Lab Forensik Markas Besar  mengirimkan dua orang petugasnya untuk mendukung pengungkapan kasus  ini ,  yang dikirim mayor Jadik dan yuniornya lettu  Makmur. Mayor jadik seorang yang berpengelaman melakukan olah TKP dilapangan dan sudah sering mengungkap kasus kasus besar, orangnya tegas dan keras hobynya rajin membaca dan sering memberikan pembelajaran kepada yuniornya manakala dilapangan. Lettu Makmur seorang perwira yang belum terlalu pengalaman sering diajak kelapangan oleh Mayor Jadik, lettu Makmur  seorang pendengar yang baik  dan keinginan belajarnya tinggi sehingga sering diajak kelapangan oleh Mayor Jadik.
Mereka berangkat dari Jakarta Pk 11 malam dan sampai di Sentani  Jaya pura sekitar Pk 7 Pagi, di Sentani sudah di jemput oleh tim dari Polda Papua, langsung diantar ke hotel untuk beristirahat. Makmur sudah membayangkan mau istirahat, perjalanan hampir 6 jam duduk dipesawat terasa ngantuk dan punggung pegel pegel ,  sesampainya di hotel, "Mur sini bawa catatan Kita  koordinasi dengan penydik di loby,jangan lupa pesan kopi juga", waduh gak bisa istirahat ini gerutu Makmur dalam hati . Penyidik menerangkan anatomi kasus  , waktu kejadian, penyebab kematian, kemudian  pak Jadik bertanya kepada penyidik " penyebab kematiannya apa?, kira kira jam kematiannya pukul berapa?barang bukti yang mengkaitkan dengan pelaku? Motifnya ?Apakah ada barang barang yang diambil?"
Pertanyaan pertanyaan dari pak jadik banyak yang belum bisa terjawab oleh penyidik , di dalam kamar hotel pak jadik mengeluh " Kenapa sidik jari tidak dioptimalkan ya mur, padahal sidik jari itu kekuatannya sama dengan DNA, pada saat itu DNA belum berkembang, Kamu tadi  mendengarkan penjelasan dari penyidik , foto jejak sepatu tidak di foto dan dieliminasi dengan yang hadir, penyidik hanya mengejar kesaksian terus padahal barang bukti itu tidak pernah bohong manusia yang bisa bohong". Kalimat terakhir itu yang sering didengung dengungkan oleh pak Jadik sampai  hafal titik komanya.
Besoknya dengan dijemput oleh penyidik  Pak Jadik dan Makmur  diajak sarapan di dekat danau Sentani, duduk di warung makan sambil melihat pemandangan danau Sentani yang bersih dan banyak keramba keramba budi daya ikan air tawar ,  angin berembus terasa sejuk , di depan meja Kita sudah terhidang ikan mujair digoreng kering,tahu dan tempe,  oseng oseng bunga papaya , sambel, nasi masih panas, wah nikmat sekali . Setelah selesai sarapan, bergerak menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP)yang lokasinya tidak terlalu jauh dari danau Sentani.
Di lokasi kejadian  pada komplek perumahan BUMN,  police line masih menyilang di pintu masuk rumah sebagai penanda bahwa  masih dalam pengawasan kepolisian, penyidik turun mendahului membuka pagar, menggulung police line dan membuka pintu depan. "Mur kamu ambil foto dari depan rumah dulu, kemudian baru masuk kelokasi TKP setelah itu ke posisi korban" pak Jadik memberikan perintah. Suasana didalam rumah kotor berdebu banyak bekas telapak sepatu , malah ada beberapa puntung rokok di dalam ruangan serta beberapa gelas bekas kopi. Pak jadik raut mukanya seketika berubah kelihatan tegang dan muram "Ah ini TKP sudah terkontaminasi " bergumam sendiri .
Setelah mengamati TKP, pak Jadik bertanya ke penyidik"bagaimana sidik jari , dapat? Sidik jari sudah bercampur pak dan sulit mengeliminasi karena banyak orang yang masuk ke TKP. Jawab penyidik". Pak jadik pikirannya mengembara sendiri membayangkan betapa terbantunya mengungkap kejahatan kalau Indonesia mempunyai data sidik jari secara nasional."penyidik tolong bawa kesini tali yang dibawa dari TKP, kita rekonstruksi posisi korban perintah pak jadik ke penyidik. Mur kamu foto setiap segmen dari rekonstruksi posisi korban ya, ".
Olah TKP ulang  dan tanya jawab dengan  penyidik berlangsung sampai sore hari sehingga lupa makan siang, kemudian  tim langsung menuju hotel untuk istirahat. Pak Makmur setelah mandi menuju Resto hotel mau minum kopi dan tidak pernah  lupa  merokok, ternyata disitu sudah ada pak jadik dengan segelas kopi dan menyedot  rokok filternya kelihatan  nikmat sekali, wah ini bakalan diskusi lagi pikiran Makmur , "Sore pak jadik , sudah ngopi . ini mur sudah , silahkan pesan  kopi , duduk sini lho Mur  jawab pak jadik. Makmur  menurutmu siapa yang kamu curigai sebagai pelaku  pumbunuhan ini? Yang jelas tidak ada barang-barang yang hilang, motif perkosaan ? tidak ada sperma divagina korban , dendam ? suami korban? Hasil informasi dari penyidik dan tetangga korban , mereka rukun ,jarang terdengar pertengkaran " pak  jadik membuka diskusi dengan serentetan pertanyaan  yang suka atau tidak suka itu berarti lawan bicaranya harus memberi tanggapan,  kalau tidak, akan ditegur dan susulan omelan  yang memerahkan telinga.
 "Pak kemungkinan besar pembunuhan sesuai hasil olah TKP, anatomi kasus  dan  hasil VET,  untuk  pelaku bisa  tukang sayur, soalnya tukang sayur sering ketemu , lama kelamaan bisa timbul keinginan nafsu atau bisa juga  satpam  yang punya akses masuk ke perumahan ".pak jadik mendengar pendapat lettu Makmur hanya manggu-manggut sambil menyedot rokoknya dalam -dalam . "Mur besok siapkan kit darah , kit sperma dan chek peralatanmu untuk tes kebohongan , jangan lupa telpon  penyidik untuk memanggil para satpam, tukang sayur , suami korban juga  dan minta didatangkan tenaga Kesehatan  boleh perawat atau dokter. Seluruh satpam pak sela Makmur,  ya iya jawab pak Jadik ".
Setelah sarapan pagi di hotel,  pak jadik dan Makmur  dijemput kendaraan dari kepolisian resort  meluncur ke markas kepolisian dan langsung menuju ruang penyidikan untuk berkoordinasi dengan para penyidik, kemudian pak Jadik meminta ke penyidik, "tolong perintahkan  perawat mengambil darah para saksi yang sudah dipanggil kemarin, itu  tukang sayur, para satpam termasuk suami korban".Pada saat pengambilan darah pak Jadik mengawasi proses pengambilan dengan seksama. Setelah pengambilan selesai sampel darah dimasukkan dalam ampul sesuai nama di ampulnya. " Mur kamu bagikan ampul kosong yang sudah ada namanya kepada orang orang yang tadi diambil darahnya perintah pak Jadik. Siap pak  jawab Makmur. Setelah semua menerima ampul , pak Jadik memberikan arahan  untuk mengumpulkan sperma dimasukan ke ampul tersebut guna kepentingan penyelidikan, besok dibawa kesini. Lettu Makmur memberikan saran,  mohon ijin mengingatkan kepada penyidik untuk melengkapi Berita Acara pengambilan sampel darah dan sperma,siaap "jawab penyidik.
 Malam itu, setelah mandi  pak Jadik dan Lettu Makmur tidak bisa langsung istirahat karena melakukan test sampel  darah yang siang tadi  diambil dan melakukan pencatatan  hasil dari masing masing sampel tersebut.Selesai sekitar pukul 9 malam kemudian minum teh panas sambil ngobrol-ngobrol ringan . lettu Makmur bertanya ke Pak Jadik "Pak apa tujuan kita mengambil sampel darah dan sperma kemasing masing para saksi ini ,jawab pak Jadik, yang penting kamu siapkan tugasmu laksanakan test kebohongan ke semua saksi itu , setelah itu nanti kita diskusi", Lettu Makmur makin penasaran kemana arah penyelidikan pak Jadik ini .  Â
Pagi pagi setelah sarapan di hotel bersama penyidik menuju markas kepolisian resort , suasana sunyi  terdiam semua di mobil,  agak kurang ceria, kasus masih gelap belum ada tanda tanda siapa pelakunya. Sesampainya,di resort sudah menunggu para saksi yang kemarin di minta mengumpulkan sperma, dengan sigap pak jadik mengumpulkan ampul ampul tersebut dan disimpan di tas kit."mur sekarang giliranmu lakukan test kebohongan" perintah pak jardik. Lettu Makmur mulai membagikan form persetujuan uji kebohongan kepada para saksi  untuk ditandatangani.