilan?, pak Jadik berhenti sejenak koordinasi dengan penyidik dan memandang ke Lettu Makmur "Mur coba Kamu baca lagi di KUHAP perihal pengledahan  ya, siaap pak " jawab Makmur.
Tepat pukul 10 WIT pak Jadik dan lettu Makmur serta beberapa penyidik meninggalkan hotel menuju rumah kepala satpam yang jaraknya sekitar 1 jam kearah jaya pura, Sesampainya di rumah kepala Satpam, rumah  dengan pagar hitam , halamannya bersih pintu depan tertutup rapat , kami mengetuk pintu dan beberapa saat kemudian dibukakan ibu muda dengan tersenyum ramah menanyakan "mau ketemu siapa ya".  Kemudian kami menjelaskan dari kepolisian bermaksud ketemu bapak . kemudian kami dipersilahkan duduk sedangkan isteri kepala satpam tersebut masuk kedalam rumah untuk membangunkan suaminya yang masih tidur. Wajah ketua satpam sedikit terkejut melihat kedatangan kami, kemudian penyidik menerangkan maksud kedatangan. Wajahnya tidak segarang waktu pertama kali ketemu di markas resort yang  berusaha menolak waktu mau diambil darah dan mengaku masih saudara pejabat di BUMN tersebut.Kemudian kami dipersilahkan untuk melakukan penggledahan
Tujuan Pak Jadik dan penyidik seperti yang didiskusikan di Markas untuk mencari barang bukti di rumah kepala Satpam yang dapat mengkaitkan antara korban dan pelaku. Penyidik mendatangi pak Jadik sambil berbisik bisik serta membawa gulungn tali plastik warna merah, kelihatan sekali kegembiraan wajah pak jadik, sambil tersenyum dan menepuk nepuk bahu penyidik,  biasanya pak Jadik kalau sedang di TKP bawaannya serius dan jarang tersenyum,  setelah  menerima gulungan tali plasti berwarna merah  tersebut, pak Jadik mengamat- amati serta  melihat ujung tali plastik tersebut. Â
 Kemudian pak Jadik memanggil penyidik yang menemukan tali tersebut dan berkata" mas penyidik  ambilkan tali platik yang di temukan di TKP  di mobil dan bawa kesini, Mur tolong tali plastik  ini difoto di tempat tadi ditemukan, secara umum dulu  kemudian close up permukaan potongan, jangan lupa diberi label.
Pak jadik memanggil pemilik rumah dan menanyakan " tali plastik ini pernah kamu potong? , sambil ditunjukkan tali plastik merah dan nada  pertanyaannya datar, tidak ada terdengar  nada interogasi, supaya tidak curiga, jawab pemilik rumah, ya pernah pak ,untuk keperluan di pos Satpam, pakai apa pak memotongnya ?tanya pak jadik lagi , itu pak ada kuter  di dekatnaya itu " jawab pemilik rumah . Setelah selesai kami Kembali ke Markas kepolisian Resort dan langsung menuju ke ruang Reskrim.
Suasana semangat, gembira terasa diantara penyidik , tim Labfor di ruang Reskrim, wajah penyidik,pak jadik dan lettu Makmur sumringah. Setelah semua duduk pak Jadik mulai angkat bicara memberikan alur pikir dari awal penyelidikan yang dilakukan bersama- sama.  "Pada saat datang pertama kali di TKP , saya merasa pesimis apa yang bisa saya kerjakan karena TKP  sudah terkontaminasi , Tuhanlah yang memberi jalan, kenapa saya melakukan pengambambilan sampel dari darah dan sperma untuk menentukan golongan darah saksi dan mengapa sampel sperma saya beri  kesempatan ambil sendiri dirumah masing masing,  ini hanya strategi pendekatan psikologis, orang yang bersalah cenderung melakukan self defense, ternyata benar kepala satpam memalsukan spermanya, ini jalan masuk awal dengan pemalsuan barang bukti . kedua hasil dari test kebohongan, kepala satpam hasilnya terindikasi bohong  dari awal mau diperiksa tanda -tanda kebohongan sudah nampak dengan mengulur - ngulur waktu pemeriksaan. Point ketiga Kita sudah dapat mengkaitkan alat untuk membunuh korban dengan pelaku  dengan ditemukannya tali platik di rumah saksi , jenis dan warna sama,  diameter dan kemiringan tali yang di TKP dan di rumah kepala Satpam kalau di lekatkan tepat sama /match , ilmu tool mark, maka dari penyelidikan ini saya sarankan ke penyidik untuk meningkatkan status kepala Satpam dari saksi menjadi tersangka. Motif pembunuhan tolong terus digali , ini penting ,pembunuhan tidak akan terjadi kalau tidak ada motif, karena kalau motif sudah ketemu Kasus terjadi dan  sangat membantu nanti didalam melakukan interogasi" demikian penjelasan dari pak Jadik
Pak Makmur memberikan saran pada diskusi di ruang Reskrim, "saran untuk pemeriksaaan kebohongan selain nanti saya mengirimkan laporan hasil pemeriksaan , saya nanti sebelum balik ke jakrta , di periksa sebagai Saksi Ahli didalam Berita Acara Pemeriksaan  supaya saya nanti tidak mbolak balik jakarta papua selain jauh, menghabiskan uang jalan kelakar Makmur, moga moga cepat dibangun Forensik di Papua  celetukan dari penyidik , yang kedua  dibuat juga Berita Acara Pemeriksaan  olah TKP kemajuan ".